Mohon tunggu...
Ilham Fatahillah Ar Rasyd
Ilham Fatahillah Ar Rasyd Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

profesi apoteker

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Prekursor Aceton

31 Mei 2023   18:11 Diperbarui: 31 Mei 2023   18:27 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 5 April 2010, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 2010
tentang Prekursor. Pada pasal 4 acetone sendiri digolongkan dalam prekursor yang terdapat
pada tabel 2.  Aseton adalah salah satu dari tiga badan keton yang terjadi secara alami di seluruh
tubuh. Ini dapat dibentuk secara endogen dalam tubuh mamalia dari oksidasi asam lemak.
Puasa, diabetes mellitus dan olahraga berat meningkatkan pembentukan aseton endogen.
Dalam kondisi normal, produksi badan keton terjadi hampir seluruhnya di dalam hati dan
sebagian kecil di paru-paru dan ginjal. Produk diekskresikan dalam darah dan diangkut ke
semua jaringan dan organ tubuh di mana mereka dapat digunakan sebagai sumber energi.
 
Potensi Penyalahgunaan Aseton
Angka penyalahgunaan NAPZA/Narkotika di Indonesia mencapai 3.419.188 orang,
dan 27% pengguna NAPZA tersebut dari kalangan pelajar. Penyalahgunaan NAPZA dapat
membahayakan dan memberikan dampak yang serius terhadap fisik, psikis, bahkan dampak
sosial bagi penggunanya. Teman sebaya dapat memberikan dorongan seseorang untuk
menggunakan napza. Salah satu contoh yang dapat disalahgunakan yaitu aseton. Dimana
aseton merupakan zat adiktif yang dapat memberikan efek adiksi (ketagihan) serta
ketergantungan.


Dampak Penyalahgunaan Aseton
1. Pada konsentrasi tinggi, uap aseton dapat menyebabkan depresi SSP, kegagalan
kardiorespirasi, dan kematian.
2. Menghirup sejumlah besar uap aseton dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan
mata.
3. Selain itu dapat memberikan efek pada fisik, psikologis, dan sosial. Seperti melakukan
pekerjaan yang lamban, apatis, kurang percaya diri, sedih, sulit berkonsentrasi, penyakit
mental, antisosial, melakukan tindakan asusila, dan pengucilan sosial adalah konsekuensi
psikologis dan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun