Ceritanya, aku punya teman sesama wali murid kelas 5 SD. Aku memanggilnya Mak  Sarah(bukan nama sebenarnya),karena nama anaknya Sarah.
Tahun lalu aku buka PO untuk pesanan novel solo perdanaku. Ternyata dia adalah salah satu dari beberapa teman yang sangat antusias untuk membeli novelku. Dia pesan 2 eks dan rela menunggu hingga hampir empat bulan sampai buku itu terbit.
Setelah itu hampir setiap bulan aku ikut event NuBar(Nulis Bareng) atau apalah namanya, karena banyak sekali event-event seperti itu, sampai menghasilkan kurang lebih dua belas buku antologi.
Nah, si Mak Sarah ini juga membeli lagi dua buku antologiku dengan judul yang berbeda.
Suatu hari, saat aku mengantar buku itu, dia mengatakan bahwa dia tertarik untuk belajar nulis dan bisa jadi buku seperti yang aku lakukan.
"Mak, Aku mau bikin buku  kaya gini gimana caranya, Mak? Soalnya Aku juga suka nulis-nulis diary gitu di laptop. Sepertinya mudah ya?" katanya waktu itu.
Kubilang, "Coba ikut event antologi aja, Mak. Banyak kok. Ada yang disuruh beli buku minimal satu eks ada juga yang gak wajib beli buku."
"Beli juga ga apa-apa, Mak. Aku mau ya, nanti infokan  kalau ada," katanya.
"Boleh, Mak," kataku.
Beberapa hari kemudian ternyata dia ikut komunitas belajar menulis.