Sebagai Generasi Z menghadapi pemilu untuk pertama kali merupakan hal yang sangat exited untuk ditunggu. Hal ini dikarenakan ini merupakan event yang hadir lima tahun sekelai. Pada Senin 12 Desember 2023 KPU melaksanakan debat perdana bagi para Capres yang akan maju sebaga Presiden periode mendatang. Capres dan Cawapres yang terpilih terbagi menjadi 3 calon, calon pertama yaitu Anie berpasangan dengan Muhaimin , lalu ada calon ke dua Prabowo berpasangan dengan Gibran, dan ketiga Ganjar berpasangan dengan Mahfud MD.
      Acara dimulai dengan menyampaikan visi dan misi dari masing-masing capres dan dilanjutkan dengan menjawab permasalahan yang telah ditentukan, jawaban yang diberikan oleh para Capres tersebutlah yang menentukan jalan selanjutnya bagaimana, apakahyang disampaikan  capres akan disukai oleh masyarakat atau banyak kontranya dengan masyarakat. Dimana Generasi Z merupakan penyumbang suara terbanyak di periode saat ini.
      Generasi Z dengan pemikiran kritisnya pastinya ingin memilih pemimpim yang dapat membangun Indonesia kearah yang baik untuk kedepannya, yang dimana Generasi Z inilah yang akan meneruskan perjuangan para pemimpin sekarang. Apalagi didukungnya dengan teknologi yang saat ini sedang mengalami peningkatan yang cukup signifikan membuat para Generasi Z berhati-hati dan memilah dalam memilih pemimpin untuk kedepannya.
      Calon presiden yang memiliki komitmen untuk meningkatkan dukungan terhadap kesehatan mental, mengurangi stigma, dan meningkatkan akses ke layanan kesehatan mental akan menarik perhatian generasi Z. Langkah-langkah seperti peningkatan alokasi anggaran untuk layanan kesehatan mental, pembangunan pusat-pusat kesehatan jiwa, dan melibatkan masyarakat dalam kampanye anti-stigma dianggap sebagai kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan emosional.
    Pemimpin yang dapat memahami bahwa tekanan sehari-hari, tantangan perkembangan, dan ketidakpastian masa depan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental generasi Z akan dianggap sebagai sosok yang responsif. Rencana kebijakan yang mendukung program-program pendidikan tentang kesehatan mental di sekolah-sekolah, serta integrasi layanan kesehatan mental ke dalam sistem kesehatan secara menyeluruh, diharapkan dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih peduli terhadap kesejahteraan mental.
      Dalam menangani permasalahan kesehatan mental, calon presiden juga diharapkan menjalin kemitraan dengan organisasi-organisasi non-pemerintah dan pelaku industri di bidang kesehatan mental. Penguatan kolaborasi ini diharapkan dapat memastikan adanya sumber daya yang memadai dan pendekatan yang beragam untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan mental yang dihadapi oleh generasi Z.
      Pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental juga diharapkan tercermin dalam kebijakan-kebijakan terkait pekerjaan dan lingkungan sosial. Calon presiden yang berkomitmen untuk membentuk kebijakan yang memperhatikan keseimbangan kerja-hidup, merespons tekanan pekerjaan, dan menciptakan tempat kerja yang mendukung kesehatan mental diharapkan dapat mendapatkan dukungan penuh dari generasi Z yang mendambakan lingkungan yang memprioritaskan kesehatan mental di semua aspek kehidupan mereka.
      Selain kesehatan mental, Pendidikan yang berkualitas juga menjadi salah satu point yang penting untuk memajukan Indonesia kedepannya, Generasi Z menganggap pemimpin yang menempatkan pendidikan berkualitas dan inklusif sebagai prioritas utama sebagai kunci untuk membentuk masa depan yang lebih cerah. Dukungan mereka tidak hanya mencakup perhatian terhadap infrastruktur pendidikan, tetapi juga pada aspek-inovatif dalam sistem pendidikan.
      Mereka mengharapkan pemimpin yang berkomitmen untuk merangsang inovasi dalam pembelajaran, mengoptimalkan penggunaan teknologi secara efektif, dan menciptakan atmosfer pendidikan yang memacu kreativitas serta keingintahuan. Generasi Z ingin melihat pendekatan pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada peningkatan prestasi akademis, melainkan juga pada pengembangan keterampilan kritis, kreativitas, dan kemampuan yang relevan dengan tuntutan era abad ke-21.
      Generasi Z berharap pemimpin dapat menjamin peningkatan aksesibilitas pendidikan, termasuk upaya mengatasi disparitas akses pendidikan antar wilayah, kelompok sosial, dan ekonomi. Langkah-langkah konkret seperti pemberian beasiswa, program bantuan keuangan, dan keterlibatan masyarakat dalam mendukung dunia pendidikan dianggap sebagai langkah-langkah penting.
      Keberhasilan pemimpin juga diukur dari visinya yang komprehensif dalam mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan. Generasi Z menilai keterampilan seperti pemecahan masalah, kolaborasi, kreativitas, dan literasi digital sebagai keterampilan esensial dalam menghadapi tantangan global yang terus berkembang.