Mohon tunggu...
Ilham
Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Suka membaca buku dan berolahraga

Suka membaca, traveling, dan berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengunjungi House of Sampoerna

24 Juni 2015   21:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:58 1317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

House of Sampoerna berdiri di Jalan Taman Sampoerna 6 Surabaya, tak jauh dari Jembatan Merah Plaza. House of Sampoerna merupakan museum sejarah perusahaan rokok HM Sampoerna dari awal berdiri. Bangunan ini dibangun pada masa penjajahan Belanda tahun 1862, awalnya digunakan sebagai panti asuhan. Tahun 1932, bangunan ini dibeli Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna, untuk dijadikan pabrik rokok.

Liem Seeng Tee adalah imigran dari Cina yang datang ke Indonesia bersama ayah dan kakak perempuannya pada tahun 1898, tak lama setelah ibunya meninggal, untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Saat itu ia baru berumur lima tahun. Di tengah perjalanan, sang ayah harus merelakan kakak perempuannya diadopsi oleh sebuah keluarga Cina di Singapura karena kondisi ekonomi yang buruk. Tak lama setelah tinggal di Indonesia, sang ayah meninggal karena sakit. Seeng Tee muda pun diadopsi oleh sebuah keluarga di Bojonegoro. Pada usia 11 tahun, ia meninggalkan keluarga angkatnya dan mulai menjajakan barang dagangan di kereta api.

Ini bukan kunjungan pertama saya di House of Sampoerna. Kunjungan pertama sewaktu SMA untuk keperluan foto buku angkatan. Kunjungan kedua ini bertepatan dengan hari libur sehingga pengunjung yang datang cukup banyak. Apalagi kedatangan saya berbarengan dengan satu rombongan besar pengunjung.

Museum ini menyimpan benda-benda bersejarah sejak Liem Seeng Tee memulai usaha kali pertama. Di ruangan pertama tersimpan potret pendiri perusahaan, perabotan yang dulu digunakan, replika warung pertama, dan sepeda tua milik Liem Seeng Tee. Di ruangan berikutnya, dipajang lukisan-lukisan dan foto direksi dan komisaris saat perusahaan diambil alih Philip Moris.

Masuk lebih dalam kita akan menjumpai mesin cetak kuno beserta kertas cetakannya. Mesin cetak ini masih dapat dioperasikan walau sudah tidak digunakan lagi. Di ruang ini juga dipamerkan peralatan marching band, kemasan rokok sejak dulu, dan alat-alat produksi.

Di lantai 2, kita bisa melihat ruangan belakang yang biasanya digunakan para pekerja untuk melinting rokok Dji Sam Soe. Dari monitor interaktif, dapat dilihat seberapa cepat gerakan tangan mereka. Dan semua pekerja itu adalah wanita. Sedangkan pekerja pria bertugas dalam pengepakan.

Terdapat bangunan lebih kecil di sebelah barat bangunan utama yang masih digunakan sebagai tempat tinggal keluarga Sampoerna. Di depan bangunan itu dipajang dua mobil Rolls Royce koleksi Putera Sampoerna.

House of Sampoerna merupakan cerminan kecil dari usaha besar Liem Seeng Tee. Mengunjungi museum ini membuat kita tahu dan belajar dari perjuangan Liem Seeng Tee dan penerusnya dalam memulai usahanya dari nol hingga mencapai masa kejayaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun