Mohon tunggu...
Ilham Syamsul
Ilham Syamsul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa

prinsip saya adalah jadilah orang yang bermanfaat. karna "sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain" (HR. Ahmad).

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Anak Broken Home Juga Bisa: Bisa Bahagia, Bisa Sukses!

26 Maret 2023   00:44 Diperbarui: 26 Maret 2023   01:00 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Apa yang kamu rasakan ketika posisimu sebagai anak yang broken home?, Begitu ironis bukan?, begitu miris bukan?. Apabila posisimu sebagai anak yang broken home kamu akan merasa orang yang paling hancur sehancur-hancurnya di dunia ini. Padahal tidak selamanya seperti itu. ketika kita hanya terjebak dengan pikiran seperti itu, kita hanya akan membuat diri kita terjebak bahkan terpenjara dalam kesedihan yang berlarut-larut dan tidak ingin bangkit.

Sebenarnya penulis sangat jijik untuk membahas pengalaman kelam ini. Tapi menurut penulis problem ini hal yang sangat urgent untuk kita ketahui bersama. Bahwa "anak yang broken home itu juga bisa bahagia dan sukses".

Sejatinya, orang yang bahagia bukan orang yang tidak pernah sedih, karna pada dasarnya untuk mengetahui kita bahagia itu berasal dari kesedihan yang pernah kita alami.

Dan hal yang perlu kita garis bawahi ialah perbedaan antara seorang pemenang dan seorang pecundang. seorang pemenang adalah orang yang ketika ia jatuh, ia tahu cara untuk bangkit.

Berbeda dengan seorang pecudang yang ketika ia jatuh, ia hanya terlarut dalam keterpurukannya dan tidak ingin bangkit darinya. Ketika kita hanya terus-menerus memikirkan problem yang kita hadapi, itu tidak akan menyelesaikan problem tersebut, atau bahasa kasarnya hanya membuang waktu saja!.

Sebelum kita jauh membahas tentang anak broken home, apasih defenisi anak broken home itu?. Broken home adalah kondisi lingkungan keluarga yang tidak harmonis.

Pada umumnya broken home itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti petengkaran orang tua, perceraian, perselingkuhan, kekerasan, kesibukan, ekonomi, terkadang juga ketika anggota keluarga tidak lengkap karena faktor meninggal, dan lain-lain. Salah satu dari beberapa faktor diatas pasti dirasakan bagi anak yang broken home.

Akibat dari broken home sangat berpengaruh terhadap hubungan kita kepada orang tua baik dari segi komunikasi, mental, psikologis dan pendidikan.

Wahyu (2001) Menjelaskan beberapa faktor-faktor yang ditimbulkan bagi pendidikan seorang anak akibat Broken home yakni :

  • Prestasi belajar dari seorang anak menurun drastis, mengalami banyak kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi pada saat belajar baik di sekolah maupun di rumah.
  • fokusnya selalu menurun dan akan mengakibatkan anak tersebut sulit untuk menerima pelajaran yang diberikan.
  • selanjutnya anak itu akan menjadi seorang yang pendiam dan cenderung menjadi anak yang menyendiri tidak mau bergaul dengan keramaian terlebih lagi anak tersebut suka melamun.
  • Maka dengan 3 keadaan yang disebutkan tadi, hasil belajarnya akan menurun drastis atau anjlok.

Hal yang disebutkan diatas akan kita alami ketika kita masih dalam fase labil. Hal tersebut masih dapat kita maklumi ketika masih kecil dari segi umur.

Secara tidak langsung, seakan-akan kita sudah dilatih dari segi mental sejak kecil yang mengakibatkan dampak negatif di bidang pendidikan, komunikasi, psikologis, dll.

Kita hanya akan mencari kesenangan, kesenangan, dan kesenangan menurut diri kita sendiri. hal inilah yang membuat kita menjadi dewasa belum pada waktunya.

Ketika kita mengetahui ibu dan ayah telah berpisah, maka kita akan mencari jalan/cara sendiri untuk menyembuhkan luka terdalam tersebut.

Pada akhirnya ketika kita terlarut dalam luka tersebut dan tidak ingin bangkit, sehingga bisa jadi, membuat cita-cita yang sebenarnya kita impikan tidak akan tercapai.

Pada galibnya, kita mengidamkan keluarga yang harmonis, keluarga yang bisa kita jadikan tempat untuk mecurahkan dan menuangkan keluh kesah kita, keluarga yang bisa kita jadikan tempat pendidikan, perlindungan, dan kasih sayang.

Tetapi ketika kita dalam posisi broken home semua hal yang kita idamkan itu hilang seketika, bahkan rasanya mustahil untuk terealisasikan.

Seketika itu juga kita merasa ada jarak yang membatasi kita untuk menuangkan semua hal yang kita idamkan tadi. Apalagi ketika kita mengingat kejadian-kejadian pertengkaran yang selalu menghantui dalam pikiran kita.

Akibatnya, ketika kita belum masuk ke fase dewasa dalam menghadapi masalah, kita akan menghadapinya dengan tangisan bahkan rasanya ingin berteriak di dalam diam sambil mengatakan kata-kata yang sangat kasar bahkan kufur ni'mat "untuk apa aku dilahirkan di keluarga yang seperti ini?!".

Tetapi, ketika kita sudah masuk ke fase dewasa, kita akan mengahadapinya dengan cara yang biasa kita sebut degan "berdamai dengan keadaan".

Perlu kita pahami, damai disini maksudnya mencoba memahami algoritma yang diberikan tuhan kepada kita, dan mengambil pelajaran bahwa kesedihan dan kebahagian adalah hal yang selalu berdampingan dan pasti terjadi di dalam kehidupan manusia.

Jadi, pada hakikatnya kesedihan dan kebahagiaan tergantung bagaimana kita menyikapinya. Ketika kita menyikapi broken home dengan labil. Mungkin kita hanya melampiaskannya dengan kesenangan-kesenangan yang dapat mengobati luka kita sekalipun kesengan itu mengandung hal yang negatif dan tidak berfaedah.

Berbeda jauh, ketika kita menyikapi hal tersebut dengan dewasa. mengambil hikmah atau pelajaran dari broken home yang kita alami, dan bermindset ingin bangkit dari keterpurukan tersebut yaitu bisa bahagia, dan sukses seperti orang lain yang keluarganya normal. Jadi, tidak semua orang yang jatuh, tahu cara untuk bangkit!.

Tetapi yang ingin penulis bangun di tulisan ini ialah menyadarkan kepada orang-orang yang juga broken home, bahwa anak yang broken home juga bisa bahagia dan sukses seperti orang-orang yang keluarganya harmonis.

Jangan penjarakan pikiran kita dengan alibi "kita adalah orang yang terluka dan orang yang paling tersakiti di dunia", karna overthingking dengan pikiran-pikiran sampah seperti itu tidak ada faedahnya dan hanya membuang waktu!.

Maksud tuhan memberikan kita algoritma broken home bukan seperti itu, tetapi yang dimaksud tuhan ialah bagaimana cara kita bisa bangkit dari masalah yang sedang kita hadapi tersebut dan mampu berdamai dengannya.

INGAT!

KEBAHAGIAAN DAN KESEDIHAN ITU TERGANTUNG CARA KITA MENYIKAPINYA!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun