Hanya saja, para pemain diaspora Maroko ini seperti bukan orang Eropa karena namanya memang masih berbau Maroko. Bahkan jika hanya melihat namanya saja, maka akan mengira mereka adalah orang yang lahir dan besar di Maroko.
Fenomena Maroko ini tentu bukan fenomena tunggal. Beberapa negara lain telah memanfaatkan diasporanya untuk bermain di timnas. Dan hal itu dibolehkan.
Filipina malah jauh lebih dahulu memanfaatkan diasporanya. Maka, jika Indonesia kini memanfaatkan para diaspora, ya memang dunia sepak bola bergerak ke sana.
Tinggal bagaimana, para diaspora itu bisa mendorong secara langsung atau tidak langsung agar sepak bola dalam negeri bergeliat lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H