Mohon tunggu...
Ilham TegarPrastyo
Ilham TegarPrastyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 PGSD

Hobi olahraga sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Stunting, Dampak Bagi Kesehatan, Seberapa Penting Pencegahannya?

23 Desember 2023   14:22 Diperbarui: 23 Desember 2023   14:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Stunting merupakan salah satu permasalahan yang dialami banyak balita di Indonesia. Menurut (WHO, 2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya yang berada di bawah standar. Menurut Kementerian Kesehatan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), pada tahun 2021, kasus stunting di Indonesia mencapai 24,4% dan mengalami penurunan pada 2022 menjadi sebesar 21,5%. Stunting merujuk pada kondisi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak yang terhambat sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari kehamilan hingga usia dua tahun. 

Seorang anak dikatakan stunting apabila tinggi badannya lebih rendah dari standar pertumbuhan normal yang seharusnya sesuai dengan usianya. Namun, tidak semua anak pendek itu stunting, tetapi anak yang stunting pasti memiliki tubuh yang pendek. Anak yang mengalami stunting memiliki dampak yang bahaya untuk kesehatannya. Akibat dari stunting, anak memiliki risiko yang besar untuk mengalami obesitas dan sulit mengerjakan kegiatan dasar sehari-hari karena hambatan perkembangan kognitif dan motoric nya. Ketika anak mengalami stunting, ketika dewasa memiliki risiko untuk mengalami penyakit tidak menular seperti obesitas, stroke, penyakit jantung, dan penyakit lainnya. Stunting juga dapat memengaruhi perkembangan otak anak, mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian kemampuan kognitif dan kemampuan belajar. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki daya konsentrasi yang rendah dan kesulitan dalam menyerap informasi. Kondisi ini dapat berdampak jangka panjang pada prestasi akademis dan kemampuan kerja anak di masa dewasa. Selain aspek kesehatan dan perkembangan, stunting juga dapat menyebabkan masalah sosial dan ekonomi, karena anak yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas yang rendah di masa dewasa. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan stunting menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, mendukung kesehatan dan masa depan yang lebih baik. 

Stunting dapat terjadi karena faktor-faktor seperti pola makan yang tidak seimbang, kekurangan gizi, infeksi berulang, dan ketidakmampuan keluarga untuk memberikan perawatan yang memadai. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan balita (Kecukupan ASI) juga dapat menjadi salah satu faktor stunting. Faktor lingkungan seperti sanitasi yang buruk dan akses terbatas terhadap air bersih juga dapat meningkatkan risiko stunting, karena dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan yang merugikan kesehatan anak. Kondisi ekonomi keluarga juga turut berperan, di mana keluarga dengan keterbatasan sumber daya ekonomi lebih rentan terhadap stunting karena sulit memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan anak dengan optimal. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang melibatkan aspek gizi, kesehatan, dan lingkungan menjadi krusial dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting, dengan fokus pada peningkatan akses terhadap gizi berkualitas, perawatan kesehatan, dan lingkungan yang bersih dan sehat. 

Lalu, apakah stunting dapat dicegah? Tentu saja stunting dapat dicegah dengan menerapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada balita, mengikuti jadwal imunisasi, memberikan ASI eksklusif, dan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Pada remaja putri, stunting dapat dicegah dengan melakukan skrinning anemia dan konsumsi tablet tambah darah (TTD). Ketika masa kehamilan, stunting dapat dicegah dengan memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter, memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan, dan makan makanan yang sehat dan mengandung zat besi, asam folat, dan yodium. Dengan demikian, penting bagi ibu hamil untuk melakukan pencegahan terhadap stunting agar anak terhindar dari permasalahan kesehatan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun