Â
   Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya dan beragam suku budaya-  nya. Kita bisa merasakan dan menikmati segala sumber daya alam yang ada di Indonesia ini berkat jerih payah para pahlawan yang telah gugur mendaahului kita. Tak hanya itu para kaum golongan dari pesantren pun ikut andil dalam proses Kemerdekaan Indonesia. Para kaum dari pesantren itu, yakni para kyai dan santri. Para kyai menyumbangkan pemikiran-pemikirannya untuk membantu para aktivis pergerakan demi memerdekakan tanah air tercinta ini dari belenggu kolonialisme. Sedangkan para santri juga menyumbangkan tenaganya di garda terdepan yaitu turut berjuang bersama para pasukan gerilya menghadapi pasukan penjajah. Oleh sebab itu jasa kaum golongan dari pesantren sangat besar bagi negara Indonesia ini.
Pengertian Santri
    Berbicara mengenai santri yang ikut berperan andil dalam memerdekakan Indonesia ini, tentu timbul pertanyaan siapakah dan apa itu santri?. Santri mempunyai berbagai istilah dan tafsiran yang beragam. Santri berasal dari kata bahasa inggris yakni SUN THREE yang mempunyai arti tiga matahari. Sebenarnya hal tersebut hanyalah sebuah metafor atau perumpamaan. Makna dari tiga matahari sendiri yaitu iman, islam, dan ihsan. Seorang santri tentu harus memiliki ketiga sifat diatas, karena karakter pesantren sangat melekat akan ketiga sifat tersebut. Santri adalah orang yang menimba dan mencari ilmu di sebuah pondok pesantren. Seseorang yang rela merantau dan meninggalkan tanah kampung halamannya demi ia menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren. Seseorang yang rela meninggalkan kesenangan dunia dan hidup sederhana seadaanya demi untuk menggapai ilmu yang ada di pondok pesantren.
Sifat Yang Melekat Pada Santri
    Seorang santri yang hidup di pondok pesantren tentu mempunyai sifat-sifat dan karakter yang unik karena terbentuk dari lingkungan pondok pesantren. Sifat sifat dari seorang santri diantaranya yaitu :
- Taat dalam Beribadah
    Seorang santri tentu sangat disiplin dalam hal beribadah. Karena para santri sudah belajar banyak akan ilmu dalam beribadah yang diajarkan oleh para guru dan kyai. Banyak kitab yang memahas tentang tauhid yang berguna bagi santri untuk mempertebalkan keimanan. Para santri juga belajar kitab fiqih untuk mengetahui kaidah-kaidah cara beribadah kepada Allah. Para santri juga belajar kitab hadits untuk mengamalkan sunah-sunah dan meneladani sikap nabi Muhammad SAW. Â
Â
- Taqdim dan patuh terhadap Kyai
    Seorang santri tentunya pasti mempunyai sifat yang taqdim dan patuh terhadap kyai. Karena seorang santri paham bahwa ia mendapatkan ilmunya dari guru dan kyainya tersebut. Apabila seorang santri tidak memiliki sifat ini dan membuat guru atau kyainya marah dan kecewa, maka ia tidak akan menggapai barokah dan kemanfaatan ilmu, karena ridho Allah ada pada ridho guru.
- Berakhlakul Karimah
    Sudah tidak diragukan bahwa kebanyakan santri yaitu mempunyai akhlak berakhlakul karimah. Salah satu fokus dan misi dari sebuah pondok pesantren yakni bagaimana lembaga tersebut berhasil mencetak santri yang berakhlakul karimah. Al adabu fauqol ilmi, adab itu diatas dari ilmu. Maksud dari mahfudzot tersebut yakni seseorang yang berilmu itu tidak ada gunanya apabila dia tidak mempunyai adab. Pintar itu perlu, karena di zaman sekarang kita dituntut agar menjadi seorang yang multifungsi dalam berbagai hal. Akan tetapi apabila seseorang tersebut tidak mengimbanginya dengan adab dan tata krama. Oleh karena itu, para santri dibentuk di pondok pesantren agar menjadi pribadi yang berilmu dan berakhlak.
- Peka akan Keadaan
    Salah satu sikap yang melekat pada seorang santri yakni peka. Peka dalam situasi dan kondisi sudah ditanamkan oleh lembaga pondok pesantren untuk mengasah kepakaan para santri sehingga, para santripun mempunyai kepekaan dalam berbagai keadaan. Semisal ada seseorang lanjut usia yang menyeberang jalan, seorang santri yang sejak di pondok pesantren sudah ditanamkan rasa kepekaan terhadap suatu keadaan pun membuat inisiatif untuk menolong orang tersebut.
- Cinta Tanah Air
    Cinta tanah air atau dalam istilah arab yakni hubbul wathon sudah selayaknya dimiliki oleh para santri. Rata-rata para santri mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, karena guru dan kyai yang mengajar tersebut juga memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi. Hal tersebut juga dilakukan nabi Muhammad yakni sangat mencintai tanah airnya makkah.
Peran Santri Bagi Negeri
    Berbicara peran santri bagi negeri ini tentu sangatlah banyak. Salah satunya yakni ikut berjuang dalam memerdekakan Indonesia dari penjajah. Lewat seruan resolusi jihad yang dinyatakan oleh KH Hasyim Asyari membuat semangat para santri pun terbakar. Resolusi jihad yang berisi "berperang melawan penjajah hukumnya adalah fardlu ain yang harus dikerjakan oleh seorang muslim" membuat para santri berduyun-duyun berangkat ke Surabaya untuk membantu arek-arek Surabaya yang gigih melawan penjajah. Tak hanya itu Soekarno Presiden RI pada saat itu juga sering berkunjung ke pondok-pondok pesantren untuk meminta saran pendapat tentang Indonesia, salah satunya yakni meminta saran ke KH Wahab Hasbullah. Hubungan KH Wahab Hasbullah dengan Soekarno terbilang sangat dekat hingga banyak yang beranggapan bahwa KH Wahab Hasbullah pro dengan PKI, karena pada saat presiden Soekarno juga mempunyai hubungan dekat dengan partai PKI. Padahal, hal tersebut bertolak belakang dengan asumsi sebagian orang, maksud KH Wahab Hasbullah dekat dengan Presiden Soekarno yakni guna memengaruhi Soekarno agar tidak terlalu dekat dengan PKI. Karena KH Wahab Hasbullah berpikiran, tidaklah semua kyai harus berjuang lewat pondok pesantren, harus ada kyai yang terjun ke dunia politik guna memengaruhi para pejabat dan petinggi negara agar menjadi pemimpin yang bijak. Tak hanya itu peran santri bagi negeri selanjutnya yakni banyak alumni lulusan pondok pesantren yang mengisi kursi pemerintahan seperti Mahfud MD yang menjabat sebagai Menkopolhukam yang alumni dari Pondok Pesantren Al-Mardhiyyah, Waru, Pamekasan. Ada juga Muhaimin Iskandar yang menjabat sebagai wakil ketua DPR bidang Kesejahteraan Rakyat yang masih mempunyai darah keturunan dengan KH Bisri Syansuri salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. Dan yang tak terlupakan adalah KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang menjabat sebagai Presiden ke-4 yang berasal dari Pondok Pesantren Tebuireng. Bapak pluralisme Indonesia ini mempunyai sikap toleransi yang sangatlah tinggi yang membuat Gus Dur dihormati dan dicintai oleh orang agama islam dan non islam.  Oleh sebab itu, kita harus sepatutnya menghargai dan mengapresiasi akan peran santri tersebut. Jas merah, jangan sekali-kali kita melupakan sejarah. Karena  jika kita memahami sejarah kita jadi tahu pahitnya perjuangan para pahlawan dan para santri yang berjuang guna dinikmati oleh generasi setelahnya. Oleh karena itu kita harus meneladani sikap para pahlawan dan para santri yakni dengan berjuang dan belajar agar kelak bisa memajukan dan mensejahterakan kehidupan yang ada dalam negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H