MATRAWI SEORANG PAHLAWAN KELUARGA
Seorang Pemuda bernama Matrawi bapaknya bernama Watro saliman dan ibunya bernama Salibah, diperkirakan lahir tahun 1866-1870 di desa Gondosari gebog. Perubahan didikan orang tuanya Matrawi menjadi seseorang yang berwibawa. Pekerjaan sebagai Sarekat Desa dan berdagang Saya mencari arti nama Matrawi sebagai berikut, Arti namanya adalah : Kesedihan dan kekurang-sempurnaan Kesempurnaan dan kebaikan, Kebijaksanaan, penciptaan dan kegaiban, Bengis, ketus dan kedukaan Ambisius/gemar/bernafsu mengejar kehormatan. Sumber https://ramalanartinama.com/arti-nama-matrawi.html. Tetapi tidak seharusnya mempercayai dari sumber lain. Sesungguhnya nama adalah bagian dari orang tua yang memberikan anaknya.
Usia yang matang Matrawi meningkah dengan Sarinah dari desa madu tetangga desa, keduanya dikarunia anak 3 yang pertama bernama Kawit yang kedua Masripah nenek saya, terakhir bernama Semi meninggal waktu umur 14 tahun. Anak dari Matrawi-Sarinah dididik dengan baik mengaji mengenalkan agama Islam lebih dalam menghargai seseorang dan tanpa bermusuhan. Keluarga Kawit meningkah dengan Saripah asal sungging dikaruniai (8) anak Basir, Masini, Sumarno, Sumarni, Sumardi, Sumini, Sumedi, Ponsih. Sedangakan nenek saya Masripah meningkah dengan Kasuri Soedirno dari Sungging dikaruniai (10) anak. pertama Karjono, Selamet, Basuki, Soknah, Sabarno, Saroso, Sutarmi, Sunipah, Sutarni, Sugiarti.
Menanyai silsilah sejarah saya bertanya dengan anak dari keluarga Kawit dhe Basir beliau lahir tahun 1942 anak pertama Kawit, dari keluarga Masripah anak pertama bernama Karjono lahir tahun 1945. “Ojo sing ati-ati dijogo kumpul dulur lan tonggo, kudu ngaos lan jamaah” (Basir 2022). Dhe basir sendiri dulu di dongeng tentang bapaknya Kawit yang lahir tahun 1915 dan meninggal di tahun 2013, beliau orangnya ramah diusia tua beliau sakit mata katarak dan ke masjid rutin menghadiri majelis dan pernah mondok ngaji. Berkat didikan Matrawi-Sarinah yang membawa anaknya menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi sekitar. Nenek saya Masripah sendiri lahir tahun 1923 dan meninggal tahun 2022. Beliau juga dulu pernah menceritakan pengalaman hidupnya berdagang dengan ibunya Sarinah.
Makam dari Buyut Matrawi masih ada di desa ngemplak Makam Sukun kemungkinan Matrawi meninggal di tahun 1926-1929. Batu nisan dari Buyut Matrawi masih ada. Cerita sejarah yang di masa lalu menjadi kenangan dan dibawa ke masa depan untuk belajar hidup di zaman dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H