Mohon tunggu...
Ilma zahrotunnaili
Ilma zahrotunnaili Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya

:)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membangun Desa dengan Konsep "Smart Village"

6 November 2018   23:37 Diperbarui: 6 November 2018   23:47 4948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa merupakan unit terkecil dalam sistem pemerintahan. Desa memiliki peran yang sangat penting untuk pembangunan nasional. Membangun desa berarti juga memulai untuk pembangunan nasional. Terdapat banyak program-program dari pemerintah pusat yang bertujuan untuk mendorong percepatan pembangunan kawasan pedesaan. 

Namun, program-program yang dibuat oleh pemerintah pusat hasilnya masih belum terlihat jelas dalam upaya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Penyebab hal ini salah satunya adalah adanya penyebaran sumber daya ekonomi yang tidak merata antara kawasan pedesaan dan perkotaan.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas penduduk miskin berada di daerah pedesaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya inovasi pembangunan desa untuk lebih memajukan dan mengembangkan potensi desa dengan tujuan menyejahterakan masyarakatnya dan sebagai upaya untuk meningkatan pembangunan nasional, utamnya pembangunan ekonomi di tingkat nasional. 

Salah satu inovasi yang cukup terkenal akhir-akhir ini untuk lebih memajukan desa adalah dengan konsep Smart Village. Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep Smart City yang lebih dulu dikenal di masyarakat. Konsep Smart City yang telah ada tidak bisa diterapkan di desa, karena konsep ini memang lebih cocok diterapkan di kota, serta antara kota dan desa memiliki karakter yang berbeda, sehingga kemudian muncul konsep Smart Village yang diterapkan di desa. 

Pada dasarnya, konsep Smart Village merupakan sebuah konsep bagaimana suatu desa dapat menyelesaikan berbagai permasalahannya dengan cerdas.

Konsep Smart Village juga harus didukung oleh beberapa komponen agar penerapannya mampu memberikan dampak positif dan maksimal. Komponen tersebut antara lain Smart Institution, Smart Infrastructure, Smart Service Delivery, Smart Technology and Innovation, dan Smart Societis. Untuk menjalankan segala komponen tersebut dengan baik, dibutuhkan dukungan dan kerjasama yang baik satu sama lain. 

Selain itu, dalam mewujudkan desa dengan konsep Smart Village, pemerinta desa ataupun masyarakat desa itu sendiri membutuhkan bantuan beberapa elemen penting seperti organisasi sosial, petani, buruh, dan perusahaan-perusahaan kecil ataupun besar.  

Membangun desa dengan konsep Smart Village  tidak hanya berfokus pada penerapan kecanggihan teknologi di suatu desa, tetapi ada hal yang lebih utama, yaitu lebih kepada bagaimana konsep ini mampu mengubah kondisi masyarakatnya menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera, menumbuhkan kesadaran di masyarakat akan pentingnya sebuah inovasi dalam usaha kecil yang berpotensi untuk menciptakan kewirausahaan, dan meningkatkan kualitas pelayanan di desa agar lebih mampu memberikan kenyamanan dan kepuasan pada masyarakat. 

Selain itu, kunci dari suksesnya konsep Smart Village adalah dengan menambah pengetahuan masyarakat desa melalui pendidikan dan pengembangan keterampilan. Dengan adanya Smart Village ini, peran pemerintah desa akan lebih dioptimalkan dengan tujuan agar dapat mengelola sumberdaya desanya secara efektif, efisien, dan sustainable. 

Pusat pelaksanaan Smart Village dapat dilaksanakan di kantor desa atau balai desa, sehingga kantor desa atau balai desa akan terus didatangi masyarakat yang kemudian hal ini juga akan berdampak baik untuk hubungan antara warga desa dan pemerintah desa, dan kantor desa atau balai desa diharapkan juga bisa berfungsi sebagai rumah kreatif warga atau dapat dikembangkan menjadi tempat Citizen Sourcing, yaitu tempat yang menfasilitasi masyarakat untuk memberikan ide atau inovasi yang dapat dikembangkan di desanya.

Dalam penerapan Smart Village pun terdapat beberapa kendala, utamanya kendala ekonomi, karena memang dibutuhkan biaya yang besar untuk membeli segala peralatan canggih yang dibutuhkan. Selain itu, juga terdapat kendala dari sisi sumber daya manusia,  karena di desa masih banyak orang yang memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yang kurang, sehingga harus mendatangkan para ahli atau pakar dan itu tentunya juga membutuhkan biaya yang cukup banyak. 

Namun, segala kendala yang ada jika dihadapi dan diatasi bersama dengan segala usaha yang maksimal, dan niat yang kuat untuk mewujudkan desa yang cerdas yang lebih mampu menyejahterakan masyarakatnya tidak akan terlalu sulit untuk dilewati.

REFERENSI

Anonim. "SMART VILLAGE". Diakses pada 06 November 2018 pukul 19.30, melalui web http://www.sccic.id/research/smart-village/

Alamijaya, Januar. "Smart Village: Inovasi Pembangunan Desa". Diakses pada 06 November 2018 pukul 23.15, melalui web http://kaltim.tribunnews.com/2017/02/24/smart-village-inovasi-pembangunan-desa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun