menjadi lebih kompleks lalu menempel pada dinding rahim sebagai tanda kehamilan. Dalam waktu 36 jam setelah pembuahan, zigot memasuki periode pembelahan dan
duplikasi sel yang cepat (mitosis). 72 jam setelah pembuahan, zigot membelah menjadi
16 dan kemudian 32 sel, dan sehari kemudian menjadi 64 sel. Pembelahan ini berlanjut
hingga sel pertama berkembang menjadi 800 juta atau lebih sel khusus yang membentuk
tubuh manusia.
Terus membelah, sel telur yang telah dibuahi bergerak melalui saluran tuba
menuju rahim dalam perjalanan 3-4 hari. Kumpulan sel yang awalnya berbentuk bola
menjadi bola berisi cairan dan disebut blastokista. Blastokista ini mengapung bebas di
dalam rahim selama 1-2 hari dan kemudian menempel pada dinding rahim. Hanya
sekitar 10-20% sel telur yang telah dibuahi dapat memenuhi tugas penting yaitu
menempel pada dinding rahim dan menjadi embrio. Sebelum menempel, ketika
diferensiasi sel terjadi, beberapa sel di luar blastokista berkumpul untuk membentuk
lempeng embrionik, suatu massa sel yang menebal yang memungkinkan embrio
berkembang. Massa ini terbagi menjadi tiga lapisan.
Ektoderm (lapisan atas) menjadi lapisan terluar kulit, kuku, gigi, panca indera dan
sistem saraf, termasuk otak dan tulang belakang. Endoderm (lapisan bawah) menjadi
sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah dan sistem pernapasan. Mesoderm
(lapisan tengah) terbentuk dan berdiferensiasi menjadi lapisan yang lebih dalam pada
kulit, otot, tulang, serta sistem ekskresi dan peredaran darah. Bagian lain dari blastokista
mulai berkembang menjadi organ yang mendukung dan melindungi embrio: cairan
ketuban dengan lapisan luar, amnion dan karium, plasenta dan tali pusar.
2. Fase embrio
Kehamilan tahap kedua ini dimulai antara usia 2 dan 8 minggu. Organ dan sistem
tubuh yang paling penting berkembang pesat. Ini adalah periode kritis ketika embrio
paling rentan terhadap pengaruh lingkungan prenatal yang merusak. Efeknya lebih
mungkin terjadi pada sistem atau struktur organ yang masih berkembang pada saat
paparan. Cacat yang muncul pada tahap akhir kehamilan tidaklah lebih serius.
Janin laki-laki memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami keguguran atau
lahir mati dibandingkan janin perempuan. Meskipun sekitar 125 pria per 100 wanita hamil, hanya 105 anak laki-laki yang lahir per 100 wanita karena motilitas sperma
dengan kromosom Y yang lebih kecil. Kerentanan laki-laki berlanjut setelah kelahiran, lebih banyak yang meninggal dini dan lebih rentan terhadap berbagai penyakit di setiap
tahap kehidupan. Akibatnya, hanya ada 96 laki-laki untuk setiap 100 perempuan di