Mohon tunggu...
Ilmaa Ramadhani Sumarlan
Ilmaa Ramadhani Sumarlan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fashion Design Major

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sustainable Fashion: Menggunakan Pakaian Lama dan Kriya Tangan sebagai Media Kreasi di Kala Pandemi

12 Januari 2022   22:52 Diperbarui: 12 Januari 2022   23:53 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fesyen menjadi hal yang begitu besar di kehidupan manusia. Kreatifitas manusia dalam menciptakan berbagai jenis style dan looks membuat roda fesyen berputar cepat. Berdasarkan clothes waste charity TRAID, rata-rata pakaian yang dibeli per orang hanya dipakai hingga 10 kali sebelum akhirnya mendekam di dalam lemari atau dibuang dan berakhir di TPA.

Sebab ini, tercatat industri fesyen menjadi penyumbang polusi terbesar kedua di dunia, dengan rekor menyumbang pakaian bekas sebanyak 300.000 ton pakaian setidaknya per negara.

Sebenarnya, sudah banyak solusi untuk permasalah ini. Beberapa di antaranya adalah menyumbang pakaian lama ke badan amal, thrift store, mengolah kembali pakaian lama, dan lain sebagainya. Berdasarkan data dari IBISWorld, thrift stores di Amerika Serikat memiliki nilai setinggi 14.4 Miliar dollar. 

Pada sisi baiknya, pandemi yang berlangsung sejak awal tahun 2020 telah memperlambat arus fast-fashion. Masyarakat merasa tidak butuh untuk membeli baju secara berlebih mengingat protokol WFH dan jaga jarak, dan harga baju thrifted yang lebih murah dibanding baju baru juga mendorong majunya usaha ini di Indonesia. 

Masyarakat memulai kebiasaan thrifting atau bahkan menggunakan pakaian lama milik pribadi atau milik orang tua sekalipun, dengan banyaknya generasi muda yang memiliki kebanggaan tersendiri menggunakan pakaian bekas.

Salah satu solusi lain untuk masalah ini adalah dengan mengkreasikan pakaian lama menjadi pakaian baru dengan teknik decorative garment. 

Singkatnya adalah dengan memakai pakaian yang sudah tidak terpakai lagi dan mengubah model pakaian seutuhnya atau sekedar mendekorasi pakaian agar up-to-date dengan tren terkini atau sesuai dengan selera sendiri. 

Hal ini memberikan opsi untuk mengurangi pola hidup konsumtif yang sangat sering terlihat di kalangan wanita, dengan membuat sesuatu yang baru dan menarik dari sesuatu yang sudah dimiliki.

Beberapa cara untuk mengkreasikan pakaian lama dan kain perca adalah dengan menggunakan teknik embroidery atau sulam. Berikut adalah contoh hasil rekonstruksi pakaian lama dan kain perca serta hasil kreasi menggunakan teknik embroidery dan beading.

Berikut adalah beberapa ide lain perihal di mana kita bisa mengaplikasikan teknik embroidery . Dalam contoh yang ditampilkan sebagai berikut, media baju yang digunakan merupakan baju bekas dan baju thrifted. 

Sweater thrifted yang direkonstruksi menjadi crop-top dan diberi hasil embroidery di bagian pundaknya. Sumber: arsip pribadi
Sweater thrifted yang direkonstruksi menjadi crop-top dan diberi hasil embroidery di bagian pundaknya. Sumber: arsip pribadi

Outer lama yang diberi hiasan embroidery koi-pond ala Jepang pada bagian punggungnya. Sumber: arsip pribadi
Outer lama yang diberi hiasan embroidery koi-pond ala Jepang pada bagian punggungnya. Sumber: arsip pribadi
Sekarang, walaupun beberapa daerah dan negara mulai terbuka kembali, kebiasaan masyarakat yang diadopsi kala pandemi kian berlangsung hingga  kehidupan back to normal. 

Harapannya kebiasaan ini bisa terus berlangsung, terutama kepada generasi muda. Dengan trend thrifting dan decorative garment, kita bisa mengajak masyarakat untuk meneruskan gaya hidup yang lebih eco-friendly dalam berbelanja fashion-item. 

Dengan dibuatnya artikel ini, semoga bisa lebih membantu untuk menyebarkan inspirasi fashion yang lebih ramah lingkungan dan juga ramah dengan dompet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun