Mohon tunggu...
Ilhanisya Shevafuxiana
Ilhanisya Shevafuxiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030045)

likes to watch movies and read novels.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jangan Mudah Percaya, Hindari Barnum Effect

11 Juni 2021   08:04 Diperbarui: 11 Juni 2021   08:11 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kamu pernah menemukan suatu hal yang sangat mirip dengan kondisi pribadi saat ini? Saking herannya, terkadang informasi yang di dapat tersebut langsung dipercaya mentah-mentah. Dalam dunia psikologi, fenomena tersebut dinamakan dengan Barnum Effect.

Teori Barnum diperkenalkan pertama kali oleh P.T. Barnum, seorang entertainer terkenal pada abad ke-19. Paul Meehl merupakan seorang psikologis klinis Amerika yang kemudian mengembangkan teori ini pada tahun 1956. 

Pada saat itu jugalah diciptakan nama resmi dari fenomena psikologis tersebut dengan nama Barnum Effect dalam essainya yang berjudul Wanted A Good Cookbook. Teori Barnum secara resmi dikembangkan lebih lanjut dan diperdalam oleh Prof. Bertarm R. dengan melakukan eksperimen menggunakan tes kepribadian.

Jadi, apa sebenarnya Barnum Effect ini? Barnum Effect adalah fenomena psikologis ketika menganggap deskripsi tentang diri mereka akurat dan seolah dibuat khusus untuk mereka. Padahal, deskripsi tersebut sebenarnya sangat umum dan bisa diterapkan pada semua orang. 

Terlepas dari semua informasi tersebut memang benar, deskripsi itu sebenarnya juga ditujukan secara general atau umum kepada semua orang. Barnum Effect juga bisa disebut dengan Forer Effect.

Efek ini sebenarnya sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Efek psikologis tersebut akan membuat hasil tes kepribadian berdasarkan zodiak, makanan favorit, warna favorit, atau hal yang lainnya seakan sangat cocok dan hanya ditujukan spesifik kepada seseorang. 

Hal serupa juga juga terjadi saat membaca garis tangan, tarot, aura, ataupun hal paranormal lainnya. Hasil tes yang didapatkan sebenarnya juga berlaku untuk orang lain, bahkan bagi seseorang yang mungkin tidak dikenal. Tetapi, efek ini dapat memberikan kesan seolah-olah kamu berbeda dan unik, serta tidak dapat disamakan dengan orang lain.

Barnum effect akan sangat berpengaruh saat menggunakan kalimat-kalimat yang positif, karena setiap orang akan lebih menerima frasa dalam kalimat positif. Sering kali dijumpai frasa negatif diimbangi dengan frasa positif agar dapat diterima oleh khalayak, seperti kalimat berikut ini, "Meskipun kamu memiliki kekurangan dalam hal tersebut, kamu selalu bisa menanganinya dengan sangat baik."

Efek ini terjadi ketika seseorang mempercayai semacam ramalan tentang dirinya. Seperti contohnya ramalan zodiak atau golongan darah yang mengaitkan karakteristik tertentu seseorang. Pada dasarnya para peramal mencoba memanfaatkan sebuah deskripsi untuk membuat setiap orang merasa spesial. 

Sebetulnya, otak mempunyai kecenderungan untuk mengaitkan hal-hal yang umum menjadi sesuatu yang personal. Otak juga secara sadar membuang informasi yang dirasa  tidak cocok dengan kepribadian orang tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun