Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menghapus Kotak Kosong di Pilkada

4 Oktober 2024   05:25 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:31 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Kompas.com/andika bayu setyaji)

Ide ini karena saya sendiri tak sepakat dengan kotak kosong. Ide ini juga agar parpol lebih serius untuk mengusung calon. Parpol harus siap menang dan siap kalah.

Jika parpol memang tak mau bertarung, maka di pendaftaran tahap kedua adalah ruang bagi calon perseorangan dengan syarat yang lebih ringan.

Saya meyakini jika begitu maka tak akan ada kotak kosong. Itu sih keyakinan saya.
Kira-kira begitulah idenya.

Dugaan Enggan Tarung

Adanya realitas kotak kosong diduga karena parpol memang enggan bertarung. Parpol tak mau meramaikan persaingan, tapi hanya mau nempel ke calon yang potensial menang.

Kedua, adanya kotak kosong kuat indikasi bahwa kaderisasi pemimpin di parpol gagal. Buktinya dalam rentang waktu lima tahun tak ada calon pemimpin yang diajukan untuk pilkada. Fungsi kaderisasi parpol sangat dipertanyakan saat ada kotak kosong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun