Mohon tunggu...
Ilham Maulidin
Ilham Maulidin Mohon Tunggu... Insinyur - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor tahun 2015

4th-year Bachelor's student at the department of Agro-industrial Technology, IPB University. Currently, as a research exchange student in TUAT, Japan in the division of Biotechnology and Life Science and have research field interest in agro-industrial technology, smart packaging, label indicator for food analysis, biosensor development and its application for food and agriculture improvement.  Aspired to be future excellent researcher and lecturer and embodies a hardworking and eager-to-learn personality and be impactful person through the development of my own agro-industrial factory in the future.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gerakan Cinta Anak Tani, Berikan Hak Sekolah untuk Anak Tani

25 April 2019   21:14 Diperbarui: 27 April 2019   15:31 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Setiap hak manusia adalah tanggungjawab bersama. Tanggungjawab kita juga untuk membangun negeri tanah air tercinta. Besar atau pun kecil usaha kita membangun negara, itu belum seberapa tanpa kita berhasil memupuk kepedulian dan keadilan bagi sesama.

Negeri ini perlu regenerasi.Regenerasi hebat dari Sang Pemuda Desa kalangan Anak Tani. Siapa yang bisa menyangka nasib pertanian ke depan akan selalu baik-baik saja ? kalau saja hari ini kita masih mengabaikan hak dan kewajiban kita untuk membantu mereka.

Mereka yang sedari lahir begitu hangat dan kental hidup dengan dunia pertanian, mereka yang memiliki semangat untuk sekolah namun penuh dengan keterbatasan. Adalah hal tabu selalu menuntut untuk kemajuan di bidang pertanian, ketika regenerasi Anak Tani untuk memiliki mimpi meneruskan sekolah terus kita campakkan.

Source: Dokumentasi GCAT, 2017
Source: Dokumentasi GCAT, 2017
Memang, negeri ini adalah negeri yang adil dan damai. Begitu banyak dikenali orang luarnegeri sebagai negeri Agraris sejati. Tapi apakah itu sudah sepenuhnya memiliki arti bagi kalangan anak tani ? Saya berfikir itu tidak berarti apa-apa bagi kami.

Ketika kita melihat begitu besar pembangunan pertanian di berbagai belahan nusantara, sejatinya itu bukanlah hasil jerit payah penjajah-penjajah di luar sana. Kita seringkali melihat keberhasilan dan kemajuan pertanian selalu diagung-agungkan kepada pejabat-pejabat negara, tetapi tatkala kelangkaan bahan pertanian mencekik kita, petani selalu menjadi sasaran utama yang menanggung nestapa dan derita.

Bagaimana ke depan pertanian bisa maju? Ketika egoisme masih merajalela dimana-mana. Berhentilah mengatakan ya mendukung keberlanjutan pertanian tetapi hanya dengan omongan di sosial media demi sebuah citra baik negara.

Bagaimana ke depan pertanian bisa maju? Ketika hak regenerasi petani masih belum sepenuhnya dimiliki. Berhentilah mengatakan Maju Pertanian Indonesia kalau hari ini kita masih tidak bertindak apa-apa untuk hak sekolah mereka.

Bagaimana ke depan pertanian bisa maju? Ketika kita belum mampu mawas diri sudah sejauh mana kita peduli ?.Berhentilah untuk mengatakan Ini adalah salah petani kalau hari ini kita masih memikirkan ingin makan dengan sesuap nasi.

Beruntunglah negeri ini memiliki banyak kalangan mahasiswa, yang sangat peduli akan nasib dan hak hidup sesama manusia terlebih untuk petani di seluruh Indonesia yang selalu menjadi penolong kita semua.

Source: Dokumentasi GCAT, 2017
Source: Dokumentasi GCAT, 2017
Mahasiswa selalu menjadi inspirasi bagi para petani dalam bertahan membangun asa kita semua hingga saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun