Kemudian, di RT sebelah, kabar berembus bahwa akan dibangun surau. Ternyata memang benar surau itu dibangun. Warga gotong royong membangun surau. Ketika surau sudah jadi, warga yang datang berjubel.
Bahkan, warga se-RT dari Sarmin ikut ke surau baru. Mereka berduyun-duyun ke surau saat waktu salat tiba.
Sarmin merasa teriris habis melihat banyak jamaah di surau sebelah. Yang lebih telak memukul, menantu dan cucunya juga menjadi jemaah aktif di surau sebelah.
Sejak surau sebelah terus ramai, Sarmin tak lagi bicara neraka. Tak lagi bicara tentang salat berjemaah. Dia lebih sering diam. "Ya Tuhan, apa salahku?" tanya Sarmin berkali-kali dalam hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H