Mohon tunggu...
Ilhamipriyanto
Ilhamipriyanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - traveler, photographer, designer and writers

saya adalah penulis yang menyukai manga japang yang juga penggemar karya dari Hans jaladara.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ninja Kids Born In Pink

1 Desember 2023   22:29 Diperbarui: 1 Desember 2023   23:21 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikan saja shuriken mu, kalau tidak boleh pakai tanto biar aku yang tebas kejahatan dari padanya lagi pula bisa-bisanya dia habisi semudah itu Tabib tua yang minta air padanya. 

melihat demikian ia yang pandai bermain peran pada saudaranya itu, memilih mengangukan kepalanya dan bersumpah demi nama kuil tempat mereka didik sebagai seorang pendekar tidak melakukan hal yang menurutnya sembarang.

ia melangkahkan kakinya dengan menundukkan kepala perlahan mundur tetapi tidak demikian karena seorang yang lewat disekitarnya menolong tabib itu yang masih hidup sehingga kemungkinan dia masih selamat.

Kenapa?

padanya dia melihat kebelakang kerena tahu kalau temanya pergi meningalkan dirinya. dan sepertinya tidak, karena dia memberikan isyarat mengelekan kepalanya sambil memperlihatkan lambang dari clan Ito.

mereka pernah kabur mencuri tali dari kuil yang terpasang sebagai pengikat lonceng saat ujian siswa tingkat akhir karena saudara seperjuangan itu mungkin mau melangang lebih jauh, tapi tidak seharusnya dia lewat jalan panjang naik ini.

Angin pun berhembus dan udara membuat bulu matanya itu bergerak. Tetapi dengan langkah pasti dia menarik tangan temanya itu yang terbawa emosi, tetapi dia berkutat diri dan menyuruhnya untuk menunggu dengan menangkap pergelangan tanganya.

apa yang terjadi tidak demikian bagaimana dengan latihan yang hari lalu kita lakukan bersama ketatnya kemudian. dalam senyum dia mengerutkan kedua matanya dan melihat lagi orang itu yang berjalan mulai menjauh darinya.

Kamu takut apa bagaimana? dengan begitu dia melahan berlari dan mengikuti orang tersebut hingga dia mulai memukul pundak dari orang itu. Tidak diikuti dengan keberhasilannya seseorang itu mengetahui jika dari belakang seseorang mengancam keselamatannya.

Ia menunduk dan melakukan salto setelah itu ia memasang kuda-kuda pada kedua kakinya itu. tapi, tanpa basa-basi dia serang saja kembali tanpa mengunakan senjata, dan baru saja sebelum mulai babak pertama mereka berdua dijatuhkan begitu saja dengan mengunakan tongkat bambu oleh saudaranya yang kemudian memisah perkelahian mereka itu.

berteriak dia menyuruh mereka berhenti tapi temanya bertanya kenapa kamu melakukan itu dia bersalah atas tabib yang dia pukul dan aku melakukan untuk perbuatan kelirunya itu. Meski, saudaranya bilang tidak harus begini juga katanya.

Tapi di bertanya padanya kenapa kamu pukuli tabib itu karena barang kali dia tidak hanya meminta air. lalu dia menjawabnya dia tabib dan mengangu perjalana ku yang terburu-buru dan menurutku sebagai seorang tabib dia memiliki cadangan air dan tidak meminta padaku, apa ruginya temanmu itu?.

kamu boleh pergi kalau begitu!, dengan terhuyun-huyun dia pergi meninggalkan dua orang itu dan berlari cepat sesegera mungkin setelahnya.

saudaranya bangkit berdiri dan berusaha kembali berurusan dengan si orang itu tadi tapi dia dihalangi dengan tongkat bambuya itu dan berkata.

"Yoshi, dia itu orang asing sia-sia saja kamu mengejarnya".

seketika dia lalu mengurungkan niatnya dan kembali kepada tujuan hidupnya siang itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun