Mohon tunggu...
ILHAM SUMARGA
ILHAM SUMARGA Mohon Tunggu... Guru - Buruh Pendidik

Sebuah celotehan dalam tulisan~

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sering Kepo sama Story IG atau WA? Ini yang akan Terjadi!

6 Januari 2019   06:59 Diperbarui: 22 April 2021   17:58 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penggunaan WA atau whatsapp (Sumber : dimitri-karastelev via unsplash.com)

Siapa sih yang tidak kenal internet? Hampir setiap dari kita sudah terhubung dengan internet. Terlebih gawai yang kita genggam, sudah beralih fungsi dari awalnya sebagai alat komunikasi --telpon dan sms-- dan sekarang menjadi ajang untuk eksistensi.

Percaya atau tidak, kita sedang berada di zaman yang nyaris tanpa sekat pemisah. Semua serba terhubung, sekalipun berada di belahan bumi terpencil, asal ada koneksi internet, kita akan terhubung menjelajah dunia.

Terlebih dengan adanya media sosial, tentu akan lebih mempermudah mengetahui aktifitas sehari-hari orang terdekat kita. Dan kegiatan apa yang sedang mereka lakukan. Berdasarkan analisa pribadi, dan melihat di play store, Whatsapp menempati urutan paling tinggi dan populer. Sebagai media komunikasi, Whatsapp hampir terinstall di setiap gawai yang kita genggam.

Tinggal kita menyimpan nomor teman, saudara, ataupun kekasih hati, lalu kemudian kita bisa terhubung dengan mereka. Kedua, instagram menempati daftar populer pengunduh aplikasi terbanyak. Apalagi anak muda, dan instagram merupakan aplikasi wajib untuk di install.

Tentunya, dengan adanya media sosial akan menimbulkan potensi kita untuk kepo. Secara lahiriah, kita selalu merasa penasaran dan ingin tahu aktifitas, atau kegiatan orang terdekat di sekitar kita. Terlebih dengan adanya story di whatsapp atau instagram.

Ke-kepo-an itu pun akan berdampak buruk, terlebih jika dilakukan terus menerus. Ada beberapa alasan, kenapa kepo itu buruk bagi kita?

Pertama, kuota tersedot habis. Tanpa sadar, rasa penasaran terhadap orang di sekeliling kita membuat hal buruk. Jika kita terus menerus mengintip atau melihat story di whatsapp atau instagram, maka kuota data yang kita miliki akan lekas habis. Padahal, ketika kita membuka story mereka, isinya tidak mengandung faedah buat kita. 

Goal akhirnya, uang kita terkuras hanya sekedar kepo terhadap isi dari story orang-orang terdekat. Iya kalau kita sudah bekerja, kalau masih sekolah?  

Kedua, waktu terbuang dengan sia-sia. Percaya atau tidak, kita yang sering kepo jelas mempunyai status penangguran. Sekedar cerita, ada teman-teman saya yang setia membuka story teman-temannya. Atau paling tidak, membuka story artis-artis yang mereka idolakan. 

Hingga saya pun berasumsi, jika sesorang tidak ada kegiatan (baca: penangguran), tentu waktu yang ada akan sangat bermanfaat. Sebab tidak ada kegiatan yang dilakukan, dan ingin mengintip media sosial. 

Membuang rasa jenuh dan penasaran, lalu kemudian melihat isi story di whatsapp ataupun instagram. Mending menggunakan waktu luang dengan kegiatan yang produktif.

Ketiga, menimbulkan rasa iri. Dengan kita kepo, kemudian melihat isi story teman-teman kita, entah di whatsapp ataupun instagram membuat rasa iri timbul. 

Terlebih ada beberapa capaian dari mereka, dan yang tidak kita miliki. Misal: story tunangan, story menikah, story liburan, story makan enak, story motor baru, story mobil baru, dan capaian-capaian lain yang bikin hati panas. 

Terkadang, kita mulai ikut-ikut hal yang demikian, demi untuk membalaskan dendam karena iri, dan ikut ke dalam pusaran hedonisme visual.Keempat, membuat susah move on. Nah, akibat yang timbul di point keempat terkhusus buat kita yang sedang mengalami masalah dalam hubungan percintaan. Tanpa disadari, jika kita masih terhubung dengan 'sang mantan' membuat kita susah untuk melupakan.  Akhirnya, susah untuk bangkit. 

Dan sialnya lagi, akan membuat kita terus menerus terganggu ingatan tentang ingatan 'sang mantan'. Akhirnya, susah makan, susah minum, susah tidur, susah beraktifitas, dan waktu demi waktu dihabiskan hanya sekedar mengintip akun milik 'sang mantan'.

Kelima, membuat tidur tak nyenyak. Point terakhir adalah dampak dari point-pint sebelumnya. Jika kuota habis, waktu pun terbuang sia-sia, rasa iri muncul, dan susah move on. Maka saat tidur pun tidak nyenyak, sebab pikiran kita habis di whatsapp ataupun instagram. Bermimpi aneh, dan membuat hidup menderita. Sampai akhirnya stroke, karena hipertensi yang lahir dari rasa emosi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun