Indonesia dapat menjadi negara maju yang dibanggakan rakyatnya dan disegani bangsa lain karena Indonesia memiliki generasi muda yang ingin belajar dan ingin maju, yang haus akan prestasi dan memiliki daya juang yang tidak pernah luntur. Indonesia memiliki 65 juta generasi muda yang tidak pernah berputus asa mencitai negerinya - Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Belum usai dengan euforia kemeriahan Asian Games 2018, tetapi pemerintah Indonesia sudah harus disibukkan dengan persiapan menjelang konferensi keuangan bergengsi tingkat dunia, International Monetary Fund - World Bank Annual Meeting yang akan diadakan pada tanggal 12 hingga 14 Oktober 2018 nanti di Nusa Dua, Bali.
International Monetary Fund - World Bank Annual Meeting merupakan pertemuan sektor keuangan yang diadakan tahunan dimana dalam dua tahun pertama pertemuan tersebut wajib diadakan di kantor pusatnya di Washington, DC, Amerika Serikat, dan pada tahun ketiga akan diadakan pada negara anggota yang terpilih.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah konferensi ini merupakan sebuah refleksi bagaimana dunia saat ini telah mengakui kestabilan perekonomian, politik serta keamanan di Indonesia yang merupakan negara middle-income country namun secara konsisten terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan perekonomianya.
Untuk bisa mendapatkan kesempatan penuh kehormatan tersebut, negara yang ingin berpartipasi dalam seleksi pemilihan untuk menjadi tuan rumah pada konferesi tahun ketiga selanjutnya harus mengumpulkan proposal terlebih dahulu dimana setelah itu akan dilakukan inspeksi penilaian secara langsung mengenai kelayakan serta kemampuannya secara selektif.
Artinya, Indonesia yang pada tahun 2015 lalu terpilih dan secara kompetitif juga bersaing dengan delapan negara lain sudah melalui proses yang cukup panjang sehingga panitia telah mengakui kelayakan serta kemampuan negara Indonesia untuk memenuhi semua aspek penting seperti akomodasi, transportasi, kemudahan akses, wi-fi, aspek keamanan, dan hal tekhnis lainya.
Sudah sepatutnya kita berbangga atas prestasi tersebut mengingat kesempatan tersebut mungkin belum tentu kita dapatkan dalam 50 tahun kedepan. Tidak tanggung-tanggung, pemerintah Indonesia bahkan menganggarkan hingga Rp855,5 miliar untuk mengakomodasi pertemuan keuangan terbesar tingkat di dunia ini.
189 delegasi dari seluruh dunia: Sumber Penerimaan Devisa Negara
Secara garis besar dampak positif yang dapat dirasakan dalam jangka pendek bagi Indonesia atas diselenggarakanya pertemuan keuangan terbesar di dunia ini adalah meningkatnya penerimaan devisa negara secara drastis, mengingat bahwa nantinya akan datang 189 delegasi negara anggota IMF dan World Bank, belum lagi perwakilan awak media dari seluruh dunia, diperkirakan pada perhelatan tersebut akan hadir kurang lebih 20.000 wisatawan mancanegara yang menginjakan kaki ke Indonesia, jumlah tersebut secara mudahnya akan memberikan penerimaan devisa sebanyak USD 24 juta atau sekitar Rp 345 miliar lebih.
Perhitungan tersebut berlandaskan dari prediksi akumulasi rata-rata pengeluaran harian setiap delegasi sebesar USD 100 yang didasari dari pengaruh variabel dimana bahwasanya wisatawan yang akan datang merupakan kalangan high profile dikalikan dengan prediksi durasi lama mereka akan tinggal dan jumlah prediksi wisawatan mancanegara yang akan datang.