Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surau

22 Desember 2024   11:16 Diperbarui: 22 Desember 2024   11:16 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarmin sudah gundah sejak lama. Sebab, surau tempat dia menjadi imam, tak banyak didatangi orang. Dia heran karena setiap orang memang ada di rumah. Tapi mengapa ketika waktu salat tiba, suraunya hanya diisi segelintir orang.

Dia merasa, tak seperti ayahnya dahulu. Kala ayahnya menjadi imam surau, sangat banyak orang datang ke surau. Bahkan, anak kecil berlarian ke sana ke mari di masa itu. Memang kadang mengganggu, tapi justru anak-anak kecil itu yang kemudian mengenal surau.

Dia berusaha membujuk warga agar meramaikan suraunya. Pelan pelan dia mengungkapkan keinginannya agar warga meramaikan surau ketika salat sudah masuk waktu.

Sarmin bicara tak hanya saat nongkrong di pos kamling. Namun, dia juga sering meminta waktu saat arisan warga. Meminta waktu berbicara tentang jemaah surau.

Tapi tak kunjung banyak yang datang. Mereka yang ke surau hanya pria dan wanita yang sudah uzur. Sarmin merasa ada yang salah dengan warganya.

Sarmin merasa jengkel mengapa orang diajak ke jalan yang baik tak kunjung mau. Sarmin mulai meledak. Di forum warga dia mulai merasa perlu memberi penekanan yang bisa membuat warga menginjak surau.

"Aku heran, apakah banyak orang di sini tak pernah mendengar panggilan azan. Hingga yang menginjakkan kaki di surau hanya segitu-segitu saja," katanya.

Tak ada yang menjawab pernyataan Sarmin. Semua warga diam. Mereka merasa enggan menanggapi hal seperti itu. Pernyataan-pernyataan Sarmin makin hari makin keras. Sebab, banyak orang tak mau meginjakkan kaki ke surau.

"Neraka bagi mereka yang tak ke surau saat dengar suara azan," kata Sarmin sekenanya ngomong karena sudah jengkel dengan warga yang tak juga mau ke surau.

Begitu mulai ada kata neraka, ada warga yang ke surau. Bertambah yang ke surau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun