Mohon tunggu...
Ilman Maulana
Ilman Maulana Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Islam Dilarang Memilih Jokowi?

30 Mei 2014   03:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:58 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setidaknya selama 3 minggu berturut-turut, khutbah jumat di daerah rumah saya adalah seputar isu pencapresan, dan sayangnya isinya suka diselipkan kata-kata yang memojokkan capres yang dituduh-tuduh sebagai non-muslim.

Sebelum saya memulai kepada isi, perlu saya katakan, saya adalah muslim dan agama saya tidak menyarankan untuk berbuat tidak adil walaupun ke yang berbeda agama. Dan artikel ini adalah pembuktian atas hal itu, dan sebagai saran kepada ummat muslim untuk tidak salah mengutip alquran dan malah digunakan untuk kepentingan politik tertentu.

Kebanyakan ustad yang berkhutbah mengenai isu pencapresan ini mengutip quran surat al-maidah

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."
http://quran.com/5/51


Setiap umat muslim wajib hukumnya mengakui bahwa apa yang dikatakan di quran adalah benar, dan harus berusaha mengikutinya. Tapi benarkah quran berkata seperti itu?

Saya jawab, tidak, sepertinya adanya kekeliruan dalam penterjemahan quran kedalam bahasa indonesia.

Untuk membuktikannya bukalah link quran online internasional berikut, http://quran.com/5/51, pilihlah terjemahan sahih international, indonesia dan malaysia.

Berikut ini adalah terjemahan ayat tersebut dalam bahasa inggris dan malaysia:

Sahih International
"O you who have believed, do not take the Jews and the Christians as allies. They are [in fact] allies of one another. And whoever is an ally to them among you - then indeed, he is [one] of them. Indeed, Allah guides not the wrongdoing people.""
Malay
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani itu sebagai teman rapat, kerana setengah mereka menjadi teman rapat kepada setengahnya yang lain; dan sesiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman rapatnya, maka sesungguhnya ia adalah dari golongan mereka itu mereka itu. Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang berlaku zalim."


Aneh rasanya kenapa di bahasa lain tidak ada menyebutkan kata-kata pemimpin?

Kata yang salah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia adalah "awliyaa", shahih international menerjemahkan kata tersebut sebagai "allies", bahasa malaysia menerjemahkan kata tersebut sebagai "teman rapat", saya sendiri merasa terjemahan yang pantas untuk kata tersebut dalam bahasa indonesia adalah "sekutu".

Lalu terjemahan yang mana yang benar?

Untuk mengetahuinya kita perlu tau kejadian yang menjadi penyebab turunnya ayat ini dimasa laluDan kalian pasti juga tahu bahwa suatu ayat turun bedasarkan suatu kejadian, dengan kata lain, ada asbabun nuzulnya.

Saya lampirkan asbabun nuzulnya pada bagian akhir, yang akan saya bahas disini adalah bagaimana seharusnya ummat islam menyikapi ayat tersebut dan bagaimana ummat islam seharusnya bersikap pada non muslim.

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.""
http://quran.com/60/8
"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
http://quran.com/60/8


Ingatkah kalian bahwa Nabi Muhammad SAW dibesarkan oleh pamannya yang non-muslim, dan betapa pamannya telah melindungi beliau dari tekanan orang-orang kafir mekkah saat itu. Sejatinya sikap ummat muslim yang diperintahkan di alquran dan dicontohkan nabi adalah berbuat baik dan adil pada sesama. Kita tidak boleh memusuhi jika tidak dimusuhi.

Asbabun Nuzul QS. Al-Maidah Ayat 51 tersebut adalah sebagai berikut:

Banyak ahli tafsir quran menyatakan bahwa ayat ini memiliki hingga tiga kemungkinan alasan untuk turunnya wahyu. Salah satu yang paling disetujui adalah bahwa,

Setelah umat Islam telah diusir dari rumah mereka dan dianiaya karena iman mereka oleh orang-orang kafir Mekah, mereka membuat rumah baru mereka di kota Madinah, di mana Nabi Muhammad SAW membentuk perjanjian saling menghormati dan toleransi beragama dengan Ahli Kitab yang sudah tinggal di sana. Setelah komunitas Muslim yang baru lahir dan tumbuh menjadi lebih kuat dan bertahan dari kritis eksistensi dari orang-orang kafir Mekah pada perang Badar, lalu terungkap bahwa para pemimpin politik dari beberapa suku non-muslim di Madinah, telah mulai untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin Mekah yang mengajak untuk melanggar kesepakatan untuk saling melindungi bersama dengan umat Islam dan berbalik melawan ummat mustlim dalam konfrontasi berikutnya bersama-sama dengan orang-orang kafir .

Salah satu sahabat yang setia pada ummat Islam adalah, Ubadah bin Samit R.A, dia secara publik membatalkan semua aliansi pribadinya dengan pemimpin non-muslim madinah yang mengkhianati ummat muslim saat itu.

Sedangkan pemimpin munafik, Abdullah bin Ubay, yang tidak setia kepada umat Islam tetapi berpura-pura menjadi salah satu dari mereka, menyatakan bahwa ia tidak akan membatalkan aliansi dengan orang-orang yang mengancam ummat muslim, karena jika umat Islam pernah kalah dari musuh-musuh mereka, hubungan pribadinya akan menyelamatkannya dari penganiayaan apapun sementara orang-orangnya bisa menderita.


http://seekersguidance.org/ans-blog/2009/09/07/friendship-with-non-muslims-explaining-verse-551/

Dari kejadian tersebut jelas sekali bahwa tidak ada konteks memilih pemimpin pada kejadian tersebut. Maka dari itu saya berpendapat bahwa terjemahan Al-quran versi indonesia kita keliru. Dan tidak sepantasnya terjemahan yang salah tersebut dikutip untuk kepentingan politik tertentu

tambahan: Saya tidak dapat menemukan link online tafsir imam al qurthubi, dan tidak pula saya punya buku tafsir versi beliau. Tapi berikut ini tafsir-tafsir yang saya dapatkan dari ulama-ulama lain salah satunya ibnu katshir. Yang intinya adalah sesuai dengan terjemahan versi shahih international

Tafsir Ibnu Katshir

http://www.qtafsir.com/index.php?option=com_content&task=view&id=768&Itemid=60#1

Tafsir Ibnu Abbas

http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=2&tTafsirNo=73&tSoraNo=5&tAyahNo=51&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2

Tafsir Kashf Al-Asrar

http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=4&tTafsirNo=109&tSoraNo=5&tAyahNo=51&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2

Tafsir Al-Jalalayn

http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=1&tTafsirNo=74&tSoraNo=5&tAyahNo=51&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun