Mohon tunggu...
Ilhanisya Shevafuxiana
Ilhanisya Shevafuxiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030045)

likes to watch movies and read novels.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Usaha Sambal Kemasan Melejit di Masa Pandemi

29 Juni 2021   17:29 Diperbarui: 29 Juni 2021   17:56 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, usaha Ibu Yeni resmi pindah haluan dari pecel lele menjadi fokus untuk memproduksi dan menjajakan sambal. Sambal kemasan sampai saat ini sudah ada banyak variannya, dari sambal teri, sambal terasi, sambal bawang, sambal tongkol, sambal pete, dan juga sambal cumi.

Saat awal memakai kemasan botol itu karena pengalaman Ibu Yeni mendapat pesanan untuk dibawa ke luar kota Jogja. Jadi, beliau melihat dulu bagaimana dan cara pengemasan botol yang bisa awet, tahan lama, dan juga menarik dari forum UMKM seluruh kecamatan. Disitu beliau mendapat pelatihan packaging, pemasaran, dan administrasi. Kemudian juga mencari izin untuk berjualan sampai ke MUI.

Untuk proses pembuatannya, Ibu Yeni memakai cabai rawit dan cabai keriting.

"Cabainya itu dipetik to, terus dicuci, langsung digoreng. Jadi dari awal proses menggunakan minyak, nggak pake air. Jadi langsung digoreng, kemudian ditiriskan terus dicoper. Coper itu dicincang, jadi mboten diblender. Setelah itu dimasak kembali sampe tanak, kira-kira 3-4 jam dengan api kecil. Seperti itu... Karena kalau menggunakan api yang besar, nanti saat belum matang malah jadi gosong. Jadinya kurang awet, makanya harus pake api kecil" jelasnya.

Selama pemilihan cabai, Ibu Yeni memilih cabai dengan kualitas yang paling baik, beliau akan membuang cabai apabila cabai telah busuk hingga cabai yang berulat. Menurutnya, cabai yang terbaik adalah cabai yang memiliki kulit permukaan yang mulus dan mempunyai biji cabai yang utuh serta tidak berair.

Sambal kemasan ini bisa bertahan sampai 6 bulan. Keunggulan dari sambal kemasan ini adalah rasanya tidak akan berubah, minyaknya juga tidak tengik atau bau, serta tahan lama karena tanpa menggunakan bahan pengawet. Jadi tidak perlu khawatir kalau ingin membawanya keluar kota.

Penulis bersama Ibu Yeni (dokpri)
Penulis bersama Ibu Yeni (dokpri)

Hampir tidak ada kendala dalam usaha yang Ibu Yeni jalankan tersebut. Kesabaran dan ketelatenan adalah kuncinya. Sambil tertawa kecil Ibu Yeni berkata, "Ya kalau kedepannya sih pengen tambah laris lagi, kemudian bisa menyerap tenaga kerja, terus bisa menambah penghasilan... ya begitu aja"

Ibu Yeni menuturkan bahwa jika ingin memulai usaha harus mempunyai sikap konsisten, fokus, dan harus siap konsekuensinya. Kemudian juga harus bisa bersaing dengan produk-produk lainnya yang baru serta harus bisa tetap bertahan. Mulailah dari pelaku usaha kecil yang harus bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk bisa mengembangkan produknya. Kuncinya adalah terus mencoba dan pantang menyerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun