Jadi, belajar bukan hanya dalam sekolah melainkan kita bisa belajar dari lingkungan sekitar, kita bisa belajar dari alam dan lain sebagainya. Gagne berpendapat bahwa belajar memiliki 8 jenis, 1) Belajar Isyarat (Signal Learning), 2) Belajar Stimulus-Respon (Stimulus-Response Learning), 3) Belajar Rangkaian (Chaining Learning), 4) Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning), 5) Belajar Membedakan (Discrimination Learning), 6) Belajar Konsep (Concept Learning), 7) Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning), 8) Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning).Â
Urutan jenis-jenis belajar tersebut merupakan tahapan belajar yang bersifat hierarkis. Selanjutnya Gagne menambahkan bahwa empat tipe belajar pertama kurang relevan untuk belajar disekolah, sedangkan empat tipe kedua lebih menonjolkan pada belajar kognitif yang memang ditonjolkan di sekolah. Inilah yang dirasa menjadikan proses belajar di sekolah kurang efektif.
Kita sudah kecanduan sekolah sehingga tidak mampu membayangkan dunia tanpa sekolah. Untuk memastikan pendidikan universal bagi kebanyakan anak-anak Indonesia, yang diperlukan adalah pengembangan sebuah jejaring belajar yang lentur, luwes, lebih non-formal, bahkan informal.Â
Formalisme kronis persekolahan harus dikurangi seminimal mungkin. Tanpa sekolahpun kita sebenarnya baik-baik saja. Kita boleh mulai khawatir kalau kita tidak belajar. Pendapat ini dikemukakan oleh Prof. Daniel Muhammad Rosyid, Ph. D.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI