Oleh : Ilham Kurniawan, S.IPÂ
(Anak Betino Depati Kepalo Sembah/Depati Simpan Negeri - Suku Ijung Patih Nyadi)
ASAL USUL SEMURUP
Semurup merupakan satu kesatuan wilayah adat dalam Kabupaten kerinci yang dinamakan Pamuncak Tanah Mendapo Semurup yang didalam sistem kedepatian adat kerinci masuk dalam Depati 4, 8 Helai Kain yaitu Depati Kepalo Sembah dari Semurup, Wilayah Semurup Sekarang ini terbagi dalam 3 Luhah Wilayah Adat yaitu Luhah Depati Kepalo Sembah (Rajo Alam) Turunan dari Rio Cayo Koto Payung Semurup Tinggi sebagai Luhah Anak Batino Keturunan Ninek baik, ninek besi, Ninek Suri alam, rabiyah datu, Napil, Â Luhah Rajo Simpan Bumi (Rajo Ibadat) Luhah anak Jantan Keturunan dari Ninek Sangada Dubalang anak laki-laki Ninek Rio cayo dari Koto Payung Semurup tinggi yang memegang lantak Idak guyah kait Idak sekah yang memegang adat bersyandi syarak, syarak bersyandikan Kitabullah.
 Luhah Depati Mudo (Rajo Adat) Merupakan Wilayah Pengembangan dari duo Luhah Keturunan Koto Talang Melindung Syekh Mangkuto sati, Parajinak Sati dan Patih Nyadi yang menikahi perempuan Koto Payung Semurup Tinggi yang memegang adat sebenar adat, Memegang Iku kain Kepalo kain (Karamentang), memegang utas dengan batas Kerat Kudung Gabung Tanah Pancung Sulom Rendam sati pancung Areh andom kudalam disitu tataruh Pisau Kulam yang sebilah, tataruh tembo utan tembo tanah, iku kain Kepalo kain.
Pada awalnya Semurup terbagi dalam dua Luhah Keturunan Rio Cayo yang bermukim sebagian besar Semurup yaitu koto dua lama, koto mudik, dusun balai, dusun gedang, koto diair, dan koto Cayo selanjutnya membentuk dua luhah, setelah itu dibentuk lagi Luhah Mudo maka Semurup menjadi Tigo Luhah Pamuncak Tanah Mendapo Semurup.
Semurup ditunggu oleh banyak Suku yang masih dalam satu Keturunan Satu Payung nan sekaki dalam Keturunan Koto Payung Semurup Tinggi dan Koto Talang Melindung Sedenting bak besi, Seciok bak ayam, Seumpun bak Serai Terendam Samo Basah. Mano utas batas (Wilayah) Kito tigo Luhah Pamuncak Semurup dengan Mendapo tanah Rawang  kudateh Bukit Kepak kubawah ngabi Aceh Setio bayo teruh ke Muaro sekungkung Mati, lpeh Ka Muaro sungai dleh teruh ke balai buratap ijuk koto tuo Mundaki bukit sepunjung truh kekarang manio tatepat gunung bujang jalan teruh ke Betung balarik terjun ke aruh teruh Telun berasap lpeh lubuk buih bertemu Rio mungapai duduk bajuntai Diateh aka bertemu dengan Panglimo Sirah Mato itu tunggu ulu sungai tabir Tasiku gunung berapi (gunung kerinci)  teruh ka gunung tirai embun lpeh bukit hamparan kain teruh ka gunung kuduk Jawi lpeh ke batu sigai kambing bertemu dengan Rajo bungsu bajumbak putih banjanggut merah batulong abang diam lekuk sungai pagu. Terjun Aur purindu jalan teruh ke bukit luncuk badegun ka gunung bungkuk basimpa di koto enau terjun ke Muaro Telang nak Menjelang sungai liguh terentak di Sako Kecik bertemu dengan Datuk Sri Banda Menti limo puluh.Â
Tatkala maso Agi dulu cabikkan sirih tumihkan pinang adolah buat dengan janji Sadu budama Kupalo tupai Sadu Baungko la bakuaw ingat ka pegong Dio nian apolah pegang Kito tigo Luhah Pamuncak Semurup Sadu barunyam kayu kasigi Sadu bakayu kayu kemenyan Sadu bukarau abong pipi Sadu babungo Bungo rampai Bungo setahun sebelas hari itulah pegang Kito nian.
Sapu dengan nunggu bidin belah dayi belah dile gelar Depati kuning kodrat. Depati ngalih bupayung alam ilang dilaman, dengan nunggu sebelah mudik gelar Depati Semurup Sirah mato, Depati Semurup anggonalo, Depati Semurup tanah indropuro, Depati Semurup kara Setio , Depati Semurup ijung karti. Sapu dengan nunggu bidin belah tengah belah dilie gelar bujong pariom putih balom lapa anak urang Rawang koto baru, sapu Menunggu bidin belah mudik gelar ijung pajinak tap, nunggu belah dahat belah dile ijung pajinak putih Baratumbuk Sirijung panjang, urang duduk dipintu gedang urang bujuntai dipintu Kecik kudarat babungo kayu kulembak babungo air belah ile Sirijung panjang belah mudik benso dirajo, belah tengah tempat yadun lpeh kaguguk batungku tigo teruh ka Tebat di lupakan dimundaki batang cemeteh teruh kabukit sarong imau tatepat gunung Maninjau teruh ka ayie nyuhuk kalembak tanah mungguk malintang sikijong tudung ngapuk taretak ka maro sungai mancur Mandaki koto ubi ke koto lalang tatepat gunung bujang teruh ke Betung belarik.Â
Wilayah Kedepatian Semurup selanjutnya dipecah Menjadi dua bagian yaitu Menjadi Wilayah Adat tanah Sekudung Siulak Anjung lain Pusako mencin oleh Pangerang Temengung Muaro masumai (Melayu Jambi), Wilayah Siulak Dipimpin Tiga Depati , Depati Intan, Depati rajo simpan bumi, Depati mangku bumi.Â
 Semurup Kotak yang enam yaitu Koto tengah , koto mudik, koto dayi, koto Datuk, koto Cayo, koto dua. Ditunggu Depati Batigo urang pemangku baduo yaitu Pamangku rajo tuo  dan kaduo Pamangku Kupalo Rajo. Ninik Mamak Paramenti nan selapan yaitu Ijung Pati jadi tuo, Ijung Tuo, ijung panjang, ijung Mamat, ijung mandalo, ijung Kecik, ijung pajinak, ijung karti.
Dari Pengembangan beberapa dusun Semurup Membentuk banyak dusun hingga sampai saat ini Wilayah Semurup secara administratif masuk dalam dua kecamatan yakni Kecamatan Air hangat dan Air Hangat Barat.Â
ASAL USUL KOTO BARU SEMURUP
Pada awalnya Semurup Terdiri dari Dua Luhah yakni Luhah Anak Batino (Depati Kepalo Sembah) dan Luhah Anak Jantan (Depati Rajo Simpan Bumi) Setelah Pernikahan Syekh Mangkuto Sati dengan Salih Manjuto dari Koto Payung Maka terbentuklah Luhah Baru dari Keturunan beliau yakni (Depati Mudo).
Keturunan Depati Rajo Simpan Bumi Menghuni Dusun Gedang/Koto Dua (Luwa), Koto Di Air dan Koto Cayo, sedangkan Keturunan Depati Mudo menghuni Tiga Desa Yakni Koto Datuk, Koto Mudik dan Koto Tengah.Â
Sedangkan Keturunan dari Depati Kepalo Sembah (Ninek Baik, Ninek Besi dan Ninek Suri Alam) Menghuni Dusun Balai, Oleh Ninek Besi dibukalah beberapa dusun untuk keturunan beliau yakni Desa Muara Semerah dan Koto Baru.
Asal Usul Dusun Koto Baru Semurup Merupakan Wilayah Adat Pengembangan Semurup di sebelah hilir Pembukaan Tempat yang baru dari dusun asal disebut Dusun Koto Baru, Koto artinya desa atau sejenis dusun yang ditunggu atau dilatih dibuat oleh masyarakat selanjutnya menetap di daerah tersebut atau juga disebut pertahanan parit pagar negeri. Dalam Adat Kerinci urutan Wilayah yang pertama Taratak, Kedua Koto, Ketiga dusun, keempat Nagari, Kelima Mendapo, keenam pelak yang barajumpuk, katujuh pancalo ke delapan Banja barajilo panjang kesembilan Pungguk.
Pembukaan Wilayah Koto Baru Semurup dibuka dan dihuni oleh Lima Suku Semurup yang disebut Purbukalo nan Limo, Lima Suku tersebut dipimpin oleh seorang Depati Simpan Negeri yang merupakan Ninik Mamak  Paramenti nan Selapan Tigo Luhah Semurup.
DEPATI SIMPAN NEGERI
 Depati Simpan negeri Merupakan Keturunan Ninek Besi (Depati simpan gumi tuo) Menikah dengan Pangeran Temengung Muaro Masumai (Kerajaan Jambi), Depati Simpan Negeri Koto Baru Semurup Menikah dengan anak Depati Hiang hilang dilaman atau ninek Jaburiyah Hiang Menurunkan Seorang anak bernama ijung Jayo Karti (Cikal bakal ds.koto baru) adapun ijung Jayo Karti mengadakan anak 4 orang  sehingga ijung karti empat umah gedang, yaitu umah Indarjati, umah jungkarti, umah salih bujang, umah salih kuning barajato panjang disebut juga umah Depati Hiang hilang dilaman maka koto baru semurup tidak bisa dipisahkan dengan Hiang tinggi dari Ninik Hyang indrajati dan Depati Atur Bumi, Mangku Malano Anak Angkat Depati Simpan Negeri dari Keturunan Ninek Besi Depati Simpan Gumi Tuo Luhah Anak Batino Depati Kepalo Sembah.Â
Suku yang menunggu Koto Baru Semurup yaitu Suku Ijung Karti, Suku Ijung Patih Jadi, Suku Ijung Tibajo, Suku Melano, Suku Ijung SukoLamat. Maka Koto Baru Masuk dalam Luhah Depati Kepalo Sembah dari Pihak Ijung karti, Mangku Malano, Ijung Tibajo, Ijung Sukolamat dan Luhah Depati Mudo dari Ijung Patih Jadi.Â
Ijung Jayo Karti dan Mangku Malano Merupakan Keturunan dari Ninek Besi (Luhah Depati Kepalo Sembah), Suku Ijung Sukolamat dan Ijung Tibajo Merupakan Keturunan Ninek Suri Alam (Luhah Depati Kepalo Sembah).
SUKU IJUNG PATI JADI
Suku Ijung Patih Jadi (Luhah Depati Mudo) Merupakan Keturunan dari Koto Talang Melindung dari Syekh Mangkuto sati dan Salih Manjuto koto payung semurup menurunkan duo orang anak yaitu Parajadi Maharajo atau Ijung Patih Nyadi dan Parajinak Sati atau Ijung Pajinak Bermakam didahat dusun Tinggi cikal bakal Luhah Depati Mudo, Keturunan Ijung Pati jadi Menurunkan dua orang anak Sti Mudo (Depati Mudo) dan Depati Semurup Sirah Mato yang balik ke belui yaitu Depati Semurup tunggu air sekungkung mati, Depati Mudo memiliki Depati nagaro tuo, Depati nagaro naggiri tanah Jambi dukung yang duo Depati Rajo tuo Depati Kepalo Rajo anak yang empat Datuk mengkayu hitam, Datuk dewa nyato, Datuk Menti ilang dilaman, Datuk Panghulu balik ke Siulak Mukai dari Luhah Depati Mudo ini menghuni koto baru, koto tengah, koto Datuk, Maro Semerah, Dusun Kecil, dan Dusun Baru Semurup. Meskipun keturunan dari leluhur yang terawal Luhah ini disebut Luhah Mudo muncullah gelar Depati yg disebut Depati Mudo, Depati Semurup dan pecahannya, Depati Mandalo, Depati nagaro naggiri.Â
Dikoto baru semurup ditunggu Suku Ijung Pati jadi yang memiliki dua orang Depati yaitu Depati nanggaro di Muara Semerah dan Depati nanggaro nanggiri tanah jambi di Koto Baru.
SUKU IJUNG TIBAJO & SUKU IJUNG SUKOLAMAT
Setelah itu Suku Ijung Tibajo yang juga berasal dari Koto Payung Semurup Tinggi Makam beliau di bukit pendung keturunan Ninek Suri Alam Depati Panggar Bumi, Kemudian ditunggu dari Keturunan Koto Payung Semurup Tinggi juga Keturunan Ninek Suri alam Depati Panggar Bumi Ijung Suko Lamat yang memegang Syarak (agama Islam) bermakam dibukit pendung, adiknya Ninik bisu Pergi Meninggalkan Kampung halaman Karena Tidak sesuai dengan Pilihan hatinya disaat dijodohkan selanjutnya beliau hilirkan cerapung bigau menggilirkan batang Merao tertepat beliau di Dusun Semerap (Kec.Keliling danau) dan selanjutnya beliau Menikah disana dan menurunkan beberapa orang Semerap keturunan beliau Makamnya didekat Pasar Semerap.Â
Malano Mangkubumi
Kemudian sebelah dayi koto baru semurup ditunggu Pemangku Mangku Malano Anak angkat Depati Simpan Negeri (Ijung Jayo Karti) sebagai Pemangku Keturunan Ninek Besi dari sejarah Suku-Suku inilah Purbukalo nan Limo yang membentuk dusun bernama Koto Baru Semurup sampai menjadi tiga desa saat ini yaitu Desa Koto Baru Semurup, Desa Air Tenang dan Desa Sawahan Jaya. Dalam Pepatah Khutbah Rajo Semurup disebutkan " Galumpang Pulayang Incung, Koto baru airnyo tenang balubuk Bangko tajam lembut makan tulang sejak dulu sampai sekarang ".Â
Ditulis Oleh : Ilham Kurniawan, S.IP (Suku Ijung Patih Jadi)
Jika terdapat salah tulis sejarah Mohon untuk dimaafkan dan Mohon koreksinyaÂ
Disadur dari Buku Pengajian Adat Luhah Depati Mudo Pamuncak Tanah Mendapo Semurup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H