Simbol Kembang Cakra Rahayu Kancana bermula dari peninggalan Maharaja Prabu Niskala Wastu Kancana, yang merupakan raja pada masa Kerajaan Sunda-Galuh, yang berkuasa antara tahun 1371 hingga 1475 M. Simbol ini ditemukan dalam prasasti yang terdapat di Situs Astana Gede Kawali, khususnya pada Prasasti Kawali I dan VI. Prasasti ini menggunakan bahasa dan aksara Sunda (Kaganga) dan berfungsi sebagai tugu peringatan untuk mengenang kejayaan Maharaja Prabu Niskala Wastu Kancana. Selain itu, simbol Cakra Rahayu Kancana juga terkait dengan peninggalan R.A.A Koesoemadiningrat, yang merupakan Bupati Galuh pada tahun 1839-1886 M. Dalam peninggalan beliau, simbol ini dapat ditemukan pada trisula atau tombak bermata tiga yang ada di Museum Galuh Pakuan.
Simbol Cakra Rahayu Kancana dalam masyarakat Galuh memiliki arti yang cukup dalam dan penuh dengan nilai-nilai filosofis kehidupan. Secara harfiah, Cakra Rahayu Kancana berarti "Cakra" (kuasa/penguasa/pemimpin), "Rahayu" (keselamatan/keberkahan), dan "Kancana" (emas/kamulyaan). Ini menunjukkan bahwa simbol ini juga melambangkan harapan akan keselamatan dan keberkahan bagi masyarakat. Tiga helai bunga teratai pada simbol kembang cakra rahayu kancana ini melambangkan Tri Tangtu Dibuana yang bermakna konsep Karamaan, Karesian, dan Karatuan, sebagai sistem tatanan pemerintahan di Tatar Galuh dan Sunda. Ini menunjukkan pentingnya keseimbangan dalam pemerintahan dan kehidupan sosial.
Cakra merupakan simbolisasi roda kehidupan yang terus berputar, mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur dan waspada. Ini mencerminkan siklus kehidupan yang dinamis, di mana kadang berada di atas dan kadang di bawah. Sebagai sebuah simbol, Kembang Cakra Rahayu Kancana mencerminkan semangat nilai kepemimpinan yang diajarkan oleh raja-raja terdahulu di Tatar Sunda-Galuh. Kepemimpinan yang dimaksud tidak hanya berbentuk undang-undang, tetapi juga harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prinsip Tritangtu (tekad, ucap jeung lampah) yang harus selaras dan seimbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H