Sejarah dunia senirupa Indonesia pernah melahirkan sejumlah pelukis besar yang kecemerlangan karya-karyanya tidak hanya dikagumi di negeri sendiri, namun juga di banyak negara lain. Salah satu pelukis besar yang lewat sejumlah karya monumentalnya menjejakkan berbagai tapak penting dalam dunia senirupa modern indonesia adalah Basuki Abdullah.
Maestro pengusung gaya naturalis yang  dikenal luas publik indonesia lewat sejumlah lukisan potretnya yang ikonik, seperti lukisan Nyai Roro Kidul, Pangeran Diponegoro, dan sejumlah lukisan wajah pahlawan nasional dan tokoh-tokoh terkemuka dalam perjalanan sejarah dan politik nasional.
Basuki Abdullah merupakan sedikit dari pelukis besar yang karya-karyanya mendapatkan apresiasi dari dalam maupun luar negri, selain itu karyanya tidak hanya jadi karya Istana Negara. Karya nya juga menjadi barang koleksi hamper di seluruh penjuru dunia.
Basuki Abdullah mulanya dikenal dekat dengan presiden pertama RI, mereka sering berdiskusi mengenai kesesuaian lukisan yang di minta oleh Soekarno. Karena karya yang dimiliki Basuki Abdullah biasa di pajang di istana, hal itu yang membuat  lukisannya bisa ke mancanegara
Raden Basuki Abdullah lahir 27 Januari 1915 di Surakarta, Hindia Belanda pada saat itu, saat belia ia sudah menunjukan bakat dan kegemarannya dalam hal melukis. Sejak umur 10 tahun Basuki Abdullah sudah gemar melukis tokoh-tokoh terkenal dari Mahatma Gandhi hingga Yesus Kristus dan Bunda Maria.
Seperti buah yang jatuh tak jauh dari pohonnya, bakat Basuki Abdullah di warisi langsung oleh ayahnya yang merupakan pelukis ternama pada zamannya. Basuki Abdullah juga merupakan cucu dari Dr. Wahidin Sudirohusodo seorang tokoh pergerakan kebangkitan nasional pada awal tahun 1900-an. Maka dari itu Basuki Abdullah tidak hanya berkembang pada bidang melukis saja, tapi seorang yang paham betul dengan bidang politik dan sosial.
Pendidikan formal yang di jalani Basuki Abdullah berada di HIS (Holland Indische School) dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwicjs) di Solo, pada tahun 1933 Basuki mendapat beasiswa untuk mengikut kelas seni rupa di Den Haag, Belanda. Basuki menyelesaikan studinya selama tiga tahun.
Pada masa penjajahan Jepang, Basuki bergabung dengan Putera ( Pusat Tenaga Rakyat). Di dalam Gerakan tersebut Basuki mendapat tugas untuk mengajar seni Lukis, Basuki juga aktif dalam pusat kebudayaan pada masa itu Bersama Afandi, sudjojono dan Otto Djaya.
Berlanjut pada masa Revolusi Kemerdekaan, Basuki Abdullah yang menikah dengan Maria Michel seorang seniman asal belanda memilih untuk tinggal di negara Kincir Angin. Meski tidak berada di Indonesia Basuki Abdullah mengejutkan publik seni Indonesia, sebab pada 6 September 1948 Basuki Abdullah menjadi pemenang pada sayembara melukis yang di adakan pada penobatan Ratu Juliana.
Basuki selain dikenal sebagai pelukis portrait yang handal, Basuki Abdullah juga sering kerap melukis pemandangan, flora, fauna dan tema-tema perjuangan. Selain itu pesanan lukisan sering kali datang dari istana untuk melukis Tokoh-tokoh Pahlawan Nasional mulai dari Pangeran Diponegoro, Cut Meutia, Teungku Cik Ditiro, Sisingamangaraja Dan lain-lain.
Salah satu karya Basuki Abdullah yang paling banyak diminati dan membuat orang penasaran adalah Lukisan Nyai Roro Kidul, lukisan aslinya tersimpan di Gedung agung Yogyakarta dan tidak banyak orang yang bisa melihatnya secara langsung.