"Jangan marah-marah terus, nanti cepat tua loh!" kamu sering ga sih dengar kalimat itu? Atau jangan-jangan justru kamu yang sering dapat kalimat itu? Hayooo jujurrr!. Sebenarnya kenapa sih kita bisa marah? Kenapa orang lain bisa sabar tapi aku mudah marah yaa?. Untuk menjawab pertanyaan itu, yuk simak artikel ini!
Marah ada pengertian tersendiri menurut psikolog terdahulu, apa sih itu?, jadi, marah adalah salah satu emosi yang dianugrahkan pada manusia dan salah satu emosi yang harus bisa kita kendalikan. Blackburn dan Davidson (1994), mendefinisikan emosi marah sebagai emosi yang ditandai dengan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik dan perasaan tidak suka yang kuat.
Faktor penyebab kita marah:
Menurut Mulyono (2006) faktor penyebab kita mudah marah ada dua faktor, yaitu fisik dan psikis. Contohnya seperti berikut:
- Mudah marah dari faktor fisik
1. Terlalu lelah
Ketika kamu sudah melakukan aktivitas seharian. Respon tubuh kamu akan memberi sinyal untuk memerlukan istirahat. Maka dari itu, kamu akan lebih sensitif jika diganggu dan akhirnya mudah terpancing emosi marah.
2. Kurangnya zat-zat terntu dalam tubuh
Contohnya ketika kita kekurangan zat asam, maka kita akan merasa lelah dan lesu sehingga mudah marah. Solusi untuk kasus ini kamu bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan zat asam agar kebutuhan asam dalam tubuh kamu terpenuhi.
3. Hormon kelamin
Contohnya seperti wanita yang sedang menstruasi ataupun mens dapat lebih mudah marah. Makanya kamu jangan cari masalah dengan pacarmu kalau dia sedang menstruasi yaa, yang ada kamu akan celaka!, hahahaha.
- Mudah marah dari fakor psikis
Faktor psikis yang menimbulkan emosi marah berkaitan erat dengan kepribadian seseorang yaa. Hal ini terutama disebabkan oleh konsep diri yang salah. Konsep diri itu apa siih? Konsep diri yang salah adalah anggapan seseorang terhadap dirinya sendiri yang tidak sesuai dengan kenyataan sehingga konsep diri yang salah akan menghasilkan pribadi yang tidak seimbang dan tidak matang, beberapa contoh self concept menurut jurnal psikologi tahun 2014:
Rasa rendah diri (MC= Minderwaardigheid Complex), kondisi di mana kamu menilai dirimu sendiri lebih rendah dari kenyataan. Ini terjadi ketika kamu yang merasa Minderwaardigheid Complex sering kali merasa tidak mampu, tidak berharga, atau tidak pantas.
Sombong (Superiority Complex), kondisi di mana kamu menilai dirimu sendiri lebih dari kenyataan yang sebenarnya. Ini terjadi ketika kamu yang Superiority Complex sering kali merasa lebih baik dari orang lain, merasa superior, atau merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus.
Egoistis atau terlalu mementingkan diri sendiri (egoism), kondisi di mana kamu hanya mementingkan dirimu sendiri. Orang yang egoism sering kali tidak peduli dengan perasaan atau kebutuhan orang lain.
- Dampak dari emosi marah
Emosi marah dapat berdampak negatif bagi individu maupun orang lain lohh, baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun ekonomi. Marah juga dapat menjadi pemicu agresi yang mengarah pada tindak kriminal.
Maka dari itu, kita harus bisa mengendalikan emosi marah agar tidak merugikan diri ataupun orang sekitar. Manusia yang memiliki mental yang sehat dan kondisi kejiwaan yang baik akan dapat mengontrol emosinya. Sebaliknya, orang yang sedang mengalami tekanan, stres, depresi, atau merasa terluka akan lebih mudah terpancing emosi dan mudah marah. Â
Marah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi berbahaya, karena dapat dengan mudah meningkat dari sikap menjadi tindakan. Marah dapat mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri dan dapat menjadi penyakit jiwa.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan kenapa sih kamu bisa atau mungkin sering marah, sekarang yuk kita berlatih untuk bisa mengontrol emosi!.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI