Bulan ramadhan, bulan penuh berkah, bulan yang ditunggu setiap umat muslim di seluruh dunia. Terkhusus, banyak di antara umat muslim di Indonesia, mengisi berbagai kegiatan spritual keagamaan di bulan ramadhan.
Mulai dari kegiatan tadarus qur'an, tarawih, dan pondok ramadhan. Semuanya dilakukan sebagai rangkaian dari ritual penyambutan dan mengisi aktivitas di bulan ramadhan.
Akan tetapi, kali ini saya tidak ingin mengulas kesibukan dan kegiatan spritual pribadi saya di bulan ramadhan. Mungkin berbeda dengan umat muslim yang lain, kegiatan minggu lalu saya habiskan untuk berlibur.
Sebenarnya kegiatan wisata di bulan ramadhan tidaklah lazim. Alasan mendasarnya adalah; tidak bisa menikmati liburan, sebab tidak bisa menikmati makan dan minum di lokasi wisata.
Dan juga, berwisata di bulan ramadhan identik dengan bulan puasa, artinya; kita menahan rasa haus dan rasa lapar.
Tetapi, alasan pembenaran itu, bagi saya tidak menjadi sebuah problematik untuk mengganggu aktivitas liburan.
Baik, langsung masuk pada inti ceritanya; minggu kemarin saya melakukan liburan dari Malang ke Blitar. Di perjalanan saya tidak sendiri, saya ditemani oleh noe. Dan tujuannya adalah untuk berlibur ke salah satu pantai di kabupaten Blitar.
Terdengar nekat, pantai identik dengan panas, terlebih di bulan puasa. Perjalanan kami tempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua. Dan start perjalanan, kami mulainya di pagi hari, kira-kira pukul 7 pagi. Kami biasa melakukan liburan di pagi hari atas pertimbangan: di perjalanan lebih sejuk dan akan lebih lama menikmati keindahan pantai.
Menurut saya, tidak ada bedanya berlibur di bulan puasa dengan di bulan-bulan lainnya. Malah bisa lebih irit akomodasi, pasalnya uang kita tidak habis untuk membeli makan dan minum di tengah-tengah perjalanan.
Selain hemat akomodasi, ternyata, berlibur di bulan puasa tidak ramai. Padahal, hari yang saya pilih kemarin adalah hari libur, yakni minggu. Disinilah yang menjadi point plus, sebab kita bisa lebih leluasa untuk mengabadikan moment di foto. Â Karena tidak bocor dengan pemandangan banyak orang-orang.
Alhamdulillah, sepanjang perjalanan, berjalan dengan lancar. Meskipun di beberapa daerah di Blitar, kami menemukan jalan yang masih rusak. Memang beginilah kondisi geografis negara Indonesia, terlebih di tanah Jawa. Tanah yang sering berubah dan bergeser, sehingga menimbulkan lobang di beberapa jalan, tambah lagi adanya genangan air di musim penghujan.
Tapi semuanya tidak berlangsung lama, hanya sekitar 10 kilometer, dan itu tidak menyurutkan semangat kita untuk terus melanjutkan perjalanan.
Lokasi tujuan wisata yang ingin kami kunjungi bernama Pantai Jolosutro. Sebuah pantai yang berada di ujung selatan kabupaten Blitar.
Pantai Jolosutro berada di desa Ringenrejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Kira-kira butuh waktu 4 jam dari Malang sampai ke lokasi pantai Jolosutro.
Perjalanan menuju lokasi, kami murni dibantu oleh GPS. Tidak ada kendala untuk sampai, dan hanya bisa diakses dengan kendaraan pribadi. Artinya, kita tidak bisa menggunakan kendaraan umum untuk bisa tiba di lokasi.
Sebelum tiba di Pantai Jolosutro, kami terlebih dahulu menaiki bukit. Dan perjalanan dari jalan utama menuju ke Pantai Jolosutro kurang lebih 15 kilometer. Dan apabila perjalanan rata-rata 40-60 km/jam, maka kita bisa tiba di lokasi kurang lebih 20 menit-an.
Di tengah perjalanan, kami dikejutkan dengan tampilan pemandangan indah buatan Tuhan. Akhirnya, kami memutuskan untuk berhenti, dan mengeluarkan lensa kamera, hanya untuk mengabadikan moment keindahan.
Setelah merasa cukup untuk mengabadikan moment, akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Setiba di loket, kita akan dikenakan tarif Rp. 7000,- perorangnya. Dan, saat kemarin berdua, maka kena tiket masuk Rp. 14.000,-. Dan itu bukan termasuk parkir kendaraan.
Untuk tarif parkir kendaraan roda dua, dikenakan biaya Rp. 5000,-. Sehingga total biaya yang kita keluarkan untuk masuk di Pantai Jolosutro sebesar, Rp. 19.000,-. Lumayan ekonomis, dan tidak memberatkan kantong.
Banyak warung di sekitar Pantai Jolosutro. Meskipun bulan puasa, mereka tetap buka, dan sepanjang bibir Pantai Jolosutro, banyak anjing yang berkeliaran. Namun, anjing-anjing yang berkeliaran nampak jinak, dan tidak agresif terhadap manusia baru.
Sampai di Pantai Jolosutro kira-kira pukul 11.00 lebih, masuk tengah hari. Meskipun siang hari, kami puas akan pesona indah dan nikmatnya deburan Pantai Jolosutro.
Liburan saat berpuasa? Siapa takut! :-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H