Mohon tunggu...
Mayaruchka
Mayaruchka Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ibu rumah tangga

Mempunyai hobby menulis cerita pendek, cerita anak dan sedang belajar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menulis Itu Gampang apa Susah?

9 Mei 2023   06:08 Diperbarui: 9 Mei 2023   07:26 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ceritanya, aku punya teman sesama wali murid kelas 5 SD. Aku memanggilnya Mak  Sarah(bukan nama sebenarnya),karena nama anaknya Sarah.


Tahun lalu aku buka PO untuk pesanan novel solo perdanaku. Ternyata dia adalah salah satu dari beberapa teman yang sangat antusias untuk membeli novelku. Dia pesan 2 eks dan rela menunggu hingga hampir empat bulan sampai buku itu terbit.

Setelah itu hampir setiap bulan aku ikut event NuBar(Nulis Bareng) atau apalah namanya, karena banyak sekali event-event seperti itu, sampai menghasilkan kurang lebih dua belas buku antologi.

Nah, si Mak Sarah ini juga membeli lagi dua buku antologiku dengan judul yang berbeda.

Suatu hari, saat aku mengantar buku itu, dia mengatakan bahwa dia tertarik untuk belajar nulis dan bisa jadi buku seperti yang aku lakukan.

"Mak, Aku mau bikin buku  kaya gini gimana caranya, Mak? Soalnya Aku juga suka nulis-nulis diary gitu di laptop. Sepertinya mudah ya?" katanya waktu itu.

Kubilang, "Coba ikut event antologi aja, Mak. Banyak kok. Ada yang disuruh beli buku minimal satu eks ada juga yang gak wajib beli buku."

"Beli juga ga apa-apa, Mak. Aku mau ya, nanti infokan  kalau ada," katanya.

"Boleh, Mak," kataku.

Beberapa hari kemudian ternyata dia ikut komunitas belajar menulis.

"Mak, minta alamat IG mu dong. Aku mau nge-tag dirimu ya. Ini ada persyaratan buat ikut event nulis. Disuruh nge-tag tiga orang.

"Ok, siap Mak. Ntar aku kirim alamat IG-ku."

Setelah itu aku kirimlah alamat IG-ku sekalian aku kasih dia semangat dan kudoakan semoga lancar.

Selang beberapa jam dia WA lagi, menanyakan beberapa istilah yang dia belum mengerti, seperti ini,

"Mak, premis itu apa? Aku di suruh bikin nih."

"Mak, untuk menghitung jumlah kata pakai aplikasi apa, ya?"

"Mak, out line itu apa?"

"Mak, disuruh belajar PUEBI, apa itu, Mak?"

Sampai akhirnya dia bilang ada tugas di suruh bikin tulisan sebanyak 500 kata.

"Gimana ini Mak, masih 480 kata tinggal dikit lagi, kepalaku dah pusing. Bingung mau nulis apa?" keluhnya.

"kalau Aku baca ceritamu kok, enak ya, Mak.  Bahasanya sederhana dan mengalir, tahu-tahu dah  habis aja Aku baca bukumu," lanjutnya lagi.

Makanya dia tertarik untuk mencoba nulis buku.

Aku mencoba menjawab semua pertanyaanya sesuai dengan kemampuanku. Terus terang aku juga masih belajar juga. Masih banyak sekali yang harus aku pelajari dari dunia tulis-menulis ini.

Beberapa hari kemudian aku tanya lagi via WA,

 "Gimana tugas bikin 500 katanya Mak, udah beres?" Aku pikir pasti udah kelar dong ya.
Ternyata dia jawab apa, " Belum, Mak. Pusing Aku, seharian jadi gak bisa ke mana-mana mikirin tulisan 500 kata ini. Jadi gak ke pasar, mana belum masak, belum nyuci,  belum ini, belum itu," ocehnya.

Aku tertawa. Lalu aku coba kasih saran ke dia.

"Mak, nulisnya jangan pas jam sibuk.  coba deh Mak nulisnya di waktu luang, setelah anak-anak berangkat sekolah, malam sebelum tidur atau sebelum subuh."

Mak Sarah mengiyakan dan besok akan dia coba seperti saran dariku. 

Setelah beberapa hari dia gak WA aku lagi. Semoga aja tugas nenulisnya udah kelar ya.

Ternyata, menulis itu gampang-gampang susah?Apa susah-susah gampang?

Bagaimana menurutmu?

Bekasi, 8 Mei 2023
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun