"Tentu saja, Pak. Tentu saja."
Aku segera membelakanginya.
Kupencet beberapa tombol di bagian bawah lemari. Empat orang yang kupanggil menghadap segera datang dengan takzim. Kusuruh mereka duduk di samping Pak Triman. Setelah hening sejenak, aku memulai : "Pak Tubagus, Bu Erna, Pak Khairil dan Pak Mujiono. Silakan paparkan kronologi pencatatan keuangan kita terhitung 1 Januari tahun ini. Dimulai dengan Bu Erna, Bagian Pemasaran!"
Perempuan berok pendek dengan blouse berwarna krem itu segera berdiri. Ia berbicara dengan kalimat-kalimat pendek terlebih dahulu. Selanjutnya, data-data disampaikannya dengan runtut. Aku melirik Pak Triman beberapa kali. Laki-laki yang benar-benar berubah itu tidak menyungging senyum sekali pun. Ia tampak sangat serius menyimak. Beberapa kali ia membolak-balik dokumen lain yang ia keluarkan dari dalam tas besarnya. Mungkin ia sedang mencocokkan.
Berikutnya kupersilakan Pak Tubagus. Laki-laki jangkung dengan rambut yang mulai menipis di kepalanya itu berdiri. Tidak banyak yang disampaikannya kecuali bahwa kajian dan survey yang dilakukannya sejak enam bulan ini menunjukkan bahwa pesaing mulai muncul dengan program-program baru. Untuk itu ia telah menjalankan strategi baru yang terukur untuk mengimbanginya. Pak Khairil dan Pak Mujiono menunjukkan beberapa lembar kertas yang tampaknya memang telah mereka siapkan. Setelah semuanya selesai, aku menatap Pak Triman dalam-dalam. Ada semacam balas dendam yang telah kutunaikan dengan sempurna.
"Jika ada kebocoran, sehalus apa pun, silakan ditunjukkan, Pak. Saya mengira apa yang telah kita lakukan ini sesuai persis dengan prosedur standar yang ditetapkan perusahaan. "
-5-
"Sesungguhnya, saya datang hari ini untuk menunjukkan satu hal. Namun, sebelumnya saya perlu memastikan bahwa apa yang kita jalani ini prosedural. Oleh karena itu, saya membutuhkan kita berenam di ruangan ini."
"Ya.Ya." Aku menanggapi sekenanya.
"Jadi, begini Bapak dan Ibu. Pusat telah melakukan penilaian berkala dan berkesinambungan terhadap sejumlah cabang. Menariknya, sistem yang digunakan adalah reward and punishment. Cabang-cabang yang bermasalah dilakukan evaluasi sementara cabang-cabang yang berprestasi diberikan reward. Berita gembiranya adalah bahwa cabang ini, di bawah pimpinan Bapak Bahar Syafrullah menduduki peringkat pertama prestasi itu. Untuk itu, pusat telah menyetujui beberapa hal sebagai reward."
"Ah, saya sudah menduga. Skenario ini tentu membutuhkan waktu lama untuk menyusunnya. "