Mohon tunggu...
Ilham Saputra
Ilham Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Yang diucapkan akan lenyap, yang ditulis akan abadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar pada Pola Pikir Kritis Neng Dara Afifah

5 Juni 2022   19:29 Diperbarui: 5 Juni 2022   19:35 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ISBN : 979-26-9021-2

  • Hasil Review

1. Metode Biografi

Secara biografi buku ini bergenre autobiografi, buku ini memiliki alur cerita tentang penulis (Neng Dara Afifah) sendiri dalam menjalani kehidupan, di mulai saat ia masih belajar hingga ia menuju ke perguruan tinggi negeri. Dalam awal tulisan buku ini juga dijelaskan mengenai latar belakang keluarga penulis, ayahnya yang merupakan ulama Nahdlatul Ulama (NU) dan ibunya yang mendukung suaminya sehingga terlihat kuatnya patriarki dalam keluarga penulis. 

Beruntungnya dalam buku ini diceritakan pula ketika ia menikah, ia memiliki suami yang mampu memahami apa yang ia pikirkan dan suaminya turut mendukung apa yang ingin ia jalani sehingga berasumsi bahwa tidak semua laki-laki menganut budaya patriarki di zaman sekarang ini.

Beliau melanjutkan studi di IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Selama berkuliah di sana beliau mengikuti beberapa organisasi eksternal seperti LSM perempuan progresif seperti Kalyana Mitra dan Solidaritas Perempuan, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). 

Dalam menjalankan kegiatan perkuliahan maupun organisasi beliau merasa bahwa ia berada di jalan yang memang beliau sukai, baik secara ilmu pengetahuan berupa beliau masuk ke perbandingan agama dan mempelajari berbagai ilmu dari masing-masing agama maupun ilmu-ilmu sosial lainnya.

2. Metode Fenomenologi

Dalam buku ini terdapat berbagai macam fenomena sosial yang bisa kita lihat, Bab pertama menceritakan tentang perjalanan hidup Neng Dara Afifah sejak kecil yang besar di Banten dan beliau mengatakan bahwa Banten merupakan suatu kata yang cocok untuk merepresentasikan suatu provinsi dengan masyarakat yang menganut agama Islam, dalam bab pertama ini dijelaskannya berbagai permasalahan yang pernah beliau alami mulai dari ketegangan etnis, dan lain-lain. 

Bab kedua menceritakannya sebagai seorang muslim, secara hermeneutik beliau mengatakan bahwa beliau tidak pernah memilih untuk menjadi seorang muslim karena agama Islam sudah melekat begitu saja sebagai identitas sosial sejak ia lahir sampai sekarang. Beliau suka membaca buku teologis tentang cerita perjuangan agama Islam, dan diceritakannya pula bahwa beliau cenderung menganut paham Wahabi pada waktu kecil, beliau juga pernah menjalani kehidupan di Negara Barat. 

Bab tiga menceritakan tentang perjuangan Neng Dara terhadap tekanan dan intervensi dari orang-orang sekitar seperti perbedaan perlakuan orang tua terhadap anak laki-laki maupun anak perempuan. Dan Bab terakhir menceritakan tentang bagaimana perjuangan Neng Dara dalam gejolak politik yang pernah ia hadapi mulai dari Orde Baru hingga reformasi karena terdapat ketidakadilan yang ada dipemerintahan.

3. Metode Feminisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun