Dari beberapa hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa program pemberdayaan pelatihan berbasis keterampilan dan motivasi spiritual dengan program “MOSI CARE” merupakan solusi untuk lebih menyejahterakan masyarakat kawasan prostitusi Saritem khususnya para eks tuna susila. Sebab tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan motivasi kepada para eks tuna susila agar mereka bisa benar-benar keluar dari dunia prostitusi dan memberikan pemahaman mengenai keagamaan serta terhadap potensi-potensi yang mereka miliki sehingga diharapkan dapat meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat Saritem yang lebih berkembang dan juga kreatif dengan berlandaskan keagamaan. Program ini juga dirancang dengan mempertimbangkan potensi SDM masyarakat Saritem khususnya eks tuna susila yang memiliki keterampilan mumpuni sehingga apabila dikembangkan dapat memiliki daya saing tinggi dengan daerah lainnya dan akan memberikan pekerjaan yang lebih menjanjikan di masa depan apabila diberdayakan dan dikembangkan.
Maka dari itu, beberapa saran dari penulis menyatakan bahwa kawasan yang strategis Jalan Saritem yang berada di pusat kota perlu dimaksimalkan dalam menunjang pemberdayaan pelatihan motivational-spiritual dan creative Saritem. Agar SDM di daerah Saritem ini dapat memanfaatkan potensi daerahnya untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik. Diperlukannya dukungan dari beberapa lembaga terhadap program MOSI CARE, karena pada tahap pra pemberdayaan pun membutuhkan dukungan dan perizinan dari beberapa lembaga pemerintah. Kemudian, Saat adanya sosialisasi masyarakat termasuk kalngan eks tuna susila harus ikut serta dalam kegiatan sosialisasi agar tujuan utama dari pelatihan ini tersampaikan dengan baik. Serta seharusnya ada dukungan dari masyarakat sekitar, khususnya para tokoh masyarakat seperti Ketua RT maupun Ketua RW agar menggugah para eks tuna susila untuk mengikuti sosialisasi yang tidak luput dari pengawasan pemerintah. Serta, dilakukannya monitoring dan evaluasi yang perlu dioptimalkan pada kurun waktu 2 minggu sekali agar setiap harinya dapat terpantau dan terkontrol perkembangan dan kekurangan dalam pelatihan MOSI CARE.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, N. N., & Nasionalita, K. (2018). PENGARUH SOSIALISASI TERHADAP PENGETAHUAN PELAJAR MENGENAI HOAX (Studi Pada Program Diseminasi Informasi Melalui Media Jukrak Di SMKN 1 Pangandaran). CHANNEL: Jurnal Komunikasi, 6(1), 120. https://doi.org/10.12928/channel.v6i1.10217
Alam, D. R. (2016). “Interaksi Germo, PSK dan Masyarakat di Lokalisasi Saritem Kelurahan Kebonjeruk Kecamatan Andir Kota Bandung.” 1–13.
Aminah, N., Devi, N., & Novianda, I. (2019). Peranan Pesantren Darut Taubah Terhadap Lokalisasi Saritem. 1–10.
Fransiska Korompi. (2018). Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Sosiologi, 2(1), 1–29.
Hermanto, Wiyono, B., Imron, A., & Arifin, I. (2015). Analisis Potensi dan Masalah pada Fase Konseptualisasi Pengembangan Model Supervisi Pembelajaran di sekolah dasar inklusi. 14–30.
Khumaidi. (2011). DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI KELOMPOK MASYARAKAT ( POKMAS ) PEREMPUAN BERBASIS MODAL SOSIAL. Muwazah, 3(1), 373–384.