Mohon tunggu...
ILHAM SUMARGA
ILHAM SUMARGA Mohon Tunggu... Guru - Buruh Pendidik

Sebuah celotehan dalam tulisan~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Ibu, Anakmu Bukan Anak Durhaka

22 Desember 2019   07:20 Diperbarui: 22 Desember 2019   07:15 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu tua masih berkeja, pikul kayu | sumber: jelujur.com

Selamat Hari Ibu, Teruntuk Ibu-Ibu Milenial Indonesia. Semoga kalian kuat, sehat, dan damai sejahterah dengan lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Hari ini, adalah hari bersejarah buat kaum wanita, ya, ibu Indonesia. Tak pernah bisa dibalas dengan harta, tak bisa pula dibalas dengan kata. Memang sejatinya, ibu adalah pemberi.

Selalu aku berpikir, ingin kembali menjadi kecil. Setiap ingat akan hari ibu, rasa-rasanya tidak ada pengorbanan terindah dari seorang anaknya untuk ibunya.

Memang, waktu tidak bisa diputar, dan diulang-ulang kembali. Namun, rasa-rasanya, aku masih belum mampu memberikan apa yang seharusnya diberikan. Pembalasan apa yang harusnya aku balaskan.

Aku bukan anak durhaka. Ibu, maaf! Itu kata yang pertama kali kusampaikan di hari ini. Bukan untuk kesalahan-kesalahanku, namun, untuk segalanya.

Harapan tak mungkin ada, jika tanpamu perjuanganmu selama 9 bulan, saat aku berada dikandungan.

Kadang aku menyesal, dan bertanya, kenapa aku tidak mampu membalas semua budi jasa, pengorbanan itu?

Sungguh, Tuhan nyata dalam kehidupan ku adalah ibu.

Pintaku pada-Mu, Tuhan, Ya Allah. Berikan ibuku kesehatan, kekuatan, dan ketabahan dalam menghadapi derita hidup di dunia.

Berkahi perjuangannya untuk anak-anaknya, berkahi pengorbananya untuk anak-anaknya. Dan teruntuk seluruh ibu dan calon ibu, kuatkanlah hidup mereka dalam budaya patriarki.

Selamat hari ibu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun