Belajar bisa menjadi perubahan yang umumnya tidak berubah dalam perilaku potensial sebagai hasil dari keterlibatan atau pengasahan yang diperkuat. Belajar adalah hasil interaksi antara dorongan dan reaksi. Seseorang dianggap telah mempelajari sesuatu jika ia dapat melihat perubahan-perubahan dalam tingkah lakunya. Sependapat dengan hipotesis ini, dalam mempelajari apa yang penting adalah input dalam bentuk sentakan dan hasil dalam bentuk reaksi.
Stimulus adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik (siswa), sedangkan reaksinya berupa respon atau reaksi peserta didik terhadap dorongan yang diberikan oleh pendidik. Cara yang terjadi antara sentakan dan reaksi tidak perlu diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah dorongan dan reaksi. Selanjutnya, apa yang diberikan pendidik (dorongan) dan apa yang diperoleh peserta didik (reaksi) harus dapat dilihat dan diukur.
Banyak sekali di temui permasalahan dalam belajar berikut ini faktor penyebab malas belajar:
- Kurangnya Motivasi
Seseorang yang malas belajar biasanya ia kurangnya motivasi belajar, ia tidak ada semangat karena bingung jiwa belajarnya kurang bahkan tidak ada. - Tidak Suka Mata Pelajarannya
Secara umum ada juga orang yang malas belajar disebabkan oleh tidak suka dengan mata pelajarannya. Tidak sedikit siswa yang lebih memilih berbohong karena tidak suka belajar karena ia tidak menyukainya. - Mood yang Berantakan
Selain itu, mood yang berantakan menjadi salah satu penyebab malas belajar seseorang, biasanya terjadi karena berbagai macam hal seperti malas, lelah dan sebagainya - Tidak Memiliki tujuan
Selanjutnya tidak memiliki tujuan, penyebab ini terkadang menjadi faktor yang mempengaruhi seorang malas dalam belajar. Biasanya terjadi pada orang yang bingung dalam menjalani kegiatan sehari harinya.
Itulah beberapa faktor penyebab malas belajar yang sering terjadi di kalangan pelajar maupun mahasiswa. Hal yang bisa kita lakukan untuk mengurnginya dalam belajar salah satunya perlu adanya komunikasi dua arah antara orang tua dna anak sehingga kita tahu langkah yang bisa diambil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H