Mohon tunggu...
Ilham
Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Suka membaca buku dan berolahraga

Suka membaca, traveling, dan berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengenal Lebih Dekat Alutsista Terbaru TNI

12 Oktober 2014   14:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:22 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perayaan HUT TNI ke-69 digelar secara meriah di Dermaga Ujung, Mako Armatim (Markas Komando Armada RI Kawasan Timur) Surabaya 7 Oktober 2014 kemarin. Perayaan yang mengambil tema “Patriot Sejati, Profesional dan Dicintai Rakyat” ini menampilkan ratusan alutsista (peralatan utama sistem pertahanan) dan 22 ribu personel TNI dari tiga matra: darat, laut, dan udara. Pagelaran ini disebut-sebut sebagai perayaan terbesar sepanjang sejarah berdirinya TNI.

Sehari setelah perayaan digelar pameran alutsista TNI di kota yang sama. Di Makodam V Brawijaya, TNI AD memamerkan berbagai macam alutsistanya. Sedangkan di Mako Armatim TNI AL menggelar open ship tiga kapal perang RI (KRI) terbarunya yaitu KRI Usman Harun, KRI Bung Tomo dan KRI John Lie.

Alhamdulillah saya berkesempatan mengunjungi dua pameran tersebut. Tujuan pertama adalah berkunjung ke Pangkalan Armatim karena open ship dibatasi hanya sampai siang. Di Pangkalan Armatim masih tampak sisa-sisa perayaan HUT TNI yang digelar sehari sebelumnya. Di dermaga telah bersandar 4 KRI (KRI Bung Tomo, KRI John Lie, KRI Usman Harun dan KRI Diponegoro) secara bersebelahan.

[caption id="attachment_365806" align="aligncenter" width="300" caption="KRI Usman Harun (sumber: antaranews.com)"]

14130740841245671189
14130740841245671189
[/caption]

[caption id="attachment_365807" align="aligncenter" width="300" caption="Bekas perayaan HUT TNI"]

14130741491103310469
14130741491103310469
[/caption]

Tiga KRI pertama adalah kapal jenis multi-role light frigate (MRLF) yang disebut sebagai kapal kombatan paling canggih milik TNI AL. Kapal MRLF mampu menghadapi serangan dari udara, permukaan laut maupun bawah laut. Sederhananya tiga KRI tersebut walau mempunyai ukuran tidak besar tetapi mempunyai daya penghancur yang tinggi. Ketiga kapal ini diproduksi di Inggris. KRI Bung Tomo pertama tiba di Tanah Air pada awal Agustus. Sedangkan KRI Usman Harun dan KRI John Lie menyusul awal September lalu.

[caption id="attachment_365808" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Koarmatim siang itu, tampak patung Jalesveva Jayamahe"]

14130742052145625775
14130742052145625775
[/caption]

Mungkin di antara kita masih asing dengan nama John Lie yang dijadikan nama salah satu kapal perang kita. John Lie adalah seorang pahlawan nasional beretnis Tionghoa. John Lie dikenal karena sering memimpin pelayaran penetrasi ke Singapura dan berhasil menembus blokade Belanda.

Tiga MRLF yang baru dimiliki TNI AL ini mempunyai spesifikasi yang sama, hanya berbeda nama saja. Berdimensi panjang 95 meter, lebar 12,7 meter dan tinggi 15,49 meter. Sistem persenjataan terdiri dari meriam, senapan pertahanan, peluncur rudal, peluncur misil udara dan peluncur torpedo. Menurut anggota TNI yang saya tanyai, MRLF dapat mencapai kecepatan 31 knot atau sekitar 55,8 km per jam (1 knot setara 1,8 km per jam).

[caption id="attachment_365810" align="aligncenter" width="300" caption="Teropong, saya coba menggunakan teropong ini, objek yang jaraknya ratusan meter dapat terlihat dengan sangat jelas"]

1413074247471804578
1413074247471804578
[/caption]

[caption id="attachment_365811" align="aligncenter" width="300" caption="Rudal Exocet MM 40 block II, untuk perang udara"]

14130742791266817117
14130742791266817117
[/caption]

[caption id="attachment_365812" align="aligncenter" width="300" caption="Kompas"]

14130743111870956286
14130743111870956286
[/caption]

[caption id="attachment_365813" align="aligncenter" width="300" caption="Meriam MSI Defence DS 30B REMSIG 30 mm"]

14130743391225079307
14130743391225079307
[/caption]

[caption id="attachment_365814" align="aligncenter" width="300" caption="Meriam Oto Melara 76 mm"]

14130743672031445326
14130743672031445326
[/caption]

14130743901086785976
14130743901086785976

1413074642467083699
1413074642467083699

[caption id="attachment_365817" align="aligncenter" width="300" caption="Helipad di KRI Usman Harun"]

14130744342137998862
14130744342137998862
[/caption]

Di atas kapal terlihat puluhan siswa SMA dan beberapa orang dari kalangan umum. Namun secara keseluruhan suasananya tidak ramai. Mungkin disebabkan lokasi yang berada di ujung kota, berada di pangkalan militer dan jam kunjung yang dibatasi hanya sampai siang. Di tiap kapal terdapat beberapa anggota TNI yang stand-by. Selain tiga KRI baru juga dipamerkan KRI Diponegoro. Kapal ini berjenis SIGMA (ship integrated geometrical modularity approach) dan diproduksi di Belanda tahun 2005.

[caption id="attachment_365818" align="aligncenter" width="300" caption="Ayo senyum... "]

14130745011804267898
14130745011804267898
[/caption]

141307453374515503
141307453374515503

14130746091843909261
14130746091843909261

Di samping tampak empat KRI lainnya ikut bersandar yaitu KRI Sultan Iskandar Muda 367, KRI Sultan Hasanudin 366, KRI Yos Sudarso 353 dan KRI Oswald Siahaan 354. Namun empat KRI tersebut tidak menggelar open ship. Juga ada KRI Makassar 590. KRI ini berfungsi mengangkut kendaran tempur beserta personelnya.

[caption id="attachment_365823" align="aligncenter" width="300" caption="Empat KRI lainnya"]

1413074679314468025
1413074679314468025
[/caption]

[caption id="attachment_365824" align="aligncenter" width="300" caption="KRI Makassar"]

1413074705315699303
1413074705315699303
[/caption]

[caption id="attachment_365825" align="aligncenter" width="300" caption="KRI Banda Aceh 593 dan kapal Anjasmoro"]

1413074733933410545
1413074733933410545
[/caption]

[caption id="attachment_365826" align="aligncenter" width="300" caption="Dari kejauhan tampak kapal-kapal fery penyeberangan"]

1413074759776951836
1413074759776951836
[/caption]

Pada saat yang sama, TNI AD juga memamerkan alat-alat tempurnya di Makodam V Brawijaya. Saya pun langsung bergegas ke sana. Siang itu lapangan Makodam sudah dipenuhi berbagai macam alutsista seperti helikopter, berbagai jenis meriam dan kendaraan tempur lainnya. Beberapa tank Leopard dan tank Stormer terparkir di jalan. Masyarakat terlihat ramai di sekeliling berbagai kendaraan tempur. Banyak anggota TNI juga terlihat membaur dengan masyarakat sembari memberi penjelasan.

Saya cukup beruntung karena tak berselang lama diumumkan bahwa tank-tank Leopard tersebut boleh dinaiki oleh masyarakat. Tampaknya pawai akan kembali dimulai. Masyarakat pun berebutan naik ke atas tank, tua ataupun muda. Saya tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan ikut naik ke atas tank, hehehe... Kalau tak salah tank Leopard yang pawai siang itu berjumlah enam buah.

[caption id="attachment_365827" align="aligncenter" width="300" caption="Tank Leopard"]

14130747941512961184
14130747941512961184
[/caption]

[caption id="attachment_365828" align="aligncenter" width="300" caption="Masyarakat antusias menaiki tank"]

14130748831375325388
14130748831375325388
[/caption]

14130749031734017678
14130749031734017678

141307498185136154
141307498185136154

Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya satu persatu tank bertenaga 600 horsepower yang telah dinaiki puluhan orang ini pun mulai bergerak. Tentu tank bergerak dengan kecepatan rendah. Kecepatan tank Leopard di jalan sendiri dapat mencapai 72 km/jam dan jarak jelajahnya mencapai 550 km.

14130750112011169164
14130750112011169164

14130750281436232043
14130750281436232043

Dan seperti yang dibahas di berbagai forum, tank ini tidak menimbulkan kerusakan pada jalan beraspal atau infrastruktur lainnya. Walaupun berat tank buatan Jerman ini mencapai 62,5 ton, jalan aspal yang dilalui tidak mengalami keretakan. Roda tank yang luas membuat berat tank terdistribusi secara merata. Leopard mempunyai tekanan jejak 0,83 kg/cm serta mampu menampung bahan bakar sebanyak 1200 liter.

[caption id="attachment_365834" align="aligncenter" width="300" caption="Kendaraan khusus pengangkut tank"]

141307506163881164
141307506163881164
[/caption]

14130751021044757784
14130751021044757784

14130751621880212487
14130751621880212487

Rute pawai sendiri tidak panjang. Dari titik awal di jalan Raden Wijaya tank berbelok ke jalan Hayam Wuruk lalu berputar ke jalan Brawijaya dan kembali ke titik awal. Jalanan yang dilalui Leopard terpaksa harus ditutup dahulu karena tank selebar 3,7 meter ini memakan satu lajur jalan.

14130751901490123760
14130751901490123760

Walaupun tidak terlalu lama itu adalah pengalaman yang cukup mengesankan. Setelah ‘mengendarai’ Leopard saya tidak berkeliling ke tempat lain karena cuaca saat itu cukup panas dan sudah lumayan capek juga, hehe...

[caption id="attachment_365839" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu jenis helikopter yang dipamerkan"]

14130752221684965976
14130752221684965976
[/caption]

Semoga dengan alutsista yang makin canggih dan lengkap kedaulatan negara dapat terus dipertahankan. Dirgahayu TNI ke-69. Bersama rakyat TNI kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun