Mohon tunggu...
Ilham Kurniawan
Ilham Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - ilham kurniawan, S.IP

Pemerhati sosial dan politik, Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta " Orang biasa yang senantiasa menulis Dan belajar ilmu "

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Suku Melayu Tua (Kerinci)

20 Oktober 2020   07:49 Diperbarui: 31 Mei 2021   12:36 3528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Suku Melayu Tua (Kerinci). | dok. pribadi

Oleh: Ilham Kurniawan, S.IP

Indonesia merupakan negara dengan banyak keberagaman budaya, mulai dari suku, adat, ras dan agama dengan banyaknya keberagaman inilah Indonesia menjadi Negara yang memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dari daerah ke daerah lainya. 

Kabupaten kerinci adalah salah satu kabupaten di provinsi jambi. Kerinci ditetapkan sebagai kabupaten sejak awal berdirinya provinsi jambi dengan pusat pemerintahan di sungai penuh. 

Baca juga: Tradisi Suku Melayu Riau

Pada tahun 2011, pusat pemerintahan berpindah ke kecamatan siulak dan kota sungai penuh memisahkan diri dari kabupaten kerinci menjadi daerah otonomi tersendiri yakni kota sungai penuh. 

Nama kerinci berasal dari bahasa tamil yaitu kurintji yang merupakan nama bunga yang tumbuh didaerah pengunungan india selatan karena itu kurintji juga merujuk pada kawasan pengunungan  dan merupakan suku melayu tertua yang mendiami pulau sumatera. Dan paling dekat dengan suku minangkabau dan suku melayu jambi. 

Suku kerinci telah memiliki peradaban yang tinggi sejak zaman nenek moyang. Hal ini dibuktikan dengan kerinci merupakan salah satu dari sebelas daerah yang ada di Indonesia yang memiliki aksara daerah yang dikenal aksara incung. 

Kabupaten kerinci merupakan pusat pariwisata diprovinsi jambi terutama gunung kerinci yang merupakan gunung api aktif tertinggi di Indonesia dengan keindahan, keasrian dan keberagaman budaya didalamnya yang sering diungkapkan dalam semboyan " negeri sekepal tanah surga " yang memiliki keindahan dan penghasil komoditi pertanian seperti teh, padi, kopi, kulit manis, dan sayur-sayuran.  

Selain negeri kerinci terkenal dengan keindahan dan pusat pariwisata juga terkenal daerah terawan konflik. Yang banyak terjadi pada akhir ini konflik  masyarakat batang merangin atau temiai dengan masyarakat pendatang atau peladangan yang memiliki lahan di wilayah batang merangin yang mengakibatkan puluhan sepeda motor terbakar dan konflik yang terjadi masyarakat tanjung pauh dan kumun yang berdampak pada pembakaran rumah dan luka-luka.

Baca juga: Keberadaan Suku Melayu Jambi

Selain mempunyai pesona alam yang indah dengan pegunugan bukit barisan dan danau kerinci, kerinci juga kaya akan budaya dengan beragam keunikan dari setiap wilayah juga peninggalan bersejarah yang masih terjaga dan dilestarikan karena adanya tradisi menyimpan benda pusaka dan merawatnya sehingga sulit sekali melihatnya, peniggalan tersebut dianggap sakral oleh masyarakat yang hanya dikeluarkan dan dimandikan pada acara kenduri sko yang diadakan 5 tahun sekali.

Kerinci dalam dinamika antropologi dan kesukuan merupakan suku yang ulet rajin dan kuat yang memiliki ciri khas rambut lurus, tubuh kekar dan kokoh, kulit kuning dan putih, mata agak sipit. Tradisi suku kerinci pada masa dahulu masih memegang kepercayaan animisme dan dinamisme yang hingga sekarang masih dijumpai sebagaian masyarakat masih mempercayai kekuatan magis dan sangat menghormati roh nenek moyang hal ini dapat kita jumpai pada tradisi tari asek, rentak kudo, niti naik mahligai yang menunjukkan kesaktian diluar kemampuan manusia biasa.

Suku kerinci merupakan suku yang eksis di sumatera merupakan suku melayu tua yang memiliki kebiasaan merantau tidak jarang disetiap wilayah di sumatera dijumpai suku kerinci bermukim dan menetap diwilayah perantau bahkan memiliki perkampungan tersendiri di tanah rantau seperti kampung kerinchi, kampung abdullah hukum dimalaysia, pangkalan kerinci di riau. 

Bahkan disekitaran pelosok provinsi jambi banyak dihuni oleh orang kerinci, hingga suku batin yang meliputi sebagian wilayah kabupaten merangin, kabupaten sarolangun, kabupaten bungo mereka mengangap nenek moyang mereka berasal dari kaki gunung kerinci yang menetap diwilayah mereka. 

Baca juga: Tradisi Tepung Tawar di Lingkungan Suku Melayu

Kebiasaan merantau telah lama dimiliki suku kerinci hambatan dan situasi alam yang terkunci dikelillingi bukit barisan bukan alasan untuk mereka tidak keluar dan merantau ke daerah lain. Kondisi alam tersebut membuat siapa saja sulit untuk masuk wilayah kerinci dengan hutannya yang terkenal angker dengan kondisi hutan hujan tropis. 

Binatang buas seperti harimau sumatera yang banyak berkeliaran membuat sulitnya jalur akses menuju alam kerinci sehingga kerinci dahulu disebut alam kunci yang berarti alam yang terkunci seakan-akan sebuah surga yang tersembunyi dibalik hutan rimba belantara dipedalaman sumatera akan tetapi mereka dapat menaklukkan hutan tersebut dan kebanyakan merantau di malaysia dikarenakan tempat persingahan masyarakat naik haji pada masa dahulunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun