Mohon tunggu...
Ilman Nur Alam
Ilman Nur Alam Mohon Tunggu... Tutor - When diplomacy ends, war begins!

International relations enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi Prabowo - Gus Muhaimin akan Menang Pilpres 2024, Ini Syaratnya!

5 September 2022   13:55 Diperbarui: 5 September 2022   14:09 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Gus Muhaimin Iskandar (kanan) di Kartanegara, Jakarta pada hari Sabtu (18/6/2022).

Namun, perolehan suara PKB menyusut menjadi hanya 11,99 juta suara (10,56%) suara sah nasional pada Pemilu 2004. Perolehan suara PKB bahkan merosot menjadi tinggal 5,15 juta suara (4,95%) suara sah nasional pada Pemilu 2009. Alhasil, kursi yang diperoleh PKB juga merosot menjadi hanya 28 kursi (5%). 

Perolehan suara PKB berhasil meningkat menjadi 11,29 juta suara (9,04%) pada Pemilu 2014. Jumlah tersebut kembali bertambah menjadi 13,57 juta suara (9,69%) suara sah nasional pada Pemilu 2019. Dengan naiknya perolehan suara, jumlah anggota DPR dari PKB juga bertambah menjadi 58 orang (10,09%) dari total 575 orang untuk periode 2019-2024. 

Artinya, PKB saat ini memiliki modal besar 13,57 jutaan pemilih setia dibangku legislatif. Ini dibangku legislatif ya, kalau soal Pilpres tentu statistiknya bisa berubah.

Oleh karenanya, koalisi yang dibangun oleh Pak Prabowo Subianto dan Gus Muhaimin Iskandar, kalau secara konsep pemenangan Pilpres sudah sangat strategis. Pak Prabowo mewakili golongan abangan atau nasionalis, Gus Muhaimin mewakili golongan religius. 

Dengan kata lain, menurut analis pengamat, koalisi ini nantinya yang akan memenangkan pilpres 2024 tapi dengan satu catatan. Hanya satu catatan! Apa itu? Tokoh-tokoh NU seperti Kiayi Aqil Siradj, Bu Khofifah Indarparawansa, dan Ketua Umum PBNU harus dikunci terlebih dahulu. 

Mengapa harus dikunci? Kalo tidak dikunci ya bisa ditikung dengan PDIP. Hehe... Sebab Bu Megawati sudah paham betul dengan formasi pemenangan Pilpres di atas. Yuk coba kita flashback sebentar di Pilpres 2019. Dulu planning awal cawapres pak Jokowi sebenarnya adalah pak Mahfudz MD. Pak Mahfudz tokoh NU. 

Tetapi pak Mahfudz dinilai masih kurang bisa menyasar masyarakat bawah, maka diambilkan lah pak Kiyainya langsung, yaitu KH Maruf Amin. Kemudian di pilpres 2004, dulu cawapres pak SBY adalah pak Jusuf Kalla (JK). Pak JK sebenarnya basic nya pengusaha tapi NU dan jasanya untuk NU sangat banyak. 

Ditambah lagi, ayah pak JK, Haji Kalla adalah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) di Sulawesi Selatan. Ayah Jusuf Kalla pernah menjadi Bendahara NU di Sulawesi Selatan dan Bendahara Masjid Raya Makassar, Sulsel selama kurang lebih 30 tahun.

Sekali lagi, PKB yang dinahkodai oleh Gus Muhaimin adalah kunci pemenangan Pilpres tahun 2024. Namun demikian, Gus Muhaimin dan kawan-kawan harus benar-benar dapat mensolidkan barisan untuk mengamankan basis masanya dan tokoh-tokoh sentral NU. Sebab, dengan mendeklarasikan lebih awal koalisi dengan Partai Gerindra, menjadikan lawan politik juga memiliki kalkulasi strategis. 

Artinya, lawan politik akan mengambil pilihan-pilihan rasional lain yang mungkin untuk mengalahkan kekuatan masa koalisi Gerindra-PKB. Salah satunya yang mungkin dilakukan dan biasa dilakukan adalah dengan memecah basis suara yang ada.
Keluar dari pembahasan koalisi Pak Prabowo dan Gus Muhaimin sebentar, ke pertanyaan bagaimana kalo duet antara pak Ganjar Pranowo dengan Pak Anies Baswedan. Secara konsep, koalisi yang dimaksud sudah tepat, Pak Ganjar nasionalis, pak Anis religius. 

Pak Ganjar massa dari kalangan nasionalis atau abangannya sangat besar. Kita sama-sama tahu biasanya obrolan dengan kuli-kuli atau tukang-tukang becak, “Jawa Tengah iku kandang banteng, ojo macem-macem”. Artinya, Jawa Tengah itu kandangnya banteng, jadi jangan macam-macam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun