Di usiaku yang kian menua
Kuberlutut menantang mentari
Membakar sekujur tubuhku
Menyisakan peluh berbalut kenistaan hingga ke ujung serabut akarku
Di usiaku yang kian menua
Tak banyak hal yang kuresapi
Selama perjalanan menyusuri jalan panjang kehidupan ini
Inilah balada sang anggrek liar
Tiada tempat yang halal bagiku untuk bernaung
Menempel di pohon besar pun haram bagiku
Tak ada satupun yang menaungi
Oh..
Pahit getir rasanya hidup beralaskan ketidakpastian
Menempel kian kemari pada banyak pohon silih berganti
Tiada tempat, tiada tujuan, tiada perlindungan
Berbalut luka pedih sebagai bunga yang terbuang
Wahai sang Pemilik Semesta
Adakah setitik cahaya terang petunjuk Mu kemana aku harus berlabuh
Adakah segurat lentera penerang sebagai penunjuk dimana tempatku di muka bumi ini
Agar ada tempat bagiku untuk bersandar
Agar ada pohon yang halal Kau berikan untukku sebagai tempat bernaung
Tiada henti kupanjatkan doa pada Mu Sang Penguasa Langit Bumi
Menantikan jawaban takdir Mu hingga di ujung sisa usiaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H