Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tanpa Gubernur Incumbent, Pilkada Jateng Bakal Seru

17 Juli 2024   05:37 Diperbarui: 17 Juli 2024   16:56 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pilkada. (KOMPAS.com/FITRI R)

Tanpa gubernur incumbent, pilkada Jawa Tengah atau Jateng bakal seru.  Kandidat bertarung menjadi gubernur tanpa harus berhadapan dengan gubernur incumbent.

Ganjar Pranowo sudah tak bisa lagi maju di Pilkada Jateng. Sebab, sesuai aturan dia memang tak boleh lagi mencalonkan diri sebagai gubernur karena sudah dua periode memimpin Jateng.

Ganjar memimpin Jateng pada periode 2013-2018 dan 2018-2023. Di periode pertama, Ganjar didampingi oleh kader PDI Perjuangan yang mantan Bupati Purbalingga yakni Heru Sudjatmoko. Di periode kedua, Ganjar didampingi politikus PPP yang juga putra dari almarhum KH Maemun Zubair yakni Taj Yasin.

Ketika Ganjar tak lagi ada di pusaran kontestasi, maka persaingan kandidat bakal seru. Beberapa nama mencuat ke permukaan. Bahkan di beberapa tepi jalan, baliho mereka terpampang sangat jelas.

Mulanya salah satu yang mengawali sebagai kandidat adalah Dico Ganinduto. Dico adalah Bupati Kendal, suami dari artis Chacha Frederica, dan anak dari Dito Ganinduto yang merupakan politikus senior Golkar.

Kemudian muncul wacana Dico digandengkan dengan Raffi Ahmad, sang pesohor dari dunia entertainment. Dico-Raffi malah sudah nongol di sebuah baliho.

Namun, nama Dico mundur pelan-pelan. Pasalnya Golkar bakal mengusung Ahmad Luthfi, Kapolda Jawa Tengah. Baliho jenderal bintang dua tersebut sudah terpampang di banyak titik di Jawa Tengah.

Luthfi memang belum secara gamblang mau maju ke kontestasi Gubernur Jateng. Tapi dengan baliho sebanyak itu, sepertinya tinggal menunggu kendaraan saja.

Belakangan, baliho tak hanya bergambar Luthfi seorang. Kini sudah muncul baliho Ahmad Luthfi-Taj Yasin. Tapi sampai sekarang, selesai beribadah haji, belum ada statemen resmi dari Taj Yasin.

Selain Ahmad Luthfi, nama yang cukup gencar bersosialisasi adalah Sudaryono. Lelaki yang belum berumur 40 tahun itu gencar menyosialisasikan diri.

Mas Dar, begitu biasa disapa adalah Ketua Gerindra Jawa Tengah. Dia juga mantan ajudan pribadi Prabowo Subianto. Mas Dar, tak bisa dilepaskan dari kemenangan Prabowo di Jateng kala pilpres lalu.

Sekalipun muda dan awalnya tak menggema, baliho Sudaryono sudah di mana-mana. Dia menjadi salah satu kontestan yang serius menuju Jateng Satu. Sudaryono belum setahun menjabat Ketua Gerindra Jateng.

Bahkan survei terbaru IDN menyebutkan bahwa elektabilitas Ahmad Luthfi adalah 13,5 persen dan Sudaryono 9,6 persen. Saat ini keduanya bersaing ketat.

Kemudian ada juga nama Kaesang anak dari Presiden Jokowi. Namun, sampai saat ini tak terlalu jelas, mau ke mana Kaesang akan bertarung. Apakah di Jateng atau di Jakarta.

Yang juga belum muncul secara massif adalah jagoan dari PDIP. Tak bisa dipungkiri, Jateng adalah kandang PDIP. Sekalipun kalah di Pilpres pada wilayah Jateng, PDIP tetap jawara di Jateng untuk pileg.

Dari 120 kursi di DPRD Jateng, PDIP mendapatkan 33 kursi. Artinya lebih dari 20 persen. PDIP dengan begitu, bisa mengusung calon tanpa harus berkoalisi.

Nama yang ada di puncak kandidat dari PDIP adalah Hendrar Prihadi atau yang akrab disapa Hendi. Dia adalah mantan Wali Kota Semarang yang kini jadi Kepala LKPP.

Jika Hendi sampai maju di Pilkada Jateng, maka kontestasi akan makin ketat. Hendi tentu saja memiliki basis suara yang kuat di Semarang, ibu kota Jawa Tengah. Selain itu mesin politik PDIP di luar Semarang akan memberi sumbangan suara bagi Hendi.

Untuk saat ini memang Ahmad Luthfi dan Sudaryono yang berada di atas. Tapi bisa saja peta akan berubah ketika PDIP mengusung calon.

PDIP tentu tak akan mau kalah kali kedua di Jateng. Sudah kalah di pilpres, masa mau kalah lagi di Pilkada Jateng? Tentu mereka akan mati-matian mengamankan Jawa Tengah agar tetap jadi kandang banteng.

Tapi jangan remehkan Ahmad Luthfi atau Sudaryono. Jika keduanya maju dan ada tiga poros di Pilkada Jateng, pertarungan bakal seru.

Ahmad Luthfi sudah mengakar di Jawa Tengah. Sebab dia sudah lama berdinas di Jawa Tengah. Sudaryono adalah putra asli Grobogan dan tak bisa dianggap enteng. Kurang setahun di Jateng, Sudaryono sudah populer.

Sepertinya, dibanding dengan Jawa Barat dan Jawa Timur, Jateng bakal lebih seru. Alasannya tentu saja karena Jateng tak ada gubernur periode sebelumnya di pilkada. Sementara, di Jawa Timur, Khofifah masih bisa berkompetisi. Di Jawa Barat Ridwan Kamil juga masih bisa berkompetisi. Diketahui, tiga provinsi itulah yang secara signifikan bisa mengubah peta politik elektoral nasional karena memiliki jumlah penduduk yang melimpah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun