Mohon tunggu...
ILHAM NUR WIJAYA
ILHAM NUR WIJAYA Mohon Tunggu... Insinyur - Insinyur

Nama saya ilham nur wijaya, hobi saya bersepeda, saya mahasiswa magister ilmu lingkungan di universitas jendral soedirman

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengelolaan Sampah di Pondok Pesantren Darussalam Purwokerto

18 Desember 2024   12:10 Diperbarui: 18 Desember 2024   12:10 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permasalahan Sampah di Indonesia Yahoo Image Search Results

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi yang terus bertambah, menghadapi tantangan serius terkait pengelolaan sampah. Masalah ini semakin mendesak, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perubahan pola konsumsi masyarakat, di mana menghasilkan lebih banyak limbah. Data terbaru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan skala permasalahan yang dihadapi, dengan timbunan sampah di Indonesia mencapai 69,7 juta ton sepanjang tahun 2023. Angka ini tidak hanya mencerminkan besarnya volume sampah yang dihasilkan, tetapi juga menggambarkan kompleksitas tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan limbah di negara ini. Lebih mengkhawatirkan lagi, dari total timbunan sampah di Indonesia ini, sekitar 33% tidak terkelola dengan baik secara nasional. Ini berarti bahwa sepertiga dari seluruh sampah yang dihasilkan berakhir di tempat yang tidak semestinya, seperti sungai, laut, atau tempat pembuangan ilegal yang tidak dikelola dengan baik. Permasalahan sampah di Indonesia umumnya terjadi di kota-kota besar, hal ini terjadi karena banyaknya sampah-sampah yang dihasilkan, tetapi kuranya pengelolaan sampah, banyak sampah-sampah dibiarkan begitusaja bahkan sampai menumpuk tinggi. Diperlukan pengelolaan sampah yang baik yang bisa mengurangi permasalahan sampah yang ada.

Pondok Pesantren Darussalam Purwokerto, beralamat di Jl. Sunan Bonang No.37 RT03/06 Desa Dukuhwaluh, Kecamtan Kembaran, Kabupaten Banyumas ikut berperan dalam pengelolaan sampah, terutama di lingkungan internal pondok pesantren. Sampah-sampah yang ada dipondok Pesantren Darussalam dikelola dengan baik oleh santri-santri, yaitu dengan membentuk departemen khusus pengelolaan bank sampah. Departemen ini dibentuk guna mengatasi permasalahan sampah yang ada di pondok pesantren. Sebelum adanya departemen ini tata kelola lingkungan khususnya permasalahan sampah di pondok pesantren kurang tertib. Banyak sampah-sampah yang menumpuk dan lama dalam penangannnya, akan tetapi setelah adanya Departemen Bank Sampah, pengelolaan sampah di pondok menjadi lebih baik bahkan menjadi percontohan masyarakat sekitar.  Departement bank sampah melakukan pengelolaan sampah baik sampah organik maupun anorganik. Sistem pemisahan sampah organik dan anorganik dilakukan oleh semua santri yaitu dengan adanya tempat sampah yang berbeda-beda sesuai kategori organik maupun anorganik, sehingga santri bisa membuang sampah sesuai jenis sampah pada tempatnya.

Foto Deklarasi Bank Sampah (Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Darussalam Purwokerto)
Foto Deklarasi Bank Sampah (Sumber: Dokumentasi Pondok Pesantren Darussalam Purwokerto)

Setelah semua sampah terkumpul, sampah berupa organik akan diolah, Sebagian difermentasi sebagai bahan pupuk organik. Proses fermentasi dilakukan dengan menimbunsampah pada tempat khusus dan menambahkan cairan khusus, cairan tersebut tersedia di toko-toko pertania. Setelah diberi cairan kemudian timbunan sampah tersebut ditutup dan didiamkan hingga proses fermentasi berlangsung dan terciptalah pupuk organik, pupuk tersebut dimanfaatkan oleh komunitas santri tani yang ada di pondok pesantren Darussalam sebagai pupuk tanaman sayur mayur, seperti cabai, terong, dll. Sebagian sampah organik berupa sisa-sisa makanan biasanya dimanfaatkan sebagai pakan ulat magot, Dalam hal ini ulat magot oleh santri dimanfaatkan sebagai pakan ikan.

Adapun sampah anorganik oleh santri dipilah kembali sesuai jenisnya, apakah itu plastik, kardus, kaca, dll. Untuk sampah anorganik yang bisa di daur ulang biasanya oleh akan dipisahkan dan dijual di pengepul sampah. Sedangkan sampah anorganik yang tidak bisa didaur ulang akan dibakar di tungku pembakaran khusus. Mengapa disebut tungku pembakaran khusus? Karena tungku ini didesain secara khusus, Dimana asap hasil busnagan pembakaran sangat minim, sehingga proses pembakaran sampah tersebut tidak mencemari lingkungan. Tungku tersebut didesain dengan menggunakan batu bata yang dibentuk seperti runangan kubus, dengan pembakaran api di bagian bawah, dan pada bagian atas terdapat bagian filtrasi asap. Bagian filtrasi asap ini dibuat dengan tujan asap hasil buangan pada pembakaran tersebut tidak mencemari lingkungan. Apabila tidak terdapat bagian filtrasi pada tungku tersebut tentu pembakaran yang ada akan berpengaruh terhadap pencemaran udara.

Dalam pengelolaan sampah anorganik, santri juga mengadakan kegiatan kreasi sampah dengan mengolah sampah-sampah anorganik menjadi barang-barang yang bermanfaat. Kegiatan ini dilakukan sebagai agenda tahunan Pondok Pesantren Darussalam. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan masing-masing kamar. Adapun barang-barang hasil dari kreasi sampah ini berupa hiasan dinding, tempat pensil, tikar dari rajutan smapah plastic minuman, dll.

Selain itu, Semua santri juga ikut berperan aktif membersihkan lingkungan sekitar pesantren yaitu dengan diadakannya roan akbar. kegiatan roan akabar ini dilakukan guna membersihkan lingkungan luar area pesantren yaitu dengan membersihkan saluran-saluran air, selokan, irigasi, tepi-tepi jalan dari sampah baik berupa sampah organik maupun anorganik. Kegiatan ini dilakukan setiap minggu dimulai pukul 07.00WIB – 10.00WIB. Semua itu dilakukan di lingkungan pondok pesantren guna menjaga lingkungan pondok tetap lestari dan sebagai peran aktif pondok pesantren dalam pengelolaan sampah dalam kehidupan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun