Mari kita awali dengan doa serta harapan semoga Tuhan YME meridhoi kita semua. ada tulisan dalam bahasa arab yang artinya berbunyi "Guru-guruku ialah orang-orang yang memberi kita jalan untuk menjalani kehidupan yang baik". Dari tulisan tersebut kami selalu memandang rendah diri sendiri apakah sudah pantas disebut sebagai guru yang baik. Bukankah guru itu orang yang setiap perkataan dan perbuatannya selaras dengan akhlak yang terpuji? Bukankah sebagai guru harus mampu menjadi teladan dan menginspirasi murid-muridnya? bukankah seorang guru harus selalu sabar dalam menghadapi "kenakalan" murid-muridnya?. Bukankah seorang guru harus santun dan lembut bicaranya?. serta masih banyak pertanyaan-pertanyaan seterusnya sebagai pemantik diri kita dalam mengabdi mencerdaskan anak negeri. Menjadi guru di SDN 1 Sudimoroharjo yang terletak di pelosok desa di tengah hutan jati, kami bermaksud untuk mengajak para pembaca mengenal daerah kami yang tentu sudah tercatat dalam Peta Indonesia. Hanya saja memang dikelilingi oleh hutan yang luas. Kondisi ekonomi keluarga dari murid-murid di sekolah kami terbilang cukup baik. namun juga perlu dilandasi dengan ungkapan bahasa jawa "dicukup-cukupke". Murid-murid kami tinggal di rumah tepi hutan jati, jauh dari hingar-bingar keramaian. Keluarga mereka setiap hari menggarap ladang garapan serta bertani. Hidup dengan sederhana dan tersenyum bahagia setiap hari ketika anak-anak mereka sudah siap berangkat sekolah. Senyum dalam wajah mereka terbesit harapan bahwa kelak anak-anakku akan sanggup menghadapi kerasnya kehidupan serta bisa menjadi kebanggan keluarga. Sepertinya hal semacam itu dialami oleh seluruh keluarga di Indonesia. Pagi hari penuh harapan agar anaknya menjadi orang yang bisa diandalkan. Berangkatlah anak-anak mereka menuju sekolah.Â
Langkah kaki mereka menuju Sekolah Dasar Negeri 1 Sudimoroharjo. Sekolah ini sangat unik, baik dari segi tempat maupun dari letak tanahnya yang sangat khas dengan kontur tanah pegunungan. Sekolah ini lumayan bagus, apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah dan Dinas Pendidikan. bangunan sekolah ini berlantai dua, dari lantai dua ini seluruh penjuru desa terlihat sangat jelas, panoramanya indah dan sejuk dipandang. Sekolah ini memiliki murid tak lebih dari 80 anak. Namun, walau jumlah murid di Sekolah ini cenderung sedikit dan rata-rata dalam satu kelas hanya berjumlah 13 anak, tetapi prestasi mereka 3 tahun terakhir ini bisa dibilang membanggakan. Selama periode 2021-2023 anak-anak dari sekolah ini selalu menduduki 3 besar dalam lomba siswa prestasi tingkat kecamatan, bahkan di tahun 2022 menjadi wakil kecamatan wilangan untuk berkompetisi di tingkat Kabupaten Nganjuk. Di tahun yang sama sekolah ini juga menjadi juara dalam lomba keagamaan tingkat kecamatan. Â Disamping itu, anak-anak team volley putri sekolah ini juga juara dalam pertandingan bola volley. Serta disusul dengan prestasi catur di tingkat kabupaten yang bisa dibilang sangat membanggakan pula. sebagai manusia biasa tentu capaian-capaian tersebut menjadi sebuah kebanggaan guru-gurunya. Semoga tidak menjadi sebuah kesombongan dan berlebihan. redaksi tersebut kami sampaikan agar anak-anak lebih giat lagi dalam belajar. walaupun masih sebatas prestasi dan capaian di tingkat Kecamatan-Kabupaten, kiranya itu bisa menjadi semangat mereka dan harapan bagi para orang tuanya.
Melalui keterangan di atas, apakah boleh kiranya kami berpendapat bahwa sebenarnya anak-anak pelosok desa juga memiliki potensi. Anak-anak desa juga memiliki hak yang sama walaupun mereka terlahir dan tinggal dalam keluarga yang serba kekurangan. Keluarga-keluarga sederhana berharap anak-anak mereka lancar sekolahnya, bahkan sampai sarjana. Harapan tersebut ada pada setiap rumah-rumah sederhana murid-murid kami. Anak-anak pelosok desa memimpikan bisa bersekolah sampai jenjang yang lebih tinggi. mereka bermimpi untuk menjadi teknokrat, bermimpi untuk menjadi ahli dibidang pertanian, bermimpi untuk menjadi ahli bidang hukum serta ahli dan berkarier ikut membangun republik ini secara langsung. Semoga harapan-harapan murid kami dan keluarga mereka terwujud suatu hari nanti.
Selama delapan tahun kami mengabdikan diri di sekolah ini. dinamika-dinamika dan permasalahan juga kami alami. hal ini tentu lumrah dan pasti sering dialami oleh semua guru. Namun yang menjadi perhatian dan membuat kami ini prihatin, era sekarang ini banyak sekali orang tua yang cenderung emosi serta sering mendikte guru bagi anak-anak mereka. dan hampir setiap minggu berita-berita tentang orang tua yang berbuat semena-mena kepada guru terdengar di telinga. bukankah itu sangat ironi jika disandingkan dengan kenyataan bahwa anak-anak mereka di didik dengan penuh perhatian dan kasih sayang oleh guru-gurunya. Kejadian-kejadian Orang Tua melaporkan guru, datang ke sekolah mengamuk dan seterusnya semoga tidak lagi terulang. Hal itu tidak baik untuk iklim pendidikan kita. Tapi tentu saja harus dicari solusi serta titik temu tanpa harus adu otot dan menimbulkan hubungan yang tidak baik antara orang tua dan guru. Semoga program edukasi dan parenting bisa secara aktif dilakukan dan efektif untuk memberi pengetahuan dan terjalin komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua. Jika orang tua memberi saran maka sampaikanlah saran dengan baik. Guru juga harus mengingat pengabdiannya, maka dengarlah dan terimalah saran tersebut dengan nalar dan pikiran yang jernih. Supaya tujuan dalam mendidik anak-anak murid kita dapat berjalan dengan baik.
Dalam perjalanan pendidikan murid-murid kita, setiap hari mereka merekam dan merasakan suasana di sekolah maupun di rumah. Sebagai seorang guru tentu psikologi anak-anak harus kita jaga dan diperhatikan. Agar otak dan pikiran mereka tidak terganggu dengan hal-hal buruk, maka perlu adanya kerja sama yang baik antara orang tua dan guru. Pengawasan harus selalu diberikan, lebih-lebih jika memang lingkungan mereka kadang memberi pengaruh yang buruk. apalagi masa anak-anak adalah masa perkembangan. Bicara dan bahasa murid-murid kita dalam bergaul juga perlu diperhatikan. Jangan sampai ucapan-ucapan kotor dan jorok terlontar dari mulut mereka. Hal itu tidak pantas bagi anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang pribadinya. Anak-anak tidak layak mendapat tontonan dan mendengar ucapan-ucapan yang tidak pantas. Hal itu juga dijelaskan dalam banyak artikel bahwa "Anak yang sering terpapar kata-kata kasar dalam lingkungan sekitar mereka rentan mengalami dampak psikologis dan emosional yang serius. Mereka mungkin mengalami rendahnya harga diri, kecemasan, stres, depresi, dan ketidakmampuan mengungkapkan emosi dengan sehat."
Melalui tulisan yang random ini, saya mengajak kepada seluruh pembaca agar memperhatikan sekelilingnya, lingkup keluarganya serta lingkungannya agar tercipta kondisi yang baik bagi anak-anak kita yang masih duduk di bangku sekolah. Kita ikut mendukung menciptakan keadaan yang kondusif agar pendidikan anak-anak kita berjalan dengan baik. Harapan tidak pernah pupus, kebahagiaan anak-anak juga kebahagiaan guru-gurunya. harapan-harapan yang mereka impikan bisa terwujud. Serta harapan kita semua adalah mereka tumbuh dengan baik, membawa kebaikan dan bermanfaat untuk negeri kita di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H