Mohon tunggu...
ILLINIA RIYADI
ILLINIA RIYADI Mohon Tunggu... -

I'm economic researcher

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Ucapan

4 Maret 2014   20:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mengucapkannya laksanapasir putih yang berbisik pada buih di lautan

Sendu, lembut, tak terasa, namun ada

Membahana di seluruh sanubariku

Namun tak terdengar tenggelam oleh sayup-sayup kebingaran dunia

Aku mengucapkannya pada angin yang berhembus di sekitarku

Menyatu dan terbang menjadi partikel-partikel kecil bersama udara

Berharap kelak udara itu kau hirup

Dan membekas di hatimu yang terdalam

Bukan karena aku takut atau tak yakin dengan hatiku

Namun karena aku tak tahu cara lain mengungkapkannya

Ucapanku ini tak sebanding dengan semesta yang memujamu

Maka, aku pun memilih melenggang pergi

Mengucapkannya sesederhana mungkin meski ku tahu kau tak akan pernah tahu

Kesederhanaan itu yang membuat rasaku berbeda dari lainnya untukmu

Puisi ini satu-satunya jalanku menuju hatimu

Membentangkan jalan setapak menuju pelukanmu

Sebuah impian semu yang tak pernah ada

Goresan harap yang tak pernah punya makna

Rangkaian kata yang hanya buaian belaka

Namun dengan kekosongan itulah aku bertahan hingga detik ini

Kekosongan yang membunuh, namun sekejap memberikan warna dalam tiap hariku

Aku mengucapkannya

Tapi kau tak pernah tahu

Aku mengatakannya

Tapi kau tak pernah mendengar

Aku pergi

Dan kau pun pergi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun