Tri Dharma Perguruan Tinggi mempunyai tiga elemen, yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian. Mahasiswa sebagai civitas akademika memiliki tanggungjawab dalam menerapkan ketiga elemen Tri Dharma tersebut. Melalui implementasi Tri Dharma diharapkan dapat menghasilkan mahasiswa yang mampu memberikan sumbangsih keilmuaannya sehingga bermanfaat kepada khalayak secara luas.
Salah satu elemen dari Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat. Elemen ini mengharuskan mahasiswa untuk berkegiatan di luar kelas berupa terjun langsung ke masyarakat. Bentuk pengabdian ini dilakukan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN biasanya diadakan setiap masa libur semester. Program KKN ini merupakan sarana yang disediakan perguruan tinggi untuk mendukung pengabdian mahasiswa.
Di awal tahun 2023, Universitas Jember (UNEJ) memulai tahun dengan menyelenggarakan KKN UNEJ Membangun Desa (UMD). Mahasiswa yang mengikuti KKN dibagi dalam beberapa kelompok dan ditempatkan di berbagai desa di Jember maupun Bondowoso. Salah satu kecamatan di Jember yang ditunjuk sebagai tempat KKN adalah Gumukmas. Di kecamatan Gumukmas dipilih lima dari delapan desa yang jadi lokasi pengabdian mahasiswa, yakni Desa Bagorejo, Menampu, Purwoasri, Gumukmas dan Karangrejo.
KKN UNEJ Kelompok 18 mendapat lokasi pengabdian di Desa Karangrejo. Desa ini memiliki lanskap hamparan lahan pertanian yang luas. Karangrejo berbatasan dengan Desa Bagorejo di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Menampu di sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Mojomulyo di sebelah selatan serta berbatasan dengan Desa Grenden di sebelah selatan. Karangrejo terdiri 55 RT dan 16 RW dari dua dusun, yakni Dusun Bendorejo dan Karanganyar. Mayoritas penduduk Karangrejo bekerja sebagai petani, beragama Islam dan berbahasa Jawa.
Pada minggu pertama, kami melakukan observasi dan survey untuk mengetahui gambaran desa dengan baik. Kami menemui perangkat-perangkat desa untuk saling mengenal dan memahami potensi hingga permasalahan yang ada di desa. Kami juga turut mendatangi fasilitas-fasilitas umum desa seperti posyandu hingga sekolah. Kami juga mengunjungi UMKM desa yang menjual keripik pisang dan kerupuk. Kita juga mengikuti kegiatan pengajian rutin setiap Kamis malam dan senam pagi di hari Jum'at.
Pada minggu kedua, kami mengerucutkan rencana program kerja yang akan dilaksanakan berupa pencegahan stunting. Kami mendatangi posyandu dan bertemu Bidan Polindes (Pondok Bersalin Desa) untuk memetakan masalah stunting sekaligus berkonsultasi mengenai rencana program kerja kami. Ditemukan bahwa Karangrejo terdapat 22 anak mengalami stunting. Data itu tergolong lebih rendah dibanding Desa Bagorejo sebanyak 46 anak dan Desa Tembokrejo ada 32 anak. Meski demikian, gejala stunting perlu menjadi perhatian jangka lama maka dari itu kegiatan yang kami usung berbentuk pencegahan.
Setelah memetakan masalah stunting, kami mengadakan sosialisasi & workshop pencegahan stunting dan pembuatan MPASI di minggu ketiga. Acara dilakukan di balai desa dengan membuka dua kelas, yakni kelas ibu hamil pada siang hari dan kelas ibu balita pada sore hari. Acara dihadiri oleh perangkat-perangkat desa, ketua Kader Pembangunan Manusia (KPM), Babinsa, ibu-ibu hamil dan ibu-ibu balita. Ibu-ibu yang hadir diberikan brosur pencegahan stunting, buku resep MPASI juga bahan-bahan untuk membuat MPASI. Kami dibantu bidan menyampaikan materi terkait stunting, keterkaitan sanitasi dengan stunting dan pentingnya MPASI. Selain diberikan materi, ibu-ibu juga diberikan pre-test dan post-test untuk mengukur efektifitas materi yang telah disampaikan. Acara kami tutup dengan praktik/demo memasak MPASI berupa puding susu vanila yang hasilnya dibagikan kepada anak-anak balita. Acara kami mendapatkan kesan positif dari perangkat desa maupun bidan. "Dengan acara seperti ini, ibu hamil dan ibu balita dapat mengetahui apa itu stunting, bagaimana pencegahannya dan yang menyenangkan ada demo masak pemberian MPASI", ujar Bu Mila Bidan selaku pengisi materi dan Ketua Polindes. Pak Tatok sebagai Sekretaris Desa juga mengungkapkan testimoninya, "Saya harap kepada masyarakat perlu berterima kasih kepada anak-anak KKN karena merasa terbantu, desa juga merasa terbantu. Mudah-mudahan apa yang telah disosialisasikan dan apa yang telah diberikan berupa makanan tambahan (MPASI) bisa bermanfaat".
Setelah program utama selesai, pada minggu keempat dan kelima kami banyak berkegiatan di sekolah-sekolah. Kami membantu dalam mendampingi dan melatih siswa/i SDS NU Karangrejo 03 untuk mengikuti lomba olimpiade MIPA, story telling hingga baca puisi. Kami juga ikut dalam mempersiapkan dan membantu acara gelar karya sebagai bagian dari program Sekolah Penggerak. Selain itu, kami turut membantu membantu program pengabdian dosen dari Program Studi Biologi FMIPA UNEJ yang mengadakan sosialisasi tentang edukasi kesehatan alat reproduksi wanita pada siswi di Mts Darul Ulum dan SMK Plus Darul Ulum. Kegiatan itu mendapat testimoni yang positif dari siswi, guru maupun dosen pemateri. "Selain dapat ilmu, aku juga dapat jajan. Waktu dijelaskan tentang reproduksi dan kesehatan organ reproduksi wanita suasananya seru, seneng lah, pokok asik bersama kakak-kakak" ujar Fiba siswi peserta penyuluhan. Bu Dina selaku guru SMK Darul Ulum juga menyampaikan tanggapan positif "Kegiatannya baik, bagus, karena siswi perlu belajar dari luar seperti hari ini yang diadakan oleh kampus". Selain itu, Bu Eva sebagai salah satu pemateri memberi respon "Hari ini kegiatan berjalan lancar dan anak juga antusias menerima materi, dan kemudian yang menarik ada kuis, mereka juga semangat untuk menjawab. Terima kasih juga kepada mahasiswa KKN yang juga membantu kegiatan ini".Â
Selama minggu terakhir sebelum selesai KKN, kami masih mengikuti kegiatan posyandu. Kami membantu dalam mengukur tinggi badan anak, berat badan anak, menginput data juga membagikan pamflet pencegahan stunting serta produk kami puding susu sebagai makanan tambahan/MPASI. Kami juga mendapatkan testimoni positif dari sasaran (ibu-ibu balita) maupun pihak posyandu. "Senang karena ada yang membantu dan diberi puding susu kita juga terima kasih". ungkap Bu Dewi selaku Kader Posyandu. Tanggapan positif juga dikemukakan Bu Salma selaku Ibu yang mengikuti posyandu, "Senang dan juga pasti bakalan sering buat (puding susu) untuk camilan anak di rumah".KKN yang dilaksanakan tanggal 4 Januari-14 Februari 2023 ditutup dengan acara penarikan di kantor Kecamatan Gumukmas. Acara penarikan dihadiri semua mahasiswa KKN, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Para Kades, pihak Kapolsek, Danramil dan Camat. Acara berisi testimoni dari para stakeholder desa/kecamatan, ungkapan terima kasih dari pihak kampus (mahasiswa dan dosen), serta pembagian cinderamata. Setelah 42 hari bersama, kami akhirnya pulang ke rumah masing-masing.