Tidak Sepantasnya Arkhan Kaka Dibully Seperti Itu
Dalam beberapa waktu belakangan, sebagian warganet sudah terlalu berlebihan. Mereka membully Arkhan Kaka. Bukan hanya membully, tapi membully habis-habisan, merendahkan Kaka. Bahkan, ketika perayaan Indonesia juara AFF U19, masih berseliweran mereka yang mencibir Arkhan Kaka.
Tidak perlu saya sebutkan bagaimana mereka mencibir Arkhan Kaka. Tak perlu juga saya ulangi di sini. Kemudian, ada yang juga kesannya mengolok-olok Arkhan Kaka. Dan itu sangat keterlaluan.
Anak dalam masa pertumbuhan, dihujat dengan sangat keras, kasar, dan berulang-ulang, tentu bisa berdampak pada mentalnya. Jadi, saya pikir jika ada pemain yang tidak perform ya penonton kecewa tak masalah. Â Tapi bukan dengan membully secara berulang dan terus-menerus.
Itu bisa mempengaruhi psikologi para pemain. Apalagi ini pemain masih muda. Lama-kelamaan tak nyaman juga dijadikan sansak. Bahkan, dampak bullyan itu bisa sampai bertahun-tahun dan bisa mengerikan.
Coba bayangkan jika anak Anda atau saudara kecil Anda diperlakukan seperti itu. Bagaimana rasanya? Tentu tidak akan nyaman melihat suadara kecil Anda diperlukan seperti itu. Yang melihat saja tak nyaman, apalagi yang mengalami.
Ini jadi pelajaran berharga dari para warganet yang terhormat agar tidak memberikan bullyan yang mengerikan itu. Pelajaran bagi sebagian warganet agar lebih bijak dalam memainkan jempol di media sosial.Â
PSSI Perlu Bergerak
Selain meminta agar sebagian warganet tidak bar bar pada pemain junior, khususnya Arkhan Kaka, saya sendiri berharap PSSI bergerak dan melihat fenomena yang ada. Tak hanya Arkhan Kaka, tapi semua pemain junior di timnas, jika memang kena serangan mental luar biasa, maka PSSI perlu bergerak lebih cepat.
Entah mendatangkan psikolog atau entah bagaimana. Agar nantinya, mereka situasi pembulian bisa diminimalisir dampaknya. Apalagi mereka adalah pemain yang masih muda. Mereka masih memiliki jalan yang panjang.
Jangan sampai mereka layu sebelum berkembang karena teror sebagian warganet yang sudah kebablasan. Jika sampai layu sebelum berkembang, yang rugi ya timnas Indonesia. Sebab, mereka menjadi aset yang akhirnya turun kualitasnya karena bullyan.
Peran Klub
Selain itu, peran klub juga penting untuk menjaga mental para pemain muda. Sebab, kesehariannya mereka bermain di klub. Mereka akan berinteraksi di klub. Maka, ketika ada pemain yang turun performanya, klub akan kena dampaknya.
Jadi, klub juga memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas mental pemain, khususnya para pemain muda. Bahkan, intensitas peran klub bisa lebih besar karena pemain akan lebih banyak di klub daripada di timnas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H