Sebuah prakarsa baik telah di tuangkan dalam kegiatan Proyek Kepemimpinan yang dilaksanakan oleh tujuh mahasiswa PPG Prajabatan Universitas PGRI Semarang. Kegiatan yang diprakarsai tersebut terlaksana tepatnya hari Kamis, 18 Mei 2023 dengan melibatkan Ibu-Ibu PKK RT 02/RW 04 Kelurahan Karangturi, Kecamatan Semarang Timur.Â
Prakarsa yang digagas oleh tujuh mahasiswa ini adalah Gerakan Menanam Tanaman Obat Keluarga. TOGA atau yang lebih dikenal tanaman obat keluarga ini juga banyak bermanfaat untuk penyembuhan dan pengobatan. Tanaman obat ini juga dapat dibudidayakan sendiri di rumah atau biasa disebut dengan apotek hidup.Â
Gerakan menanam tanaman obat keluarga (TOGA) atau biasa disebut dengan apotek hidup merupakan kegiatan budidaya tanaman obat di halaman rumah atau pekarangan sebagai antisipasi pencegahan maupun mengobati secara mandiri menggunakan tanaman obat yang ada.Â
Berkaitan dengan penanaman tersebut, menariknya ketujuh mahasiswa diantaranya Aldika Muhammad Arif, Ana Rofatul Lutfiyah, Ilma Ludvitasari, Isbat Dzikril Anam, Ma'rifatul Layliyah, Nur Himatul Munawaroh, dan Sapthania Elsyavalia, dengan memanfaatkan lahan yang terbatas dalam melakukan penanaman TOGA agar dapat dimanfaatkan ataupun bernilai komersial khususnya bagi Ibu-Ibu PKK Kelurahan Karangturi.
Bertemu dengan Ibu Sri Kinarsih selaku Ketua RT 04/RW 02 yang menyambut kedatangan dan mendukung prakarsa dengan sangat baik, mulai dari mengkoordinasikan prakarsa dengan Ibu-Ibu serta mendukung penuh kegiatan penanaman agar dapat dilestarikan untuk dibudidayakan sendiri. beruntungnya, dalam pelaksanaan penanaman Ibu-Ibu PKK sangat antusias dan tertarik untuk mempelajari berbagai jenis tanaman obat keluarga ini.
Jenis tanaman yang diusung oleh mahasiswa seperti jahe merah, kunir, kunci, kencur, temu lalap, temu ireng, temu lawak, lengkuas, kumis kucing, benih kangkung serta benih bayam.Â
Tahapan pelaksanaannya dimulai dari melakukan perizinan pada Ketua RT setempat, kemudian sosialiasi atau penyuluhan pemanfaatan tanaman obat keluarga dengan cara-cara yang efektif yaitu memanfaatkan pekarangan rumah, lalu Praktik secara langsung dengan Ibu-Ibu PKK dibantu oleh mahasiswa.Â
Hasil yang diharapkan oleh ketujuh mahasiswa tersebut adalah agar khususnya Ibu-Ibu PKK mengetahui manfaat penggunaan tanaman obat keluarga yang diintegrasikan dalam memanfaatkan nilai-nilai ekonomis dan tingkat aman dari tanaman obat keluarga. Selain itu, Ibu-Ibu PKK juga dapat mengurangi pengkonsumsian obat kimia yang memiliki efek jangka panjang bagi tubuh mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H