4. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
Data menunjukkan jika 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) di ruang terbuka, serta 1 dari 3 rumah belum memiliki akses air minum bersih.
Selain gangguan terhadap pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme tubuh, masih terdapat banyak dampak jangka panjang lain yang diakibatkan oleh stunting, antara lain menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, kekebalan tubuh menurun, kanker, diabetes, penyakit jantung koroner, serta kualitas kerja yang menurunkan produktivitas ekonomi. Dengan banyaknya dampak buruk yang diakibatkan oleh stunting, perlu adanya kesadaran masyarakat untuk mengenal stunting lebih dekat dengan mengetahui penyebab dan cara pencegahannya agar tidak lagi ada anak-anak penerus bangsa yang harus menderita karena hal tersebut. Adapun langkah pencegahan stunting, yaitu:
1. Terpenuhinya kebutuhan gizi sejak ibu hamil
Perlunya memperhatikan ibu yang sedang mengandung agar mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Gizi seimbang menjadi faktor penting yang memengaruhi kualitas dan proses pertumbuhan anak.
2. Memberikan ASI
Sebaiknya ASI diberikan untuk menerapkan pola asuh yang ideal. Pemberian ASI dilakukan pada bayi sampai dengan 6 bulan.
3. Menjaga pola makan
Pemberian asupan untuk balita harus memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan banyak macam kandungan makanan seperti protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin akan membuat gizi seimbang.
Stunting merupakan kondisi yang perlu kita perhatikan bersama karena memengaruhi proses tumbuh kembang anak-anak yang akan menjadi para pemimpin bangsa di masa depan. Maka dari itu, diharapkan agar pemerintah dan masyarakat dapat bersinergi untuk memberantas stunting di Indonesia. Kenali, hindari, dan tangani stunting sejak dini demi menciptakan Indonesia bebas stunting!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H