Mohon tunggu...
ILHAM
ILHAM Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Funfire

ExLuck

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel Santri Jahiliyah

5 April 2021   06:29 Diperbarui: 5 April 2021   06:32 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

IDENTITAS BUKU

Judul : Santri Jahil Iyah

Penulis : Dzawin Nur

Tahun Terbit : 2017

Kota Terbit : Jakarta

Ukuran : 13 cm x 19 cm

Jumlah Halaman : VI + 180 Halaman

ISBN : 602-978-602-220-213-4

Penerbit : Bukune

Harga Buku : Rp 50.000,00

Buku novel pertamanya sebagai penulis, “Santri Jahil Iyah” terbit pada tahun 2017 dan disambut pasar dengan cukup baik. Alur novel ini membuat pembaca seolah hanyut seperti air mengalir ketika membaca tiap lembarnya. Buku novel ini menceritakan kisah perjalanan Dzawin ketika dari awal di pesantren kelas 7 SMP sampai kelas 12 SMA. Mulai dari keadaan suka maupun duka nya dari setiap kejadian lucu hingga kenakalan nya. Novel ini bisa dibaca semua kalangan karena dikemas dengan cerita komedi didalam nya yang cukup menghibur karena penulis nya yang berlatar belakang seorang StandUp Komedian. Di novel ini juga terdapat pesan-pesan didalam nya yang sangat bermanfaat.

Cerita diawali dengan seorang anak bernama Dzawin Nur Ikram yang lahir di Bogor, 22 Agustus 1991 dengan ibu bernama Rosmaini dan Ayah bernama Kosasih. Pada saat kecil Dzawin sering sekali diajak jalan atau bermain oleh ayahnya, dengan kelakuan ayahnya yang jahil seringkali membuat Dzawin tertawa. Mulai dari menjahili supir angkot hingga Dzawin sendiri yang menjadi korban kejahilan ayahnya. Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, hal iseng yang sering dilihat Dzawin saat kecil dari ayahnya pun menurun kepadanya. Dari mulai sekolah dasar Dzawin sudah dikenal anak yang suka iseng, tetapi dibarengi dengan prestasi nya dikelas.

Dilanjutkan saat Dzawin pertama kali masuk pesantren, ia baru mengetahui ilmu baru bahwa orang yang sedang solat sendirian bisa dijadikan imam dengan cara menepuk pundaknya atau dikenal dengan imam masbuk. Karena rasa pensaran yang tinggi Dzawin pun mencoba hal tersebut dengan cara sengaja terlambat masuk ke masjid untuk sholat berjamaah agar dia bisa mempraktikan nya. Ketika melihat temannya Aldi yang solat sendirian, jiwa iseng dalam diri Dzawin pun muncul, ia langsung menepuk pundaknya dan seketika Aldi langsung melantangkan suaranya untuk membaca Alfatihah, setelah itu bukannya menjadi makmum, Dzawin pun langsung berjalan ke depannya dan menertawakan Aldi karena ia tertipu dengannya.

Cerita diakhiri ketika Dzawin sudah kelas 12 SMA pada saat malam terakhhir sebelum hari kelulusan esok dan semuanya akan pulang kembali kerumahnya masing-masing. Karena senioritas di pesantren nya sangat tinggi, Dzawin yang sudah menjadi senior seringkali mengerjai adik kelasnya yang masih junior. Pada saat dzawin dan temannya melihat adik kelas yang bernama Candra ingin berwudhu, Dzawin pun memanggil dan menyuruh nya untuk sekalian mengambilkan wudhu dua untuk Dzawin dan temannya, dengan polos dan rasa takutnya Candra pun mengiyakan hal tersebut. Dzawin dan temannya pun langsung bersiap-siap untuk segera pergi ketempat wudhu dan ia melihat Candra yang sedang kebingungan, Dzawin pun menanyainya dan Candra bilang dia tidak tau bagaimana cara mengambilkan wudhu untuk orang lain. Seketika Dzawin dan temannya pun langsung tertawa puas karena berhasil mengisengi adik kelasnya.

Kelebihan dari buku Santri Jahil Iyah ini yaitu sangat lucu, menarik, dan banyak pengalaman didalamnya. Ada nilai-nilai keislaman yang terkandung dalam buku ini dan bisa dipelajari para pembacanya. Buku ini memberikan sudut pandang baru terhadap orang banyak yang menganggap bahwa anak lulusan pesantren hanya bisa melakukan hal-hal yang berbau keagamaan. Sekolah pesantren tidak hanya ditujukan untuk anak yang bermasalah, tetapi siapapun yang ingin serius belajar dalam ilmu agama ataupun yang lainnya juga bisa tanpa mempedulikan statusnya.

Kekurangan dari novel ini yaitu terdapat beberapa kata atau kalimat abstrak yang mungkin bagi seseorang yang tidak menyukai komedi dianggap random, tetapi itulah ciri khas atau karakteristik dari komedian yang menulis buku tersebut dalam menyampaikan komedi nya. Dan juga pada bagian awal buku terdapat cerita mengenai masa kecil penulis untuk mengetahui darimana keusilan itu berasal yang setelah itu terjadi timeskip yang langsung mengarah ke kehidupan awal masuk pesantren, mungkin bagian tersebut membuat pembacanya jadi agak sedikit kebingungan.

Dari penilaian yang ditemukan dalam buku ini, “Santri Jahil Iyah” memperlihatkan kisah yang seru dan tidak terduga, tetapi penuh dengan makna. Bagi yang penasaran dengan kehidupan anak pesantren maupun penyuka cerita yang berunsur komedi, buku ini menjadi pilihan yang tepat karena kisahnya yang luar biasa, dari mulai rasa keingintahuan hingga kenakalan yang dibalut sempurna dengan lawakan. Selain itu, buku novel ini juga cocok bagi para remaja sampai orang dewasa yang ingin mencari buku bacaan untuk mengisi waktu senggang nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun