Mohon tunggu...
Ilham Laila
Ilham Laila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perpustakaan - FIA UB

Peembaca berdasarkan kebutuhan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelompok KKN-T 32 FIA UB Gelar Sosialisasi Digital Marketing dan Pembukuan Keuangan bagi UMKM di Desa Sutojayan

16 Juli 2022   21:12 Diperbarui: 24 Juli 2022   22:01 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosialisasi pengenalan marketplace, pelatihan digital marketing, dan pembukuan keuangan bagi UMKM digelar oleh kelompok KKNT-32 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang di Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang (16/07). Kegiatan digelar di Balai Desa Sutojayan yang dihadiri oleh 36 peserta yang merupakan penggiat usaha (UMKM) di desa dengan dua pemateri dari Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. 

Antusiasme peserta terlihat dari jumlah peserta yang mengikuti kegiatan, serta ketertarikan peserta dalam forum diskusi. UMKM peserta ini berasal dari berbagai macam sektor jenis usaha, ada penggiat usaha tempe, sembako, pakaian, penjahit, olahan kopi, banner, raket badminton dan lainnya.

Melihat dari beberapa masalah yang timbul dalam beberapa UMKM, mahasiswa KKNT-32 FIA UB menggelar kegiatan sosialisasi ini. Atas hasil observasi dan survei UMKM yang dilakukan masih banyak UMKM di Desa Sutojayan yang belum paham mengenai digital marketing dan belum memiliki pencataan serta pembukuan keuangan usaha. Adapun tujuan dari hadirnya kegiatan sosialisasi ini adalah untuk mengatasi permasalahan tersebut. 

Tujuan lain berlangsungnya kegiatan disampaikan oleh Mutiara Maharani, salah satu anggota KKN-T 32 yang berperan sebagai MC kegiatan. "Sosialisasi ini kami adakan untuk membantu para pelaku UMKM di Desa Sutojayan dalam memasarkan produk mereka melalui media sosial, pun membantu mereka dalam menyusun laporan keuangan secara sederhana karena mayoritas pelaku UMKM disini belum dan tidak memiliki media sosial dan laporan keuangan." Ujarnya.

"Optimalisasi UMKM di Desa Sutojayan Menuju Ekonomi Desa yang Mandiri" merupakan tema yang diusung dalam kegiatan sosialisasi ini. Safarudin Hisyam Tualeka, S.Tr.Kom., MAB., selaku dosen program studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya merupakan pemateri pertama pada sosialisasi. 

Pengenalan marketplace dan digital marketing merupakan materi yang disampaikan beliau. Mengawali diskusi dengan memberikan ucapan terima kasih dan pengertian kepada peserta akan pentingnya keberadaan dan hadirnya mereka bagi negara. "Terima kasih kepada Bapak/Ibu penggiat UMKM. UMKM merupakan salah satu penunjang ekonomi Indonesia." Ujar Bapak Safarudin.

Dokpri
Dokpri

Selanjutnya, beliau menerangkan bahwa teknik pembelajaran utama atas materi yang akan dipaparkan adalah dengan praktik. Beliau berujar "Materi marketplace dan digital marketing adalah materi yang seharusnya dilakukan dengan praktik." 

Marketplace secara bahasa adalah tempat penjualan secara fisik, sedangkan e-marketplace adalah tempat jual beli secara elektronik. Seiring tahun, e-marketplace lebih dikenal dengan istilah marketplace. Bapak Safarudin memaparkan perbedaan antara marketplace dan online shop.  

Beliau memberikan pandangan kepada para penggiat UMKM untuk membuat online shop-nya sendiri. "Online shop memiliki banyak keuntungan, diantaranya kita dapat bebas mengatur fitur dan design website penjualannya, bebas mengatur alur transaksi, serta memiliki kontrol penuh terhadap website yang didirikan." Ujar Bapak Safarudin menerangkan keuntungan pembuatan website online shop kepada para penggiat UMKM.

Memasuki materi mengenai digital marketing, Bapak Safarudin menerangkan "Ini merupakan penjualan melalui sosial media dengan tujuan menjangkau audience lebih luas dan meminimalisir biaya pemasaran." Melihat para peserta yang mayoritas adalah penggiat UMKM yang belum terlalu mengenai digital marketing, Bapak Safarudin menjelaskan mengenai perbedaan pemasaran digital dan pemasaran konvensional atau tradisional. 

Pemasaran digital dan pemasaran konvensional atau tradisional memiliki tujuan yang sama, yakni memasarkan. Perbedaan antara keduanya ada pada media yang digunakan, yakni melalui internet dan promosi langsung kepada konsumen.

Bapak Safarudin juga memberikan beberapa tips bagi peserta dalam penggunaan media sosial sebagai sarana pemasaran. Pembuatan konten dan pembuatan caption yang menarik. Bagi para penggiat UMKM yang telah memulai memasarkan produknya di sosial media dapat memanfaatkan tips yang diberikan. 

Segmentasi dan target pemasaran juga disampaikan Bapak Safarudin. "Digital marketing lebih efisien, efektif, dan memiliki sasaran atau target yang tepat (sesuai dengan produk yang dijual), serta lebih terarah." Tandas Bapak Safarudin menutup pemaparan materinya.

Dokpri
Dokpri

Pembukuan keuangan UMKM, materi kedua yang disampaikan oleh Kartika Putri Kumalasari, SE., Ak., MSA., dosen program studi Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Empat poin utama mengenai pembukuan keuangan sederhana dipaparkan oleh beliau. 

Selaras dengan pemateri pertama mengenai pandangannya terhadap UMKM yang merupakan salah satu penunjang ekonomi negara, Ibu Kartika menyorot penting adanya pembukuan UMKM mengingat masih banyaknya UMKM di Desa Sutojayan yang belum memiliki pencatatan dan pembukuan. "Pembukuan itu penting guna melihat rekap keuangan atas usaha yang dijalankan." Ujar Ibu Kartika.

Membeberkan cara sederhana membuat pencatatan, Ibu Kartika menyampaikan dengan jelas. "Pendapatan ditambah dengan modal usaha dikurangi dengan beban atau biaya yang dikeluarkan sama dengan laba atau rugi adalah cara sederhana mengetahui untung/rugi usaha." 

Poin selanjutnya adalah perbedaan antara pencataan dan pembukuan. Dimana pencatatan dilakukan tiap adanya transaksi dan pembukuan merupakan rekapitulasi atas pencatatan yang dilakukan. Diikuti materi utama yang lain, yakni pemilahan biaya dan sumber pendapatan, serta ikhtisar sederhana untuk keuangan.

Ketegangan pamaparan materi oleh Ibu Kartika bertambah seru diiringi dengan adanya kuis dan doorprize bersama peserta sosialisasi. Hal ini tentu menambah euforia antusiasme para penggiat UMKM dalam mengikuti kegiatan. "Pencatatan atau awal memulai pencatatan memang sangat berat, tetapi jika tetap dilakukan dan dijalankan dengan istiqomah akan menjadi ringan dan mudah. 

Apabila masih belum memiliki pencatatan dan pembukuan hingga saat ini, tidak apa, namun untuk memulai tidak ada kata terlambat." Pesan Ibu Kartika pada penggiat UMKM Desa Sutojayan.

Mengakhiri diskusinya, Ibu Kartika mengungkapkan "Dengan adanya pencatatan dan pembukuan keuangan, kita dapat mengetahui analisa, laba/untung atas usaha yang dijalankan." 

Kegiatan sosialisasi pun berakhir. Ditutup dengan foto bersama dan pembagian sertifikat kepada para peserta sosialisasi.

Doc.TIM PDD KKN-T 32 (Nicholay, Eva, Nafta)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun