Mohon tunggu...
Ilham Ramadhan
Ilham Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Hallo semuanya selamat datang, terima kasih telah berkunjung ke profile saya!

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengatasi Gaya Komunikasi Agresif Dalam Hubungan Rumah Tangga

4 Januari 2025   21:58 Diperbarui: 4 Januari 2025   21:59 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penulis: Ilham Ramadhan (24050300052)

Universitas Muhammadiyah Jakarta (FAI)

Hubungan di dalam rumah tangga yang harmonis menjadi idaman setiap pasangan. Namun, adanya hambatan seperti gaya komunikasi agresif yang menyebabkan konflik, kerenggangan,  dan kerusakan dalam keluarga. Oleh karena itu, dalam mengatasi gaya komunikasi agresif sangatlah penting untuk membuat lingkungan keluarga yang harmonis dan bahagia.

Karakter gaya komunikasi ini keras, bahkan bisa menyakiti lawan bicaranya. Tidak jarang mengatakan candaan atau kalimat-kalimat yang berlebihan juga merasa superior, menunjukkan kekuatan dan kekuasaan. Seseorang dengan tipe ini akan tetap mempertahankan dirinya secara langsung. Namun, terkadan mereka menunjukkan perilaku tidak pantas.

Gaya komunikasi agresif yang dilakukan oleh pasangan dalam rumah tangga merupakan faktor utama penyebab konflik, seperti kurangnya keterampilan  berkomunikasi, perbedaan pendapat, kecemasan,  dan stres. Komunikasi agresif meliputi intimidasi, tuduhan, kata kasar,  dan kritik yang tidak konstruktif. Hal ini dapat menyebabkan  pasangan atau keluarga merasa tidak nyaman, tersinggung,  dan bahkan merasa terancam.

Gaya komunikasi agresif dalam hubungan rumah tangga memiliki dampak negatif yang signifikan. Dampak tersebut meliputi:
1.Konflik dan pertengkaran yang meningkat.Konflik dan pertengkaran yang meningkat dapat mempengaruhi pasangan  secara fisik, psikologis, dan emosional.

2.Kerusakan hubungan dan kehilangan kepercayaan.
Komunikasi agresif juga menyebabkan kerusakan hubungan dan kehilangan kepercayaan, jika kepercayaan hilang, hubungan rumah tangga dapat retak dan berpotensi berakhir.

3.Stres dan kecemasan yang meningkat.
Biasanya dipicu oleh masalah eksternal, seperti terjadi saat rumah tangga mengalami masalah  eksternal, seperti masalah keuangan dan campur tangan keluarga besar.

4.Kurangnya komunikasi efektif dan produktif.
Dalam  rumah tangga dapat menyebabkan masalah internal, seperti asumsi dan prasangka buruk terhadap pasangan. Hal ini berpotensi memperburuk hubungan  dan memicu konflik.

5.Pengaruh negatif pada anak-anak.Rumah tangga yang bermasalah dapat berdampak negatif terhadap  anak-anak. Dampak tersebut meliputi gangguan kesehatan mental pada usia dini dan remaja, yang berpotensi mempengaruhi perkembangan dan kehidupan mereka.

Solusi Untuk mengatasi gaya komunikasi agresif dalam hubungan rumah tangga, berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1.Mengontrol emosi sebelum berkomunikasi.
Mengontrol emosi sebelum berkomunikasi membantu mengurangi konflik dan kesalahpahaman. Hal ini memungkinkan komunikasi yang lebih efektif dan konstruktif.

2.Mendengarkan aktif dan memperhatikan pendapat pasangan.
Mendengarkan aktif dan memperhatikan pendapat pasangan sangat penting untuk membangun hubungan  yang erat. Dengan demikian, kita dapat memahami perasaan dan kebutuhan pasangan.

3.Berbicara dengan sopan dan hormat.
Dalam rumah tangga sangat diperlukannya kata-kata yang sopan untuk menghormati pasangan rumah tangga agar menumbuhkan cinta dan kasih sayang, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang harmonis.  

4.Menggunakan kritik konstruktif dan membantu.
Kritik konstruktif ini memberikan pendapat yang bertujuan membantu pertumbuhan hubungan yang lebih kuat, tanpa menyakiti perasaan pasangan dalam rumah tangga.

5.Mencari solusi bersama dan membangun kesepakatan.
Konflik yang terjadi pada pasangan rumah tangga biasanya mengutamakan ego  sendiri, maka dari itu dalam rumah tangga harus mencari solusi bersama untuk membangun kesepakatan dalam merancang rencana kedepannya.

6.Menghindari topik sensitif.
Menghindari topik pembicaraan yang sensitif selama konflik sangat penting dalam mencegah komunikasi yang tidak sehat, oleh karena itu dalam rumah tangga harus memfokuskan solusi dibanding kan mencari topik yang memicu konflik.

Implementasi dalam keluarga untuk menerapkan solusi tersebut, keluarga dapat melakukan beberapa hal berikut:
1.Mengadakan pertemuan keluarga untuk membahas permasalahan: Pertemuan keluarga dapat dilakukan dengan cara silaturahmi agar menciptakan komunikasi yang terbuka sehingga permasalahan dapat diselesaikan.

2.Membuat perjanjian untuk tidak menggunakan kata-kata kasar: Membuat perjanjian adalah salah satu cara agar mengurangi konflik, agar pasangan rumah tangga tidak menggunakan ucapan yang negatif. Sehingga, dengan ini rumah tangga bisa menciptakan lingkungan yang harmonis.

3.Menggunakan waktu bersama untuk membangun kepercayaan: Meluangkan waktu untuk saling mendengarkan pasangan dapat mempererat hubungan  dan membangun kepercayaan terhadap pasangan rumah tangga.

Kesimpulan
Mengatasi gaya komunikasi agresif dalam rumah tangga memerlukan komitmen dalam upaya membangun rumah tangga yang harmonis. Komunikasi yang sehat bisa diterapkan oleh setiap pasangan rumah tangga dengan cara mengendalikan emosi, saling mendengarkan pendapat pasangan dan menunjukkan sikap yang empati terhadap pasangan agar menciptakan suasana yang terbuka. Jika pasangan rumah tangga memahami dampak negatif dari komunikasi yang  agresif membuat pasangan lebih akur, aman dan rumah tangga menjadi Sakinah Mawaddah Warahmah. Upaya ini tidak hanya membuat hubungan menjadi erat, tetapi bisa membangun fondasi yang kuat dan kokoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun