Mohon tunggu...
Ilham ShafarMaarif
Ilham ShafarMaarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

21/Law Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengoptimalkan Lahan Pekarangan untuk Ketahanan Ekonomi dan Kemandirian Pangan di Era Pandemi Covid-19

4 September 2021   06:41 Diperbarui: 4 September 2021   06:44 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemberdayaan masyarakat merupakan program yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya dapat dilaksanakan dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). Universitas Jember kembali menyelenggarakan untuk ketiga kalinya KKN Back To Village dikarenakan keadaan pandemi Covid-19. 

Dengan dilakukannya secara mandiri tidak mengurangi esensi pelaksanaan KKN sebagai bentuk pengabidan mahasiswa kepada masyarakat. Desa Grobogan menjadi tempat saya melaksanakan KKN BTV 3 Universitas Jember yang terselenggara selama satu bulan. Desa Grobogan merupakan salah satu desa yang secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.

Dengan diawali mengindentifikasi dan melakukan observasi di Desa Grobogan untuk melihat permasalahan desa guna dicari solusinya dan untuk melihat potensi desa yang dapat dkembangkan. Situasi Covid-19 menyebabkan perubahan besar pada aktivitas manusia, banyak pembatasan dilakukan guna menurunkan penyebaran virus Covid-19. 

Kebijakan pemerintah yaitu melalui penerapan PPKM ( Pemberlakuan Pematasan Kegiatan Masyarakat) hingga sekarang di beberapa wilayah Indonesia salah satunya berdampak pada pembatasan bahkan penutupam akses seperti tempat-tempat supermarket, pemberlakuan jam malam, penututupan beberapa ruas jalan, kemudian pembatasan transportasi di beberapa wilayah di Indonesia, berimplikasi terhadap ekonomi masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti kebutuhan pangan. 

Seandainya kebutuhan pangan ini tidak tersedia maka implikasinya bukan hanya terhadap ekonomi, melainkan akan terjadi kelaparan dan masalah sosial lanjutan. 

Pemerintah telah melakukan upaya salah satunya melalui pendistrisibusian bantuan kepada masyarat seperti halnya bantuan beras PPKM, namun fakta dilapangan tidak keseluruhan masyarakat mendapatkan bantuan dari pemerintah tersebut, di sisi lain sempat terjadi kelangkaan bahan pangan yang menyebabkan kenaikan harga yang kemudian menimbulkan permasalahan bagi masyarakat yaitu kesulitan memenuhi kebutuan pangan, permasalahan tersebut yang turut dirasakan masyarakat Desa Grobogan.

Setelah mengidentifikasi permasalahan yang ada, langkah selanjutnya adalah observasi guna mengembangan potensi yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan tersebut, potensi di Desa Grobogan yang dapat dikembangkan adalah melalui pemanfaatan pengoptimalan lahan pekarangan untuk budidaya sayuran dan tanaman apotik hidup. 

Rumah-rumah dikawasan desa Grobogan mayoritas memiliki pekarangan namun pekarangan tersebut belum di manfaatkan secara optimal, pemanfaatan lahan pekarangan dengan optimal dapat dijadikan solusi dalam mewujudkan kemandirian pangan di era pandemi Covid-19. 

Melalui program kerja KKN, saya mengandeng beberapa pemuda di desa Grobogan. Pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) diharapkan dapat memberi dampak yang bermafaat di lingkungan masyarakat, selain itu dengan mengadeng pemuda desa untuk mengenalkan & mendorong kegiatan di sektor pertanian yang jarang diminati oleh kalangan anak  muda.

Pemanfaatan lahan pekarangan dalam penyediaan bahan pangan bagi keluarga salah satunya dapat dilakukan dengan mengembangkan budidaya tanaman secara vertikultur. Vertikultur menjadi inovasi teknologi budidaya yang cukup baik untuk dikembangkan di pekarangan masyarakat desa tersebut. 

Vertikultur dapat menjadi alternatif pertanian berkelanjutan. Kelebihan sistem pertanian vertikultur diantaranya yaitu efisiensi penggunaan lahan. 

Kegiatan pemanfaatan lahan pekarangan diawali dengan pertemuan bersama pemuda desa selaku sasaran, dalam pertemuan tersebut saya melakukan soalisai mengenai pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya sayur dan tanaman obat keluarga, diikuti sosialisai mengenai sistem vertikultur dan sosialisasi mengenai perawatan tanaman serta pemafaatan hasil pertanian menjadi olahan makanan yang bergizi dan bernilai ekonomis, setelah melakukan sosialisasi. 

Di hari berikutnya melakukan kegiatan penyemaian bibit sayuran di media kapas dan polybacg, kemudian pembuatan media tanam yaitu dengan pemanfaatan barang bekas seperti kaleng, paralon bekas dan botol air mineral selain dapat menghemat biaya juga turut mengurangi sampah disekitar, kemudian penanaman sayuran pada media tanam. 

Selain itu penanaman juga dilakukan di media tanam polybacg, tanaman sayur yang dibudidayakan merupakan tanaman sayur yang memiliki masa tumbuh cepat seperti sawi,bayam, kangkung dan lainnya. Selain sayuran turut di tanam jenis tanaman apotik keluarga di pekarangan.

Dokpri
Dokpri

               

Dokpri
Dokpri

Kegiatan tersebut tak terhenti hanya pada lingkup pelaksanan pembudidayaan, namun juga kegiatan pemanfaatan hasil budidaya. Dalam hal ini melalui program KKN saya mengajak untuk mengoptimalkan hasil tersebut yaitu menjadi olahan keripik bayam dan minuman herbal. 

Melalui pendampingan pembuatan olahan tersebut hasilnya dapat dikonsumsi secara pribadi maupun dipasarkan, dengan dikemas secara menarik dan optimalisasi pemasaran secara luas melalui media sosial, produk olahan keripik bayam tersebut dapat dijadikan lahan bisnis yang memungkinkan membantu perekonomian dan mengisi waktu dengan kegiatan produktif. 

Tak kalah menarik olahan minuman herbal yang dibuat dari bahan-bahan apotik hidup yang sejak lama dikenal oleh masyarakat Indonesia memiliki banyak khaisat, dengan berbagai mafaat bagi tubuh minuman herbal sangat dibutuhkan di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang. 

Lahan pekarangan setiap rumah di Desa Grobogan apabila dapat dioptimalkan untuk pembudidayaan sayur dan jenis tanmanan apotik hidup seyogyanya akan banyak memberi manfaat, dengan optimalisasi tersebut akan dapat mewujudkan ketahanan ekonomi dan kemandirian pangan di era pandemi Covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun